Lagu penutup (closing song).
Biasanya, lagu yang dipilih untuk menutup ibadah bersifat
mempersiapkan jemaat untuk masuk ke dunia. Lagu yang penuh dengan sukacita juga pantas menutup ibadah kita.
Doxology.
Doxology berasal dari dua kata Yunani: “Doxa” dan “Logos”.
Artinya: “Syair Kemuliaan”. Di sini kita menyanyikan pujian yang memuliakan Allah. Doxology merupakan “kembaran” dari Votum. Bayangkan Doxology dan Votum seperti dua pembatas buku (bookends) atau dua keping roti yang membentuk sandwich. Ibadah dimulai dengan Votum dan diakhiri dengan Doxology. Bila di dalam Votum kita mengakui Allah Tritunggal yang memulai ibadah, maka di dalam Doxology kita mengakhiri ibadah dengan mengembalikan segala kemuliaan kepada Allah Tritunggal.
Pengutusan (commissioning).
Pengutusan dilakukan sebelum Doa Berkat (benediction). Di dalam pengutusan, kita diingatkan akan tugas yang harus kita emban di dalam dunia misalkan pemimpin ibadah dapat membacakan
Amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20 (The Great Commission). Pengutusan mengajarkan kita bahwa kita tidak menjadi orang Kristen hanya pada hari Minggu. Justru sebaliknya, kita ditantang untuk menunjukkan jatidiri kita sebagai anak Tuhan yang indah di tengah komunitas apapun sepanjang seminggu yang akan datang.
Doa berkat (benediction).
Intisari dari doa berkat adalah janji penyertaan Allah Tritunggal dalam kehidupan kita. Allah yang mengutus kita adalah juga Allah yang akan senantiasa mendampingi. Bila kita sungguh-sungguh menerima dan menghayati doa berkat dengan sepenuh hati maka doa berkat dapat menjadi sumber kekuatan, keberanian, dan pengharapan bagi kita untuk hidup di tengah dunia yang membenci kita.
Pelepasan (dismissal).
Dalam tradisi gereja, pelepasan dilakukan dengan kalimat singkat seperti: “Pergilah di dalam damai, layanilah Tuhan.” Dan jemaat menjawab: “Syukur kepada Tuhan.” Atau kita dapat pula mengutip nyanyian Simeon (Latin: Nunc Dimittis) yang ada dalam
Lukas 2:29-32.
Saat teduh (quiet time).
Tepat setelah ibadah berakhir, setiap jemaat mengambil waktu sejenak untuk berdoa tenang secara pribadi. Mereka dapat bersyukur atau berserah kepada pimpinan Tuhan.
Pengumuman (announcement).
Banyak gereja membacakan pengumuman sebelum atau di tengah ibadah. Menurut hemat penulis, praktek ini kurang tepat dan mengganggu keseluruhan aliran atau logika ibadah. Pengumuman seharusnya diletakkan setelah ibadah usai. Pendapat penulis didukung oleh Marlea Gilbert di dalam bukunya “The Work of the People”: “Membuat pengumuman pada saat ini lebih masuk akal, karena pengumuman tersebut menuntun pikiran kita kepada tugas kehidupan dan pelayanan yang berada di luar ibadah.”
Oleh: GI Jimmy Setiawan
(Gembala Ibadah GKBJ Taman Kencana)
No comments: