Kalau saya ke gereja,
saya masih lebih suka bawa Alkitab yang bahasa indonesia
Bukan bawa di handphone
Walaupun di handphone kita ada Alkitab
Suatu kali saya berpikir
bagaimana menjelaskan pada anak saya tentang pentingnya membaca Alkitab. Akhirnya
kesempatan itu datang ketika anak saya sedang menghadapi ujian negara.
Lalu saya tanya anak
saya, “besok ujian apa? kalau besok ujian
bahasa Indonesia Apakah kamu belajar fisika malam ini?” Dia bilang “Enggak pa, kalau besok bahasa Indonesia,
kita belajar bahasa Indonesia malam ini”.
Terus saya tanya lagi
pertanyaan kedua “Gimana kalau gurumu itu
bilang begini, besok ujiannya, ga kasi tau kamu pokoknya, besok ujian aja!”
Langsung anak saya bilang, “ga fair ga
fair, ga fair”.
Kemudian saya bilang “Kalau gurumu memang maksa besok tetap harus
datang ujian bagaimana?” dia jawab “Wah
kalo gitu kita mesti baca semua, mesti belajar semua”.
Terus saya bilang “Kamu berani engga tidak belajar? Padahal
sudah hafal tuh sebab ujian Bahasa Indonesia, berani engga tidak belajar?”
Dia jawab “Engga pa, bisa ga lulus”
Lalu saya mulai masuk ke
Alkitab, saya bilang kita hidup ini setiap kali kita bangun pagi itu sama seperti
kamu teriak gurunya tidak fair. Banyak orang dalam hidup ini berteriak "hidup ini tidak adil buat saya" ,
"tidak fair buat saya". Kenapa?
Sudah tau hidup ini
tidak adil, ujiannya tidak jelas mau ujian apa, setiap bangun pagi kamu masih tidak
mau belajar, gimana ngak fair.
Nah itulah kira-kira
kehidupan kita, kita setiap kali bangun pagi seperti anak yang menghadapi ujian
negara. Kita tidak tahu ini lebih parah daripada sekolah, kalau sekolah empat
mata pelajaran, empat mata pelajaran kita masi ingat matematika, bahasa
inggris, bahasa indonesia, fisika.
Tapi kalo dalam hidup
ini kita tidak pernah tahu pagi ini akan menghadapi orang seperti apa. Kita tidak
tahu akan muncul masalah apa. Nah untuk menghadapai ujian hidup seperti itu, Anda
berani sekali tidak belajar? karena itulah kita butuh setiap hari baca Alkitab.
Saya mungkin penganut
sistem agak kolot, baca Alkitab kalo malam sudah ngantuk, Kita harus memberikan
yang terbaik buat Tuhan. Menurut saya yang terbaik itu pas baru bangun tidur ketika
staminanya paling baik.
Saya mulai baca Alkitab
itu ketika saya baru masuk kuliah, tentu saudara juga jangan anggap saya
superman bisa baca habis Alkitab sudah 20-30 kali. Tidak. Waktu baru mulai sama
bolong-bolong juga.
Kita selalu disiplin
baca Alkitab, Kejadian masi semangat, Keluaran lumayan lah, eh Imamat langsung
drop
Lalu mulai cari-cari
formula, mulai dari perjanjian baru Matius, Markus, Lukas ya masih lumayan lah eh begitu masuk ke Roma,
pusing luar biasa. Lalu kita mulai loncat lagi masuk ke Kitab Amsal per tanggal
1, 2, 3 ga beres juga.
Terus baca Mazmur, ya
minimal baca satu-satu, akhirnya saya baru mulai disiplin, itu karena
pergumulan sebetulnya. Kadang-kadang saya juga bingung saya baca saja.
Saya mulai keranjingan
baca Alkitab waktu saya kuliah. Waktu saya masi tinggal di Muara Karang, saya
bisa sampai merasa tidak mau pindah dari rumah itu walaupun rumahnya kecil. Saya
bisa merasa ada Tuhan di sana. Tiap pagi saya baca.
Saya ingat papa saya, waktu itu masih hidup, papa saya waktu itu belum percaya, dia katakan “Eh saya
kirim kamu ke Jakarta buat sekolah ya bukan baca Alkitab, mau jadi pendeta lu?”
Saya ngak ngerti. Saya baca saja dan saya rasakan Tuhan hadir. Makanya Alkitab
berkata kita harus menyembah Tuhan dalam Roh dan kebenaran
Nah bagaimana
memulainya? Saya juga memulainya sangat sederhana sebetulnya. Saya dulu suka
membaca renungan harian terus loncat ke Our Daily Bread. Kenapa saya butuh baca
itu? Karena saya ingin ada penuntun, makanya ada gerakan baca Alkitab ini baik
sekali, ada penuntun. Tapi saya ingin sekali, kita bergumul bersama, saling
mendoakan. Sumber kita adalah Firman Tuhan.
Gemar
Baca Alkitab Gathering, Gereja GBI PRJ
Kesaksian ini diupload secara lengkap di youtube chanel oleh Aldrich Sebastian
https://www.youtube.com/watch?v=Tlt__UhLjeE