Senin,
Melihat situasi krisis (Yoh 2:1-11)
B2. Seberapa dalamkah kwalitas perhatian Maria kepada sebuah pesta yang kehabisan anggurnya? Lalu apa saja yang Maria lakukan sebagai bentuk perhatiannya tersebut? Bayangkan apa saja yang dapat terjadi dalam pesta perkawinan itu jika Maria tidak peduli terhadap situasi krisis tersebut?
Pengajaran:
Bikin hidup lebih hidup, begitulah gambaran kehadiran Yesus di dalam hidup manusia. Bahkan ketika hidup terasa tanpa makna dan pengharapan, keberadaan Yesus menghadirkan makna dan sukacita kekal.
Sebuah pesta perkawinan pada zaman Yesus adalah acara besar yang bisa memakan waktu selama tujuh hari. Perjamuan dipersiapkan bagi banyak tamu yang hadir untuk merayakan hidup baru, yang akan dimasuki kedua mempelai.
Anggur, sebagai lambang sukacita, adalah unsur penting yang harus ada di dalam sebuah pesta. Anggur harus disediakan dalam jumlah yang memuaskan hadirin. Kehabisan anggur akan merupakan hal yang mempermalukan kedua mempelai, dan tak akan terlupakan seumur hidup.
Mungkin karena banyaknya jumlah tamu, sebuah pesta perkawinan di Kana kehabisan anggur. Ibu Yesus melihat situasi kritis ini. Lalu ia meminta Yesus untuk menolong mereka mengatasi situasi genting ini (ayat 3). Meski jawaban Yesus sulit dipahami (ayat 4), ibu Yesus memercayakan segala sesuatu pada Dia. Ibu Yesus juga meminta para pelayan untuk mau bekerja sama dengan Yesus (ayat 5). Maria tidak tahu apa yang akan Yesus lakukan, tetapi ia percaya bahwa Yesus berbelas kasihan dan akan melakukan apa yang baik. Ini menjadi pelajaran bagi kita yang percaya kepada Yesus dan sedang mengalami peristiwa yang tidak dapat kita pahami dan menggelisahkan kita. Apa yang harus kita lakukan adalah tetap percaya bahwa Ia akan melakukan yang terbaik bagi umat-Nya. Dan terjadilah mukjizat yang pertama kali dilakukan oleh Yesus, air berubah menjadi anggur! Kekhawatiran berubah menjadi kelegaan dan sukacita.
B3. Ambil tindakan untuk hadir dalam kehidupan seorang rekan yang sedang krisis (dalam keadaan ingin menikah, syukuran rumah, sedang sakit, stress, dll…) berikan tepukan punggung dan doa buat mereka.
Selasa,
Kepeduliaan Ilahi (Yohanes 6:1-15)
B2. BagaimanaYesus menyatakan kepeduliannya terhadap orang yang sakit?(ay 2) Dan Apa yang Yesus pedulikan terhadap orang yang berbondong-bondong mengikuti Dia? (ay 5) Mengapa?
Pengajaran:
Peristiwa Yesus memberi makan lima ribu orang adalah satu-satunya mukjizat Yesus yang dicatat oleh keempat Injil. Peristiwa yang terjadi di wilayah Galilea ini menjadi tanda keempat yang dicatat Yohanes untuk meneguhkan keilahian Tuhan Yesus.
Keilahian Tuhan Yesus tampak dari inisiatif-Nya untuk menyediakan makanan bagi orang banyak yang mengikuti Dia. Bagi para murid, Tuhan Yesus sedang mengajar mereka untuk percaya kepada otoritas Ilahi-Nya dalam memenuhi kebutuhan orang banyak. Dia tahu apa yang harus diperbuat-Nya (ayat 6). Uang dua ratus dinar (ayat 7) maupun lima roti jelai dan dua ekor ikan (ayat 9) hanya berfungsi sebagai sarana, bukan modal dasarnya. Tindakan Tuhan Yesus mengucap berkat atas makanan yang sedikit itu serta mukjizat pelipatgandaan-Nya (ayat 11) adalah demonstrasi kuasa keilahian-Nya kepada orang banyak. Mereka yang dikenyangkan oleh makanan itu mengakui Tuhan Yesus sebagai nabi yang dinubuatkan Musa (ayat 14; Ul. 18:18). Perintah untuk mengumpulkan sisa makanan supaya tidak ada yang terbuang (Yoh. 6:12-13) menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan atas alam semesta ini dan tidak ada yang remeh di hadapan-Nya. Kepedulian Tuhan Yesus memberi makan orang banyak adalah kepedulian Ilahi yang jauh melampaui keprihatinan-Nya terhadap kebutuhan jasmani. Kepedulian-Nya itu bersifat holistik. Ia rindu menjamah dan memperbarui umat-Nya, mulai dari yang paling esensi, yaitu hati mereka. Itu sebabnya, Ia menghindar dari rencana mereka memaksa-Nya untuk menjadi raja yang akan memenuhi kebutuhan jasmani mereka semata-mata (ayat 15).
Tuhan Yesus menyatakan kepedulian Allah kepada umat manusia. Kita yang sudah merasakan dan menikmati anugerah-Nya yang melimpah, dipanggil untuk mewartakan kepedulian-Nya atas kehidupan manusia berdosa dan menjadi sarana perwujudan kasih-Nya itu secara nyata bagi sesama.
B3. Ambil tindakan untuk hadir dalam kehidupan seorang rekan yang sedang krisis (dalam keadaan ingin menikah, syukuran rumah, sedang sakit, stress, dll…) berikan tepukan punggung dan doa buat mereka.
Rabu,
Tidak pernah ada yang peduli: Kesendirian. (Yohanes 5:1-9)
B2. Perasaan apa saja yang dapat ditangkap dari seorang yang lumpuh 38 tahun ketika dia berkata, “Tuhan, tidak seorangpun…”? (ay 7) Jika Anda ada disekitar orang yang lumpuh itu apa yang akan Anda lakukan?
Pengajaran:
Di Yerusalem Tuhan Yesus bertemu dengan seorang yang lumpuh. Meski namanya tidak diberi tahu, namun keadaannya secara rinci diungkapkan. Ia telah lumpuh selama 38 tahun (ayat 5). Tidak jelas ia lumpuh sejak lahir atau sesudahnya. Jadi, kita tidak tahu apakah saat itu ia berusia 38 tahun atau sudah lebih tua. Lamanya ia menderita lebih penting ketimbang usianya.
Menderita 38 tahun bukanlah singkat. Ia sudah putus asa. Ia tidak hanya menderita secara fisik, tetapi juga secara sosial. Ia hidup sendiri. Ia tidak memiliki teman yang memperhatikannya atau menolongnya (ayat 7). Suatu penderitaan yang luar biasa! Ketika Tuhan Yesus menyapanya dan menawarkan kesembuhan, segera terungkap keputusasaannya dan kesendiriannya. Ia tidak mengharapkan Yesus mampu menyembuhkannya. Tetapi, Tuhan Yesus menyembuhkannya (ayat 8). Sekarang ia bisa berjalan.
B3. Bertobatlah terhadap sikap yang cuek! Kepada siapa yang selama ini putus asa Anda akan sapa dan doakan?
Kamis,
Menyapa dengan menyebut nama. (Yoh 10:1-5)
Pengajaran:
Di Timur Tengah, gembala-gembala dapat berdiri di luar kandang dan memanggil domba mereka masing-masing. Domba-domba itu mengenal suara gembala mereka, dan mereka datang kepada gembala mereka masing-masing. Ada gembala di Timur Tengah yang memberi nama kepada setiap domba, dan domba itu datang jika nama mereka sendiri dipanggil. Tuhan Yesus juga memanggil kita menurut nama kita masing-masing, dan kita datang ke luar dari kandang. Yesus adalah gembala yang hangat dan penuh perhatian. Dia memperhatikan domba-domba dengan menyebut nama domba-domba satu persatu. Dengan memanggil nama masing-masing setiap domba ini menunjukan kwalitas perhatian Yesus yang sangat detail. Nama bukan saja menunjuk pada identitas panggilan semata lebih jauh juga menyangkut keunikan dari setiap domba. Yesus memperhatikan sekalipun bagian ini dilatarbelakangi oleh beberapa nas dalam Perjanjian Lama yang menegur para pemimpin agama Yahudi, yang disebut "gembala" yang tidak mau peduli terhadap kebutuhan umat Tuhan.
B3. Ketika Anda mendoakan seorang rekan: sebutkan nama mereka dengan mengingat dan mengenal setiap keunikan dan kebutuhan mereka.
Jumaat,
Mendoakan yang sakit (Yoh 11:1-3)
B2. Apa yang dilakukan oleh Maria dan adiknya ketika mereka mengetahui Lazarus sakit? Apa hubungan peristiwa yang tercatat pada ay 2 dengan tindakan Maria kepada Lazarus?
Pengajaran:
Lazarus sakit keras! Dicatat kemudian dia meninggal. Sekalipun teks ayat ini membicarakan tentang muzijat yang Yesus demonstrasikan atas kuasa maut setelah kematian Lazarus, Rasul Yohanes juga memberikan gambaran tentang kepedulian Maria dan adiknya terhadap saudaranya. Sederhananya, Maria dan adiknya memberitahukan kepada Yesus tentang sakit Lazarus yang bisa membawa kematian. Kisah ini menginspirasikan makna yang dalam tentang kepeduliaan dan perhatian terhadap yang sakit. Peduli dan perhatian terhadap yang sakit dapat dipraktekan dengan mendoakan yang sakit kepada Tuhan, yang tidak hanya peduli terhadap Lazarus tetapi juga orang yang hidup di masa kini. Mengunjungi orang yang sakit dan mendoakannya adalah bentuk peduli yang sederhana tetapi pasti sangat berarti buat mereka yang didoakan.
Terlepas dari Maria yang adalah saudara dari Lazarus, ayat 2-3 memberi kesan yang amat kuat bahwa bentuk kepeduliaan Maria akibat dari pengalaman Maria dengan Yesus. Yesus peduli dan menerima Maria sebagaimana adanya, bahkan memberikan kesempatan yang terhormat untuk melayani Yesus dengan menyeka kakiNya dengan rambut Maria.
B3. Ayo…siapa yang sedang sakit Anda akan kunjungi dan doakan? Terlibatlah dalam pembesukan komsel!
Sabtu,
Berani minta tolong?! (2 Tim 4:9-14)
B2. Apa yang diminta Rasul Paulus ketika di penjara yang terakhir kalinya? (ay 1) Apa yang bisa Anda pelajari dari rasul besar ini ketika meminta tolong?
Pengajaran:
Pemberani. Itulah salah satu gambaran ideal yang harus ditampakkan oleh seorang pelayan Tuhan. Sifat lain yang sering dianggap “semarga” dengan keberanian adalah kemandirian, dan siap untuk memberikan pertolongan pada saat dibutuhkan. Sifat-sifat inilah yang justru tidak ditonjolkan Paulus kali ini.
Mengapa demikian? Ada cukup banyak alasan. Beberapa sahabat terdekat Paulus Seperti Timotius sendiri, Kreskes, Titus, dan lainnya,tidak sedang bersama dengannya. Juga Tikhikus, karena Paulus sendiri yang telah mengutusnya pergi. Selain itu, juga Demas yang telah membelot serta meninggalkan Paulus, bersama dengan orang-orang lain yang telah “meninggalkan aku” pada saat pembelaannya yang pertama di pengadilan (ayat 16). Semua ini dilengkapi dengan kehadiran Aleksander, yang banyak berbuat jahat. Karena itu Paulus berani meminta tolong, terutama kepada Timotius, dan, secara tidak langsung, kepada Markus. Permintaan tolong ini merupakan pengakuan Paulus tentang ketidakberdayaan dirinya yang membutuhkan bantuan saudara-saudara yang lain.
Berani mengakui kebutuhan penting dalam pertumbuhan iman. Kerendahan hati ini melahirkan pengakuan, bahwa hanya Allah yang sanggup bertindak adil terhadap yang jahat (ayat 14), dan yang sanggup mendampingi, menguatkan, dan menjagainya.
Paulus, rasul yang dikenal tegar iman dan berkepribadian matang, bukanlah manusia super, yang selain terus mengandalkan pertolongan dan pemeliharaan Allah, juga selalu dapat mengatasi permasalahannya sendiri. Pauluspun ternyata membutuhkan Dukungan moril dari teman-temannya. Tindakan Paulus ini membukakan kepada kita tentang dua hal. Pertama, fungsi teman atau sahabat dalam persekutuan adalah saling menghibur, menguatkan, dan berbagi suka maupun duka. Kedua, hanya sahabat sejati yang memiliki kepekaan untuk memberikan perhatian dan kepeduliannya.
B3. Belajarlah untuk rendah hati mengakui bahwa Anda juga seseorang yang perlu diperhatikan dan dipedulikan oleh orang lain. Carilah seseorang yang diberi kesempatan untuk peduli dengan Anda.
Minggu,
Peduli sekalipun berbeda suku (Kis 21:15-16)
B2. Apa yang menjadi bentuk kepedulian Manason terhadap rombongan Paulus?
Pengajaran:
Manason tinggal di suatu tempat utara Kaisarea dan Yerusalem (suatu perjalanan sepanjang 65 mil), dan di sana rombongan tersebut bermalam. Sekalipun demikian, mungkin juga Manason, seorang Yahudi Helenistik dan sudah lama menjadi murid, memiliki rumah di Yerusalem, di mana dia merencanakan untuk menjadi tuan rumah bagi Paulus dan rombongannya. Paulus ditemani oleh orang-orang Kristen bukan Yahudi, dan tidak jelas bagaimana orang-orang bukan Yahudi ini bisa disambut demikian oleh orang-orang Kristen Yahudi di Yerusalem. Penginapan yang disediakan oleh Manason memungkinkan ketegangan yang bisa timbul di antara kedua golongan orang Kristen ini dapat dicegah. Kepeduliaan Manason terhadap orang-orang bukan Yahudi memberi teladan kepeduliaan yang tidak melihat golongan sosial.
B3. Ayo kita sapa, bermain ke rumah seorang jemaat,kirim makanan ringan, kirim sms, kepada mereka yang tidak sesuku atau beda kedudukan kerja dengan Anda.
Renungan Harian: Challenge (Tantangan)
-
Judul : Challenge (Tantangan) “Word Play” By. Evert Kristian Ranga Ujian
dan cobaan dalam hidup adalah indikasi kekuatan batin, bukan kelemahan; itu
adal...
No comments: