Salah satu prinsip untuk mengalami Kemerdekaan dalam soal keuangan adalah prinsip Menerima. Kita menerima berkat dari Tuhan bisa melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan bekerja. Kita akan membahas secara khusus bagaimana kita bisa tetap menjadi orang Kristen dalam lingkungan usaha dan pekerjaan kita.
Seorang Kristen yang aktif di gereja, bisa saja tiba-tiba menjadi tidak Kristen ketika ia sudah masuk dalam lingkungan dunia usaha atau pekerjaan yang ia geluti. Seolah-olah mereka hidup dalam dua dunia yang sangat berbeda, sehingga tidak heran, pada hari Minggu mereka mengenakan dandanan, pola pikir dan tindakan yang rohani sedangkan hari Senin sampai Sabtu mereka lepaskan itu semua dan menggantinya dengan dandanan, pola pikir dan cara-cara bertindak yang duniawi.
Ditambah lagi berbagai tantangan zaman yang semakin tidak bersahabat dengan keKristenan, semakin jauh dari prinsip-prinsip kebenaran, membuat kita sebagai orang-orang Kristen seringkali harus menghadapi berbagai pertanyaan dan dilema yang sulit.
Rasul Paulus menunjukkan kepada kita bagaimana ia dan rekan-rekannya berjerih lelah dalam bekerja mencari nafkah hidup sambil melayani memberitakan Injil, namun tetap dapat berlaku saleh, adil dan tak bercacat dihadapan banyak orang.
Banyak masalah/ dilema dalam dunia usaha dan pekerjaan yang seringkali membuat kita sulit untuk tetap konsisten sebagai orang Kristen. Paling sedikit ada 4 masalah yang paling sering dihadapi orang bekerja pada umumnya. Bagaimana mempraktekkan prinsip-prinsip Firman Tuhan menghadapinya.
1. Menghadapi Masalah Kejenuhan
Hampir setiap orang bekerja menghadapi masalah ini. Setiap hari mengadapi pekerjaan yang sama, orang-orang yang sama, ditambah lingkungan kerja yang tidak memadai, atasan yang tidak ramah, membuat kita sering berangkat bekerja dengan perasaan yang enggan. Jika seorang sudah mulai jenuh, biasanya semangat kerja menurun, produktifitas dan kualitas pekerjaan juga ikut menurun.
Menghadapi masalah ini, kita harus kembali kepada prinsip Firman Tuhan, bahwa sebenarnya bekerja itu bukan sekadar memenuhi tuntutan hidup, kita harus melihat lebih luas bahwa bekerja itu sebenarnya adalah memenuhi panggilan Allah untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkanNya secara khusus untuk kita (Efesus 2:10). Untuk melakukan itu, Allah sudah merancang bahwa kita dapat melaksanakan pekerjaan kita dengan segala talenta dan kemampuan yang kita miliki. Pastikan bahwa kita ada di tempat yang tepat. Kalaupun saat ini merasa terjebak di suatu tempat yang salah, lakukan karena dan untuk Tuhan, serta keyakinan bahwa bagaimanapun pekerjaan kita itu penting bagi Allah. Jika tiba waktunya, kita harus lakukan terobosan, butuh iman, keberanian dan persiapan.
2. Menghadapi Masalah Persaingan
Untuk mencapai kedudukan dan gaji yang lebih tinggi, seringkali kita harus bersaing dengan teman sekerja kita. Demikian pula di dunia usaha, kita harus bersaing semakin ketat untuk mendapatkan produk terbaik dan pelanggan yang terbanyak. Allah tidak melarang kita bersaing, namun kita harus bersaing secara sehat, bukan dengan curang dan mengorbankan kebenaran. Mis: mencari muka, sengaja menjatuhkan saingan kita, perang harga, merebut konsumen orang, pergi ke dukun, dst.
Kita harus berpegang pada prinsip bahwa segala berkat datang dari Tuhan, bagi setiap orang Tuhan sediakan bagiannya. Bagian kita adalah menjadi dan melakukan yang terbaik. Kol 3:23: “Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu”.
3. Menghadapi Masalah Integritas
Integritas sudah menjadi barang langka saat ini, lebih-lebih dalam dunia usaha dan pekerjaan. Kita sering diperhadapan pada pilihan: “jujur berarti keluar” atau “kompromi berarti aman”;“Jujur berarti banyak musuh, tidak jujur banyak teman”; Jujur dianggap naif, tidak jujur dianggap cerdik”, dst. Sebagai orang Kristen kita dipanggil untuk berintegritas dalam soal keuangan, soal waktu, soal perkataan dan tindakan.
Prinsip yang kita harus kita praktekkan adalah kita tidak boleh menjadi sama dengan dunia (Rm 12:2) dan bahwa Tuhan adalah majikan kita yang sesungguhnya (Kol 3:23). Kita harus lebih takut dan lebih taat kepada Tuhan daripada siapapun di dunia ini. Janji Tuhan bahwa kita akan menerima upah dari Tuhan (Kol 3:24)
4. Menghadapi Masalah Prioritas Pelayanan
Kita seringkali menghadapi dilema antara pekerjaan dan pelayanan, seolah kita harus mengorbankan salah satunya. Tuhan tidak memanggil semua orang menjadi hamba Tuhan yang melayani penuh waktu di gereja, karena Tuhan juga membutuhkan hamba-hambaNya yang melayani di dunia pekerjaan: di kantor, di toko, di pabrik, di sekolah, dst.
Kita harus berpegang pada prinsip bahwa pekerjaan kita juga merupakan pelayanan. Jadi kita bisa melayani Tuhan di tempat pekerjaan kita, kita bisa memuliakan Tuhan di tempat pekerjaan kita, kita bisa menuai jiwa di tempat pekerjaan kita.
Namun, meskipun demikian, kita perlu mengatur waktu untuk diperlengkapi dan melayani di rumah Tuhan. Kita harus menjadi tuan atas waktu-waktu pribadi kita dengan mengaturnya. Kita diperintahkan bekerja 6 hari, lebih dari itu, hidup, kerohanian, keluarga dan kesehatan kita akan mengalami kekacauan. Bekerja untuk hidup bukan hidup untuk bekerja. Alami janji Tuhan Matius 6:33.
Oleh: GI Susanna I. Setiawan
No comments: