1.) Yesus melihat... (Ay.2)
Apa yang Yesus lihat? Bukan bait Allah dan orang-orang yang siap dengar khotbah, tetapi perahu dan nelayan. Yesus tidak hanya peduli dengan apa yang terjadi dalam gedung gereja dan kebaktian, tetapi juga dunia pekerjaan. Bagi Yesus dunia rohani dan pekerjaan tidak bisa dipisahkan. Ketika Yesus melihat perahu dan nelayan ada dua hal:
A. Penghiburan
Yesus peduli dengan setiap kesulitan dan pergumulan anak-anakNya dalam dunia pekerjaan. Dia melihat sampai sekarang juga melihat. Firman Tuhan memberikan janji penghiburan kepada mereka yang dilihat Tuhan (Mazmur 10:14).
B. Peringatan
Jika Yesus melihat, ini juga bisa menjadi suatu peringatan bagi anak-anakNya. Jangan sampai didunia pekerjaan anak-anak Tuhan jauh lebih keras dan kejam, curang, malas, bahkan tidak adil daripada orang dunia. Ingat peringatan ini (Mazmur 17:2-4).
2.) Tuhan Menaiki... (Ay.3)
Menarik sekali, ketika Yesus menaiki perahu itu dan di atas perahu itu Yesus menyampaikan kebenaran Firman Tuhan. Yesus bisa memakai dunia pekerjaan untuk menjadi mimbar dimana orang bisa mengenal Tuhan dan kebenaranNya. Dunia pekerjaan bahkan bisa jauh lebih efektif dalam pemberitaan Firman. Tetapi semuanya ini bisa terjadi karena respon Petrus yang tepat. Ketika penulis mencatat bahwa Yesus menaiki salah satu perahu dari dua perahu yang ada, penulis ingin menggambarkan respon Petrus secara rinci.
A. Petrus mendahulukan Tuhan ketimbang kepentingannya sendiri.
B. Petrus sabar menantikan waktu Tuhan untuk memberkati pekerjaannya.
C. Petrus murah hati ketika diberkati dia juga bagikan berkat-berkat itu kepada perahu yang lain, sekaligus dengan sikap ini kapalnya tidak tenggelam.
Akibatnya, Petrus bukan saja dapat berkat bisnis yang besar tetapi berkat yang luar biasa: tahu akan dirinya (saya adalah orang berdosa) sehingga tidak perlu ada yang disombongkan dan tahu Yesus (Dia bukan sekedar guru tetapi Tuhan). Menjadikan Petrus tidak tinggi hati ketika diberkati melainkan rendah hati.
3.) Tuhan Memanggil... (Ay.3)
Jika Tuhan berhenti sampai dengan memberkati Petrus, maka yang bisa terjadi berkat itu lebih penting daripada Tuhan yang memberi berkat. Jangan sampai berkat keuangan dan keberhasilan menjadi mamon dan Tuhan akhirnya menjadi budak, itulah sebabnya Yesus memanggil mereka. Mengikuti si “pemberi berkat” jauh lebih berharga daripada “berkat” itu sendiri.
Oleh: Pdt. Hengky Setiawan
No comments: