Keluaran 20:14; I kor6:12-17
Alkitab membahas tentang dua ungkapan mengenai perzinahan dari asal katanya, pertama akartasia, yang artinya umat bangsa milik-Nya menyembah Allah, namun disisi yang lain umat-Nya juga menyembah berhala dan ilah-ilah lain. Kedua dari kata Pornea, yang artinya umat-Nya menjual diri kepada berhala dengan segala bentuk kenajisan dan kecemaran. Berdasarkan dua ungkapan kata diatas, perzinahan dapat disimpulkan sebagai suatu kata ‘penghianatan’. Dalam konteks ini adalah penghianatan umat Allah kepada pencipta-Nya, maupun bentuk penghianatan suami dengan istrinya, dan sebaliknya, dan segala bentuk rupa kenajisan, percabulan yang dapat disebut sebagai dosa perzinahan atau pelanggaran terhadap perintah yang ke-7.
Allah menghendaki setiap kita, seperti pada rencana manusia yang mula-mula, Adam dan Hawa untuk menghendaki satu pasang saja dalam suatu pernikahan. Namun yang terjadi sekarang ini, ada banyak perselingkuhan bahkan dikalangan keluarga Kristen sendiri. Penyebabnya adalah karena mereka tidak memiliki hubungan yang murni dengan Allah. Hubungan yang murni dengan Allah menjadi rusak oleh karena manusia hidup atas keinginan dan kepentingan dirinya sendiri yang telah membuat hati nurani mereka menjadi tumpul.
Ketika Allah memberikan hukum atau perintah ke7 ini dimaksudkan bukanlah untuk mengekang kebebasan kita, melainkan untuk menjaga kita agar tetap didalam pagar-Nya. Hukuman atas Sodom dan Gomora adalah contoh nyata dari bangsa yang telah melanggar dan keluar dari pagarnya Tuhan.
Hati yang murni kepada Tuhan perlu dibangun terus-menerus agar kita dapat menghindari dosa seksual. Hubungan yang tidak murni membuat kita tidak berdaya terhadap dosa. Yusuf adalah salah satu tokoh Alkitab yang terus membangun hati yang murni kepada Tuhan, sehingga ia mampu untuk menjauh dari godaan dosa perinahan. Selalu ada janji Tuhan bagi anak-anak-Nya yang menaati perintah-Nya, dan janji itu dialami oleh Yusuf sampai kepada keturunannya di negeri Mesir.
Hubungan yang murni dengan Tuhan tidak lain adalah hubungan yang intim dengan Tuhan. Semakin hubungan kita intim dengan Tuhan, maka semakin kita dapat peka dan membedakan buah-buah roh dengan buah keinginan daging. Dosa perzinahan dimulai dari ketidakpekaan kita akan suara Tuhan, yang telah membawa pikiran dan hati nurani kita menjadi tumpul hingga membawa kita kepada buah dari keinginan daging yaitu dosa percabulan atau perzinahan.
Buah atau akibat dari dosa perzinahan akan sampai kepada keturunan kita. Daud adalah salah satu tokoh Alkitab yang jatuh kepada dosa perzinahan. Ketika Daud berzinah dengan Betsyeba, mengakibatkan murka Tuhan harus ditimpakan dan ditanggung sampai kepada keturunannya sehingga kerajaannya menjadi terpecah belah.
Pikiran kita adalah ruang/ tempat yang akan mengontrol tindakan kita. Apa yang kita pikirkan akan menentukan apa tindakan kita. Jika isi pikiran kita selalu dipenuhi dengan pikiran yang cemar, maka tindakan kita akan dikontrol sesuai dengan apa yang menjadi isi pikiran kita. Untuk itu isilah ruang pikiran kita hanya dengan Firman Tuhan. Alihkanlah pikiran yang tidak kudus dengan Firman Tuhan.
Selalu ada pertobatan bagi kita yang telah jatuh dan gagal, akuilah apabila ada pelanggaran yang telah anda lakukan yang berkaitan terhadap perintah ke-7 ini dan bawalah itu kepada kayu salib-Nya, karena disanalah murka Tuhan sudah dibayar lunas oleh darah-Nya. Berikut adalah penuntun doa dari perintah ke-tujuh :
Penuntun Doa dari perintah ketujuh :
”...Engkau adalah Tuhan yang menjaga perjanjian-Mu. Engkau mengajar kaum laki-laki untuk menyerahkan diri mereka sendiri kepada istri-istri mereka seperti Kristus menyerahkan diri-Nya kepada Gereja (Efesus 5 : 2-29). Tuhan Yesus, Engkau telah meninggalkan teladan hebat mengenai kasih. Terima kasih atas kasih-Mu yang cukup untuk menyerahkan diri-Mu kepada kami. Basuhlah kami dengan Firman-Mu. Didalam pandangan-Mu, orang-orang yang sudah bercerai bukan orang-orang luar. Kegagalan tidak sampai fatal, bila berada di dalam rahmat-Mu, Amin! ”
Oleh:GI.Denny D.Simanjuntak
Renungan Harian: Challenge (Tantangan)
-
Judul : Challenge (Tantangan) “Word Play” By. Evert Kristian Ranga Ujian
dan cobaan dalam hidup adalah indikasi kekuatan batin, bukan kelemahan; itu
adal...
No comments: