Saling bersalaman dan menyambut (greetings, hospitality).
Hal yang sederhana ini efektif untuk mencairkan ketegangan dan kekakuan, terutama kepada mereka yang baru pertama kali datang (tamu gereja). Selain itu, ini menjadi bukti dari komunitas umat Tuhan yang saling mengasihi dan mendahului dalam memberi hormat (Roma 12:10). Tugas ini tidaklah semata-mata diemban oleh petugas penyambutan. Bayangkan betapa indahnya bila semua saudara seiman melakukannya sebelum ibadah dimulai. Gereja kita akan penuh dengan kehangatan kasih persaudaraan yang erat di dalam Kristus.
Saat teduh (quiet time, silent prayer, meditation).
Saat teduh penting bagi setiap jemaat sebagai suatu momen transisi. Dengan duduk tenang dan berdiam diri di hadapan Tuhan, kita memfokuskan hati kita kepada Dia. Kita juga menanggalkan segala kesibukan dan pergumulan pikiran kita ke dalam tangan Tuhan. Ingat penyembahan yang sejati haruslah dilakukan dalam roh (Yohanes 4:24). Itu sebabnya, saat teduh tidak boleh dilewatkan supaya roh kita dapat dipersiapkan. Ingatlah bahwa penyembahan tidaklah sama dengan kegiatan manusia lainnya. Penyembahan adalah suatu momen rohani yang indah bersama dengan Tuhan dan saudara seiman lainnya.
Doa pembuka (collect, threshold prayer).
Doa pembuka yang dipimpin oleh pemimpin ibadah umumnya bersifat pengucapan syukur dan penyerahan seluruh ibadah ke dalam tangan Tuhan. Hal ini menunjukkan betapa ibadah kita adalah sepenuhnya anugerah Tuhan dan kita membutuhkan pertolongan Tuhan supaya kita dapat menjalankan ibadah dengan baik.
Prosesi (procession).
Prosesi adalah iring-iringan pelayan mimbar, biasanya pengkhotbah dan pemimpin ibadah, masuk ke dalam ruang kebaktian. Prosesi bisa juga disertai oleh penari atau pemegang panji (banner). Prosesi dapat menekankan suasana (tone) ibadah yang kita inginkan. Prosesi dengan tarian dapat menciptakan suasana meriah dan perayaan dalam ibadah kita (festive, celebrative).
Musik pembuka atau penghantar (prelude, entrance music, gathering music).
Musik memiliki daya yang luar biasa dalam mempersiapkan hati kita sebelum ibadah dimulai. Itu sebabnya, memainkan musik sebelum ibadah dapat menolong persiapan hati jemaat. Sama halnya dengan prosesi, musik dapat menciptakan atmosfir tertentu untuk ibadah yang bersangkutan.
Nyanyian paduan suara (choral introit).
Fungsi nyanyian paduan suara sama seperti musik pembuka. Namun, kelebihan nyanyian paduan suara karena memiliki syair. Karena itu, nyanyian paduan suara dapat sekaligus berperan sebagai sambutan atau panggilan beribadah.
Sambutan pemimpin ibadah (first words, God’s greeting).
Sambutan di sini bukanlah sekedar sambutan biasa seperti “Selamat pagi!” melainkan sambutan yang mewakili undangan dan penerimaan Allah terhadap seluruh jemaat yang datang beribadah. Penerimaan Allah adalah ungkapan anugerah-Nya karena siapapun kita diterima ke hadirat-Nya. Misalkan, pemimpin ibadah dapat berkata, “Selamat datang di rumah Tuhan. Sungguh Tuhan menyambut dan merindukan kita semua untuk beribadah di hadapan-Nya hari ini.” Itu sebabnya, ini juga disebut sambutan dari Tuhan sendiri.
Panggilan beribadah (calling to worship).
Panggilan beribadah seringkali menjadi satu dengan sambutan pemimpin ibadah. Intinya, jemaat diundang untuk menyembah Tuhan. Panggilan beribadah biasanya dikutip dari Firman Tuhan supaya jemaat mendengar sendiri suara Tuhan dalam mengundang mereka untuk menyembah.
Votum.
Votum adalah kalimat institusi yang memulai ibadah kita di dalam nama Allah Tritunggal. Votum sangat penting karena ini mengingatkan kita akan karya Allah Tritunggal sebagai landasan bagi ibadah kita (trinitarian grammar of our worship).
Nyanyian jemaat (congregational singing).
Nyanyian jemaat bermanfaat untuk memberikan kesempatan kepada jemaat berespon terhadap undangan Allah dalam menyembah. Partisipasi aktif dari jemaat juga dirangsang melalui nyanyian jemaat.
Tarian liturgikal (liturgical dance).
Tarian liturgikal bisa digabungkan ke dalam prosesi atau dalam tindakan lainnya. Tarian liturgikan bukan sekedar untuk memperindah (dekorasi) melainkan untuk memperkuat atau menghidupkan pesan tertentu dari suatu tindakan liturgikal lainnya (ilustrasi, dramatisasi).
Bacaan bertanggapan (litany).
Umumnya, bacaan bertanggapan dikutip dari teks Firman Tuhan. Bacaan bertanggapan dilakukan antara jemaat dan pemimpin ibadah. Bacaan bertanggapan juga memunculkan interaksi atau suasana dialogis yang hidup antara jemaat dan pemimpin ibadah. Salah satu bacaan bertanggapan yang terkenal berasal dari tradisi liturgi gereja purba (apostolic greeting).
Pemimpin:
Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, kasih Allah dan persekutuan dengan Roh menyertai kamu.
Jemaat:
Dan besertamu juga.
Oleh: GI Jimmy Setiawan
(Gembala Ibadah GKBJ Taman Kencana)
No comments: