“Yakub: Si Cacing Yang Menjadi Pengirik Bukit”
(Yes 41:14-15)
Yakub adalah seorang yg ulet luar biasa. Sejak lahir ia telah menunjukkan kekuatannya untuk mengubah nasib hidupnya (si bungsu yang mau jadi si sulung, dengan menarik keluar kembarnya).
Demikianlah Yakub besar menjadi seseorang yang selalu berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya dengan tangannya sendiri. Sesungguhnya Inilah Kegagalan manusia yang utama:
Kemandirian dan percaya diri adalah dosa manusia terbesar. Dalam hidup ini, kebanyakan kita sama dengan Yakub.
Allah tidak bisa memakai orang yang andalkan diri sendiri.
Ada beberapa kejadian dalam Alkitab yg menmceritakan bagaimana Yakub dipaksa oleh Allah menjadi seperti cacing yg meliuk-liuk tak berdaya. Itu sebabnya Tuhan membentuk Yakub melewati pergumulan hidupnya, hingga ia layak dijadikan bapa bangsa Israel.
MOMEN PERUBAHAN I Yakub (Kej 28:16-22)
Karena kelicikkan Yakub, Esau marah, sehingga Yakub melarikan diri karena tak bisa andalkan kekuatannya untuk hadapi kakaknya yang perkasa. Di saat itulah, Yakub mulai merasa butuh Tuhan. Melalui peristiwa Betel, Yakub merasa perlu Tuhan, saat tidak ada yg dapat diandalkan. Dari nasar Yakub, ternyata ia belum meletakkan Allah ayah dan kakeknya sebagai Allah pribadi dia. Namun kelak Yakub menepati nazarnya di kemudian hari. Juga lahir nazar ketiga dari Yakub: persepuluhan.
MOMEN PERUBAHAN II Yakub (Kej 34:9-11)
Kini Laban pamannya sendiri yang mau mencelakakan dia. Dan saat mau pulang ke rumahnya, Esau telah siapkan 400 orang untuk menghadang dia,. Yakub telah telah seperti seekor cacing yg meliuk-liuk di atas debu. Yakub sadari siapa dirinya, cacing yg tak berdaya (32: 9-12). Dalam ketakutannya itulah, dia akhirnya bergumul bersama Allah. Pada saat itulah Allah bergabung dengan Yakub untuk meratakan gunung dan lembah. Tuhan sedang membentuk Yakub.
Pembentukan Tuhan, apa artinya ?
Dihancurkan keangkuhan, kesombongan diri, kekuatan yg jadi andalan kita hingga kita mengakui ketidak berdayaan kita dan bergantung kepada Allah. Di Yabok (tempat pengosongan), Yakub dihancurkan otot pangkal pahanya oleh Allah. Otot pangkal paha melambangkan otot terkuat yang dimiliki manusia. Sejak itu Yakub mungkin harus berjalan terpincang-pincang, bahkan malam itu mungkin ia harus berjalan disangga tongkat. Namun di tengah kelemahannya, justru kekuatan Tuhan menjadi nyata. Sejak hari itu, Yakub tidak lagi andalkan kekuatan dirinya. Ia sudah kapok mengatur hidupnya sendiri, ia berserah pada pengaturan Tuhan. Dari cacing kecil, menjadi pengirik gunung. Perhatikan bahwa berkat Abraham digenapi dalam diri Yakub. Cacing yg dipakai Allah luar biasa.
Tuhan adalah Allah yang dapat dipercaya.
Tuhan telah melakukan semua perkara bagi Yakub, Esau sudah ditangani Allah terlebih dahulu dilembutkan hatinya pada saat Yakub pulang ke rumahnya. Yakub mengalami pembentukan Tuhan dengan cara yg keras. Berbahagialah kita yang menghancurkan ego sendiri, tanpa perlu mengalami krisis kehidupan terlebih dahulu. Sadari bahwa kita ini cuma cacing. Kita membutuhkan Tuhan.
Tuhan Yesus menjadi contoh yang sangat baik. Ia adalah pribadi yang maha kuat, maha bijak, maha dahsyat. Namun Ia senantiasa mengandalkan Bapa-Nya. Di Getsemani, Ia ambil waktu berdoa untuk menghadapi tantangan hidup-Nya. Apakah kita merasa lebih kuat dari Tuhan Yesus? Di masa Pra Paskah ini, sadari siapa kita di hadapan “raksasa dunia” ini. Jika dosa Yakub menjadi dosa kita, akui dan bertobatlah dan terimalah kasih pemeliharaan Bapa yang sempurna.
Oleh: GI. David Purnomo
No comments: