Slider[Style1]

Style2

Style5

Style4

Tuhan Memerlukannya


(Markus 11:1-11)

Enam hari menjelang kematian-Nya, Tuhan Yesus masuk ke kota Yerusalem dengan disambut dan dielu-elukan layaknya seorang raja. Mengapa Tuhan Yesus memilih mengendarai seekor keledai, dan bukannya seekor kuda perang yang gagah layaknya seorang raja yang baru saja menang perang atau seekor unta layaknya seorang raja dengan segala kemegahannya?

Tuhan Yesus sengaja mengendarai seekor keledai karena Ia hendak menggenapkan apa yang sudah dinubuatkan oleh nabi Zakharia 500 tahun yang lalu (Zakharia 9:9) tentang kedatangan Mesias Sang Raja yang dijanjikan kepada bangsa Israel dengan mengendarai seekor keledai beban muda. Setelah sekian lama, Yesus beberapa kali menghindar dipublikasikan kepada orang banyak, ini saatnya untuk pertama kali Ia menyatakan diri di depan umum bahwa Dialah Mesias, keturunan Daud yang dijanjikan itu.

Dengan mengendarai keledai, Tuhan Yesus menghapuskan konsep yang salah tentang Mesias yang selama ini melekat pada setiap orang Yahudi bahwa Mesias itu seorang Raja yang akan menyingkirkan penjajah Romawi dengan kekuatan angkatan perangnya. Sebaliknya, Tuhan Yesus mau menyatakan bahwa Mesias justru datang membawa damai antara Allah dan manusia.

Sangat menarik, Allah memilih menggenapkan rencana-Nya dengan melibatkan seekor keledai, dimana binatang keledai itu melambangkan kebodohan/ kedunguan, kemiskinan, kesederhanaan. Jika Allah dapat memakai seekor keledai dalam rencana-Nya, maka Ia pasti juga dapat memakai kita, bahkan Tuhan “memerlukan” kita. Bagaimana seekor keledai dapat layak dipakai untuk melayani Raja di atas segala raja dan bagaimana kita juga bisa dipakai melayani Dia?

1.) Dipilih
Ketika Tuhan Yesus sampai di sebuah kota dekat Yerusalem, Ia mengutus 2 orang murid-Nya untuk mengambil seekor keledai muda dalam keadaan tertambat di suatu tempat, dan mereka menemukan keadaan persis seperti yang Tuhan Yesus katakan. Artinya, keledai yang itu, bukan yang lain, yang Tuhan mau pakai. Bahkan sejak 500 tahun yang lalu, keledai yang itu juga sudah dinubuatkan untuk dipakai oleh Tuhan. Untuk seekor keledai saja, Tuhan sudah pilih keledai mana sejak 500 tahun yang lalu. Apalagi untuk melibatkan seseorang dalam pekerjaan besar membangun kerajaan Allah, Allah pasti memilih Anda sejak dahulu kala. Apa perasaan Anda ketika mendengar kebenaran ini? Sungguh sebuah kehormatan! Yoh 15:16: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Aku yang memilih kamu..”

2.) Dikuduskan
Alkitab mencatat bahwa keledai itu adalah keledai yang belum pernah ditunggangi orang. Dalam tradisi Alkitab pada jaman itu, seekor hewan yang akan dipersembahkan, hewan itu memang dikhususkan untuk jadi hewan korban, tidak akan digunakan untuk kepentingan yang lain (Bil 19:2; Ul 21:3; 1Sam 6:7). Sebelum Tuhan Yesus menaikinya, murid-murid-Nya mempersiapkan keledai itu dengan mengalasi punggungnya dengan pakaian mereka. Jika kita mau dipakai Tuhan, kita harus kudus, bahkan Tuhan perlu menguduskan kita dari hal-hal yang tidak berkenan supaya tetap layak dipakai oleh Tuhan.

3.) Dipercaya
Keledai itu berjalan di atas pakaian-pakaian yang dihamparkan oleh orang banyak, tetapi keledai itu harus menyadari bahwa itu bukan untuknya tetapi untuk Tuhan yang memakainya. Jangan mencuri kemuliaan Tuhan! Apapun yang kita miliki dan kita bisa adalah dari Tuhan dan kita kembalikan untuk kemuliaan Tuhan, tidak usah sombong! Kita hanya dipercaya memainkan sedikit peran kita dalam pekerjaan Allah yang besar dan mulia.

Oleh: GI. Susanna Setiawan

Yudas Iskariot "Dekat Tapi Sesat"


(Matius 27:1-10)

Yudas Iskariot adalah orang yang sangat beruntung. Ada beberapa alasan, karena:
1. Dia dipilih secara pribadi oleh Tuhan Yesus untuk menjadi seorang rasul.
2. Dia hidup bersama Tuhan Yesus selama 3 tahun lebih.
3. Dia ditunjuk untuk menjadi bendahara.

Ada 2 teori mengenai pertanyaan: “Mengapa Yudas mengkhianati Yesus?”
Teori karena Yudas tamak (cinta uang)

Teori Yudas memiliki kepentingan “mesias politik”
Kemungkinan teori yang dapat diterima adalah teori mengenai kepentingan politik. Sesungguhnya yang menjadi akar dari dosa Yudas ialah Yudas memaksa Tuhan untuk melayani kepentingan atau agenda pribadi dia (domesticating God).

Ada perbedaan antara Petrus dan Yudas. Cara Yudas “menyelesaikan masalah”: Membiarkan dirinya dihancurkan oleh rasa bersalah dan lari dari tahta pengampunan Tuhan. Yudas akhirnya mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri.

PERTANYAAN MENDESAK bagi setiap kita:
1.) Apakah motivasi Saudara dalam mencintai Tuhan dan rajin beribadah?
Yudas dekat dengan Yesus selama 3 tahun lebih, tetapi Yudas memiliki motivasi dan “agenda pribadi” selama dia mengikut Yesus. Apakah kita benar-benar hanya mencintai pribadi-Nya ketika kita kita berkata bahwa kita mengasihi Dia?

2.) Apakah Saudara sudah di dalam keselamatan?
Jika dihadapkan pertanyaan, apakah Yudas diselamatkan? Jawabannya: Tidak! Namun, apakah artinya Yudas kehilangan keselamatannya? Jawabannya juga tidak! Mengapa? Karena seumur hidupnya ia tidak pernah menerima keselamatan dari Tuhan. Faktanya memang menunjukkan bahwa Yudas hidup bersama dengan Tuhan Yesus selama 3 tahun lebih. Ia bahkan melihat sendiri kuasa Tuhan Yesus dan mendengar sendiri pengajaran Tuhan Yesus. Namun, kedekatannya dengan Tuhan tidaklah otomatis memberikannya keselamatan. Ia mengikuti Tuhan Yesus secara fisik namun tidak secara hati. Yudas memang tidak pernah sungguh-sungguh berkomitmen mengikuti Tuhan Yesus sebagai murid yang sejati, walaupun secara lahiriah ia sibuk mengikuti dan menaati Tuhan Yesus. Keaktifan kita terlibat dalam hal rohani atau sudah lama menjadi orang Kristen bukanlah bukti utama bahwa kita murid Kristus yang sejati!

3.) Apakah Saudara memiliki pertobatan yang sejati?
Pertobatan yang sejati tidak cukup berhenti pada rasa bersalah, tetapi bagaimana mengambil keputusan untuk kembali kepada Bapa, itulah pertobatan yang sejati.

4.) Apakah Saudara “menjual” Tuhan Yesus demi hal lain dalam hidupmu? Pengertian “menjual” Tuhan Yesus, dapat diartikan kita rela mengorbankan atau menomorduakan Tuhan demi “sesuatu” atau hal lain. Hal itu bisa karir/ pekerjaan, nilai studi Anda, memilih jodoh/ pasangan, dsb.

Oleh: GI. Jimmy Setiawan

“Yakub: Si Cacing Yang Menjadi Pengirik Bukit”


(Yes 41:14-15)
Yakub adalah seorang yg ulet luar biasa. Sejak lahir ia telah menunjukkan kekuatannya untuk mengubah nasib hidupnya (si bungsu yang mau jadi si sulung, dengan menarik keluar kembarnya).
Demikianlah Yakub besar menjadi seseorang yang selalu berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya dengan tangannya sendiri. Sesungguhnya Inilah Kegagalan manusia yang utama:

Kemandirian dan percaya diri adalah dosa manusia terbesar. Dalam hidup ini, kebanyakan kita sama dengan Yakub.

Allah tidak bisa memakai orang yang andalkan diri sendiri.
Ada beberapa kejadian dalam Alkitab yg menmceritakan bagaimana Yakub dipaksa oleh Allah menjadi seperti cacing yg meliuk-liuk tak berdaya. Itu sebabnya Tuhan membentuk Yakub melewati pergumulan hidupnya, hingga ia layak dijadikan bapa bangsa Israel.

MOMEN PERUBAHAN I Yakub (Kej 28:16-22)
Karena kelicikkan Yakub, Esau marah, sehingga Yakub melarikan diri karena tak bisa andalkan kekuatannya untuk hadapi kakaknya yang perkasa. Di saat itulah, Yakub mulai merasa butuh Tuhan. Melalui peristiwa Betel, Yakub merasa perlu Tuhan, saat tidak ada yg dapat diandalkan. Dari nasar Yakub, ternyata ia belum meletakkan Allah ayah dan kakeknya sebagai Allah pribadi dia. Namun kelak Yakub menepati nazarnya di kemudian hari. Juga lahir nazar ketiga dari Yakub: persepuluhan.

MOMEN PERUBAHAN II Yakub (Kej 34:9-11)
Kini Laban pamannya sendiri yang mau mencelakakan dia. Dan saat mau pulang ke rumahnya, Esau telah siapkan 400 orang untuk menghadang dia,. Yakub telah telah seperti seekor cacing yg meliuk-liuk di atas debu. Yakub sadari siapa dirinya, cacing yg tak berdaya (32: 9-12). Dalam ketakutannya itulah, dia akhirnya bergumul bersama Allah. Pada saat itulah Allah bergabung dengan Yakub untuk meratakan gunung dan lembah. Tuhan sedang membentuk Yakub.

Pembentukan Tuhan, apa artinya ?
Dihancurkan keangkuhan, kesombongan diri, kekuatan yg jadi andalan kita hingga kita mengakui ketidak berdayaan kita dan bergantung kepada Allah. Di Yabok (tempat pengosongan), Yakub dihancurkan otot pangkal pahanya oleh Allah. Otot pangkal paha melambangkan otot terkuat yang dimiliki manusia. Sejak itu Yakub mungkin harus berjalan terpincang-pincang, bahkan malam itu mungkin ia harus berjalan disangga tongkat. Namun di tengah kelemahannya, justru kekuatan Tuhan menjadi nyata. Sejak hari itu, Yakub tidak lagi andalkan kekuatan dirinya. Ia sudah kapok mengatur hidupnya sendiri, ia berserah pada pengaturan Tuhan. Dari cacing kecil, menjadi pengirik gunung. Perhatikan bahwa berkat Abraham digenapi dalam diri Yakub. Cacing yg dipakai Allah luar biasa.

Tuhan adalah Allah yang dapat dipercaya.
Tuhan telah melakukan semua perkara bagi Yakub, Esau sudah ditangani Allah terlebih dahulu dilembutkan hatinya pada saat Yakub pulang ke rumahnya. Yakub mengalami pembentukan Tuhan dengan cara yg keras. Berbahagialah kita yang menghancurkan ego sendiri, tanpa perlu mengalami krisis kehidupan terlebih dahulu. Sadari bahwa kita ini cuma cacing. Kita membutuhkan Tuhan.

Tuhan Yesus menjadi contoh yang sangat baik. Ia adalah pribadi yang maha kuat, maha bijak, maha dahsyat. Namun Ia senantiasa mengandalkan Bapa-Nya. Di Getsemani, Ia ambil waktu berdoa untuk menghadapi tantangan hidup-Nya. Apakah kita merasa lebih kuat dari Tuhan Yesus? Di masa Pra Paskah ini, sadari siapa kita di hadapan “raksasa dunia” ini. Jika dosa Yakub menjadi dosa kita, akui dan bertobatlah dan terimalah kasih pemeliharaan Bapa yang sempurna.


Oleh: GI. David Purnomo


Salomo Si Bijak Yang Bodoh


(1 Raja-Raja 11:1-13)

Alkitab menuliskan bahwa Salomo adalah Raja yang besar (1 Raja-raja 4:21-34; 6)
Salomo besar dalam kekuasaan
Salomo besar dalam kekayaan
Salomo besar dalam kebijaksanaan
Salomo besar dalam kehormatan

Namun, di akhir hidupnya Salomo mengalami kemunduran rohani yang besar!
Ia melanggar perintah Tuhan (ayat 1-2)
Ia lebih mementingkan hawa nafsunya (ayat 3).
Ia menyalahgunakan kekuasaan (ayat 7-8).
Ia tidak mengutamakan Tuhan (ayat 4-6).

Adapun pelajaran praktis bagi kita belajar dari kegagalan Salomo:
Permulaan yang baik tidak menjamin akhir yang baik.
Semua pemberian yang indah dari Tuhan dapat disalahgunakan
Kompromi terhadap dosa kecil akan membawa kita pada dosa yang lebih besar.
Dosa akan mendatangkan pendisiplinan Allah.
Anugerah Allah selalu tersedia bagi anak-anak-Nya yang berdosa.
Yang terpenting adalah hati yang sepenuhnya mengasihi Tuhan!


Oleh: GI. Jimmy Setiawan

Bijak Soal Uang

“Jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir,…” (Ulangan 8:14)

Segala hal yang kita perbuat di dalam hidup ini hendaknya dipimpin oleh hikmat, hingga akhirnya kita bisa membuat perhitungan yang matang dan akhirnya bisa melangkah dengan bijak. Demikian juga halnya soal bagaimana mengatur uang kita. Pengaturan uang tanpa pertimbangan yang bijak hanya akan menimbulkan kesulitan pada diri kita sendiri pada akhirnya.

Dalam buku Using Your Money Wisely, Larry Burkett memberikan pedoman-pedoman untuk dapat mengatur keuangan kita dengan bijak. Salah satu pedoman yang diberikan oleh Larry Burkett yang cukup menarik adalah hati-hati dengan kesombongan kita. Jika kita terjebak dengan kesombongan, bisa-bisa kita sedang membuka celah bagi hancurnya atau morat-maritnya keuangan kita sendiri.

Biasanya jika seseorang sudah merasa sukses dan merasa jadi orang kaya, pengaturan uang tidak sebijak seperti dulu, yaitu ketika orang tersebut masih harus bergumul soal kebutuhan hidup. Orang yang terjebak dengan kesombongan dan merasa dirinya sudah kaya akan menggunakan uangnya lebih berani dan lebih sembrono. Selain itu, biasanya gaya hidupnya juga meningkat, dengan demikian otomatis pengeluarannya juga meningkat. Lebih menyedihkan lagi, uang atau kekayaan yang dimilikinya digunakan untuk hal-hal yang berbau dosa dan untuk memuaskan keinginan dan kepentingan pribadi.

Banyak orang yang memiliki kekayaan begitu berlimpah, namun sedikit orang yang bisa mengelolanya dengan bijak. Mereka yang tidak bisa mengelola keuangan dengan bijak, lebih rentan menjadi hancur di waktu yang akan datang, sebaliknya mereka yang bisa mengelola keuangannya dengan bijak justru akan dipercayakan berkat yang lebih besar lagi oleh Tuhan. Ingatlah bahwa dosa keuangan tidak berbicara mengenai besar kecilnya jumlah uang yang kita miliki, tetapi bagaimana kita bisa mengelola keuangan kita. Bagaimana cara kita mengatur keuangan kita selama ini? Ingatlah kita hanya “bendahara”nya Allah dalam hal keuangan untuk Kerajaan Allah.

Bukan soal banyak atau sedikitnya uang yang dimiliki, tetapi bagaimana kita bisa mengelola keuangan dengan bijak.

Yesus Dan Dunia Usaha (LUKAS 5:1-11)

Teks yang kita baca memberikan kepada kita tiga hal, bagaiman campur tangan Yesus dalam dunia pekerjaan dan bisnisnya anak-anak Tuhan.
1.) Yesus melihat... (Ay.2)
Apa yang Yesus lihat? Bukan bait Allah dan orang-orang yang siap dengar khotbah, tetapi perahu dan nelayan. Yesus tidak hanya peduli dengan apa yang terjadi dalam gedung gereja dan kebaktian, tetapi juga dunia pekerjaan. Bagi Yesus dunia rohani dan pekerjaan tidak bisa dipisahkan. Ketika Yesus melihat perahu dan nelayan ada dua hal:

A. Penghiburan
Yesus peduli dengan setiap kesulitan dan pergumulan anak-anakNya dalam dunia pekerjaan. Dia melihat sampai sekarang juga melihat. Firman Tuhan memberikan janji penghiburan kepada mereka yang dilihat Tuhan (Mazmur 10:14).

B. Peringatan
Jika Yesus melihat, ini juga bisa menjadi suatu peringatan bagi anak-anakNya. Jangan sampai didunia pekerjaan anak-anak Tuhan jauh lebih keras dan kejam, curang, malas, bahkan tidak adil daripada orang dunia. Ingat peringatan ini (Mazmur 17:2-4).

2.) Tuhan Menaiki... (Ay.3)
Menarik sekali, ketika Yesus menaiki perahu itu dan di atas perahu itu Yesus menyampaikan kebenaran Firman Tuhan. Yesus bisa memakai dunia pekerjaan untuk menjadi mimbar dimana orang bisa mengenal Tuhan dan kebenaranNya. Dunia pekerjaan bahkan bisa jauh lebih efektif dalam pemberitaan Firman. Tetapi semuanya ini bisa terjadi karena respon Petrus yang tepat. Ketika penulis mencatat bahwa Yesus menaiki salah satu perahu dari dua perahu yang ada, penulis ingin menggambarkan respon Petrus secara rinci.
A. Petrus mendahulukan Tuhan ketimbang kepentingannya sendiri.
B. Petrus sabar menantikan waktu Tuhan untuk memberkati pekerjaannya.
C. Petrus murah hati ketika diberkati dia juga bagikan berkat-berkat itu kepada perahu yang lain, sekaligus dengan sikap ini kapalnya tidak tenggelam.
Akibatnya, Petrus bukan saja dapat berkat bisnis yang besar tetapi berkat yang luar biasa: tahu akan dirinya (saya adalah orang berdosa) sehingga tidak perlu ada yang disombongkan dan tahu Yesus (Dia bukan sekedar guru tetapi Tuhan). Menjadikan Petrus tidak tinggi hati ketika diberkati melainkan rendah hati.

3.) Tuhan Memanggil... (Ay.3)
Jika Tuhan berhenti sampai dengan memberkati Petrus, maka yang bisa terjadi berkat itu lebih penting daripada Tuhan yang memberi berkat. Jangan sampai berkat keuangan dan keberhasilan menjadi mamon dan Tuhan akhirnya menjadi budak, itulah sebabnya Yesus memanggil mereka. Mengikuti si “pemberi berkat” jauh lebih berharga daripada “berkat” itu sendiri.

Oleh: Pdt. Hengky Setiawan

Panduan Memasuki Masa Pra Paskah

Syalom,

Sebentar lagi kita akan memasuki masa Pra Paskah (Lent) yang berlangsung selama 46 hari, dimulai dari tanggal 9 Maret sampai 23 April. Masa Pra Paskah adalah suatu periode penting bagi kita untuk merenungkan kembali secara mendalam akan dosa-dosa kita selama ini, terutama kebiasaan/ ikatan dosa yang masih mengganggu kerohanian kita. Tujuan akhirnya adalah supaya Roh Kudus menumbuhkan lagi semangat penyerahan diri, roh pertobatan, dan komitmen hidup baru di dalam diri kita.

Selama masa Pra Paskah, kita akan melakukan doa puasa. Melalui puasa, kita menyadarkan diri sendiri bahwa kita hanya dan harus bergantung kepada Tuhan bila ingin menang dari dosa. Jenis dan berapa jam puasanya berpulang ke masing-masing pribadi antara lain seperti: berpantang makanan, tidak makan daging, menonton televisi, browsing internet, main games, shopping, chatting via blackberry, atau apapun sesuai dengan tuntunan Tuhan di hati Saudara.
Silakan konsultasi dengan PKS atau hamba Tuhan untuk menemukan model puasa yang tepat bagi diri Saudara. Yang pasti, kita berpuasa hanya pada hari biasa saja. Hari Minggu kita tidak berpuasa. Itu sebabnya masa puasa kita hanyalah 40 hari karena tidak menghitung hari Minggu.

Untuk mendampingi puasa, komsel akan melakukan doa syafaat secara bergiliran di gereja setiap harinya pada jam 19.00 WIB. Jadwal komsel yang berdoa akan diberikan kepada Gembala Sel masing-masing.
Masa Pra Paskah akan dibuka dengan ibadah Rabu Abu, 9 Maret, jam 19.00 WIB. Kemudian seri khotbah “Dosa Tokoh Alkitab” akan mengisi mimbar kita. Kita akan belajar dari kegagalan tokoh Alkitab seperti Simson, Salomo, Yakub, Daud, Kain, dan Sara. Masa Pra Paskah akan ditutup dengan rangkaian ibadah yaitu:

- Kamis Putih (Perjamuan Kudus), 21 April, jam 19.00
- Jumat Agung, 22 April, jam 08.00 dan 10.00
- Minggu Paskah, 24 April, jam 08.00 dan 10.00
- Konser Paskah, 24 April, jam 18.00

Demikianlah panduan ini disampaikan. Selamat memasuki masa Pra Paskah. Selamat menghampiri tahta kasih karunia Allah dan mengalami pembaharuan hati! Amin.

Oleh: GI. Jimmy Setiawan (Gembala Ibadah)

Sikap Atas Kekayaan (I Timotius 6:6-12, 17-19)


Gereja sering membuat pemisahan untuk tidak berbicara masalah keuangan di dalam gereja. Seolah-olah tabu untuk berbicara masalah keuangan. Padahal uang adalah hal yang riil dalam kehidupan orang percaya. Sebaliknya gereja lain membesar-besarkan masalah keuangan bahkan menganggap kekayaan dan kesuksesan merupakan hal yang normatif bagi orang percaya. Beberapa keyakinan kita mengenai kekayaan berdasarkan Alkitab:
1.) Kaya = boleh, Sangat kaya = tidak apa-apa, Kaya = membawa manfaat
Ada orang kaya yang benar-benar ditegur Tuhan. Namun ada pula orang-orang kaya yang diperkenan Tuhan bahkan benar-benar dipakai Tuhan melalui kekayaannya.

2.) Tuhan suka melihat anak-anak-Nya hidup dalam kesuksesan bahkan kekayaan.
Jika orang dunia saja yang tekun diberkati Tuhan, apalagi kita sebagai anak-anak-Nya yang telah
ditebus dan sungguh dikasihi-Nya. Uang dapat menjadi alat Tuhan yang luar biasa untuk melebarkan
Kerajaan Allah.


3.) Kekayaan bukanlah sesuatu hal yg normatif. Kekayaan ataupun kemiskinan adalah kasih karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang pilihan-Nya seturut dengan kebijaksanaan dan kedaulatan-Nya (Rm.12:6) Yang normatif adalah: dalam keadaan bagaimana pun kita, entah kaya entah miskin, entah semua lancar entah banyak pergumulan, kita harus memuliakan Tuhan. 


4.) Ada orang yg kaya karena diberkati Tuhan, ada pula orang kaya karena dibekati dunia, bahkan diberkati setan.
Namun ingin kaya = berhasrat kaya = bernafsu untuk kaya = dosa! lebih dosa lagi: mengandalkan kekayaan lebih dari Tuhan! yang paling dosa: memanipulasi Tuhan untuk mendapatkan kekayaan!


5.) Blessed Prosperity vs Cursed Prosperity
Kekayaan dapat mendatangkan berkat, namun juga dapat mendatangkan kutuk. Hamba Mamon punya beberapa ciri di I Tim 6:8-10: tidak ada rasa cukup (ay.8), jatuh ke dalam pencobaan (ay.9), masuk ke dalam jerat (ay.9), terikat berbagai nafsu yg hampa dan mencelakakan (ay.9), menyimpang dari iman (ay.10), menyiksa diri dengan berbagai-bagai duka (ay.10) yang akhirnya kita tenggelam dalam keruntuhan dan kebinasaan.


6.) Miliki hidup yang “bebas dalam keuangan” (FINANCIAL FREEDOM)
Ciri-ciri financial freedom: tidak mengandalkan dan mengejar uang, memberi kepada Allah dan sesama (menyerahkan diri pada tujuan dan kehendak Allah dalam keuangan), tidak membanggakan kepemilikan dan kekayaan, menginvestasikan pada hal yang benar, berani melepas keuntungan demi pekerjaan Tuhan.


7.) Uang adalah perkara rohani
CARI UANG = DIMULAI DARI CARI TUHAN! Tuhan adalah pemilik, segala sesuatu adalah kepunyaan-Nya (Mazmur 24:1). Kita tak memiliki apapun (kita tak punya kuasa untuk ikat kekayaan itu (Pkh. 5:13). Kita datang ke dunia dengan telanjang, tinggalkan dunia pun tak bisa genggam apapun. Kita cuma mengelola milik Tuhan, inilah KUNCI KELIMPAHAN BERKAT. Pengelola = dapat dipercaya! mengenai berkat dan kutuk tergantung sikap hati pada Tuhan. Tuhan berkuasa membuka pintu masuk dan pintu keluar uang kita. (Mat 6:33; Ul 28:1-2).


8.) Ada prinsip-prinsip ilahi dalam memperoleh kekayaan. Hal ini dibahas khusus dalam seminar di Gereja kita, yaitu ”The Power to Reach Richness”


9.) Muliakanlah Tuhan dengan hartamu. Jelaslah bahwa uang mewakili persembahan diri kita kepada Tuhan. Menggunakan kekuatan, kecerdasan, inisiatif, kemampuan, dan kreativitas untuk memperluas Kerajaan Allah adalah tindakan HIKMAT, bukan perbuatan SIA-SIA. Allah tengah mencari di antara orang pilihan-Nya yang sanggup untuk menjadi pengelola kekayaan dunia untuk Kerajaan Allah.

Oleh: GI. David Purnomo


Badan Pengurus GKBJ Pos Surabaya

Ketua: Yensen Sundoro
Wakil Ketua: Candra Tanaya
Ketua Departemen Administrasi: Arum Soesanti
Wakil Ketua Departemen Administrasi: Pricilia Florentine
Ketua Departemen Keuangan: Yeti
Wakil Ketua Departemen Keuangan: Lili Sundoro
Ketua Departemen Umum: Muryono
Ketua Departemen Multimedia: Victor N Sumarsono
Ketua Departemen Ibadah: Caroline Florentine
Ketua Departemen Pelayanan: Sonny Kalalo
Ketua Departemen Pengembalaan: Lidya Purnomo
Ketua Departemen Pembinaan: Arum Soesanti
Ketua Departemen Penginjilan: Anton Sumarsono
Pembina: GI Iwan Purnomo



Top