“Orang Sulit”
Lukas 19:2-10
B2
1. Bagaimana sikap
orang banyak terhadap Zakheus? (ayat 3,7)
2. Bagaimana respon
Zakheus atas penerimaan Tuhan Yesus terhadapnya? (ayat 8,9)
Pengajaran
Orang sulit (difficult
people)adalah orang-orang yang membuat kita senantiasa merasa
sedih, memperburuk keadaan atau bahkan mencelakakan kita. Ada orang-orang yang, entah
kenapa, tampaknya selalu menjengkelkan kita. Entah dari cara bekerja, cara
berkomunikasi, atau hal-hal yang lain.
Atau juga orang-orang yang terbiasa menerima
namun tidak terbiasa untuk memberi. Ketika mereka membutuhkan saya, mereka akan
mengejar-ngejar saya dan terus mendesak saya. Namun setelah bantuan diberikan,
mereka pun berlalu bersama sang angin dan tidak pernah terdengar lagi kabarnya
hingga hari ini. Beberapa teman hampir
selalu sinis dan senantiasa "jeli" dalam melihat plus mengkritik
segala kelemahan ataupun kesalahan saya. Mereka senantiasa bersikap negatif
terhadap segala sesuatu. Beberapa dari
mereka bahkan sempat menjatuhkan nama baik kita.
Dalam hidup ini, kita kerap berhadapan dengan orang-orang semacam
itu. Namun
jika kita berpikir sejenak, bukankah kita menemukan lebih banyak orang yang
menjengkelkan atau tidak cocok dengan kita daripada jumlah orang yang dapat
benar-benar cocok dan sepaham dengan kita? Lebih lagi, bukankah kadang-kadang
pasangan hidup atau calon pasangan hidup kitapun kadang-kadang termasuk orang
yang tidak dapat cocok dengan kita sehingga menimbulkan banyak konflik.
Jadi kita tidak bisa menghilangkan kehadiran orang sulit di
sekitar kita. Saya kuatir, bahwa bagi
beberapa diantara mereka pun kita adalah sang orang sulit itu. Jadi yang terpenting adalah bagaimana
memandang kenyataaan ini dan meresponinya dengan benar, Sesungguhnya dalam hidup ini tidak seorangpun
dapat membuat kita sedih atau frustrasi jika kita tidak mengizinkannya.
Zakheus adalah satu contoh orang yang
dihindari orang banyak. Jika orang
banyak tidak memusuhinya, tentu saat berdesakan untuk melihat Yesus orang
banyak itu tidak ragu memberi Zakheus berdiri di depan mereka.
Badannya yang pendek toh tidak terlalu mengganggu pandangan si orang
banyak. Di sini kita melihat bagaimana
respon Tuhan Yesus saat melihat si Zakheus, membangun hubungan dengan si orang
sulit, dan kemudian memenangkan sikapnya sehingga akhirnya mengubah pribadi
Zakheus. Saya yakin akhir kisah ini
adalah Zakheus mendapat penerimaan dari orang banyak karena ia tidak lagi
berfokus pada diri sendiri, namun mau berbagi terhadap sesamanya.
B3
1.
Daftarkan sikap-sikap orang yang paling tidak anda sukai. Kalau perlu daftarkan nama-nama mereka.
2.
Sepanjang minggu ini, doakan agar Anda memiliki hikmat dalam berelasi dengan mereka dan akhirnya
mengubah relasi Anda dengan dia
menjadi lebih baik.
Selasa,5 febuari 2013
“Mengasihi”
Matius 7:11
B2 Apakah yang diberikan Bapa Sorgawi
kepada anak-anak-Nya?
Pengajaran
Terjemahan yang tepat dari ayat ini seharusnya: Jadi
jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang berfaedah kepada anak-anakmu,
apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang berfaedah kepada mereka
yang meminta kepada-Nya.Kata yang digunakan untuk baik disini adalah agathos yang artinya mendatangkan
faedah, bukan kalos yang artinya
mendatangkan kesenangan/kesukaan. Mengasihi adalah berusaha memberikan yang berfaedah untuk orang
tersebut. Apakah bisa disebut mengasihi
jika kita hanya menyenangkan dengan menuruti kemauan seseorang akan hobi buruk
yang akhirnya mencelakakan dia?
Salah
satu hal yang sering dilupakan orang adalah mengasihi tidak selalu identik
dengan berusaha memuaskan keinginan orang lain. Kita harus sadar sepenuhnya
kalau dalam hidup ini kita tidak akan pernah bisa memuaskan keinginan semua
orang. Manusia begitu banyak dan beragam keinginannya sehingga kita tidak
mungkin dapat memenuhi semua keinginan mereka. Tentu
akan ada yang kecewa. Itu hal yang sangat wajar! Lagipula, jika kita senantiasa
berusaha hidup menurut keinginan, pendapat dan kehendak orang lain, kita akan
kehilangan jati diri kita dan mudah sekali diombang-ambingkan oleh perkataan
orang lain. Kita menjadi orang yang tidak memiliki prinsip atau pegangan hidup.
Jadi, jangan merasa bersalah (guilty
feeling) jika kita tidak bisa menyenangkan semua orang - apalagi si orang sulit ini. Namun jika Anda
memiliki motivasi buruk atas seseorang, Anda harus merasa
bersalah.
B3
1. Apakah Anda sering merasa terintimidasi dengan kehadirang si
orang sulit yang selalu memaksakan kehendaknya?
Anda harus tetap mengasihi orang itu.
kasihi orangnya, selalu harapkan kefaedahan bagi orang itu – sungguh pun
Anda tidak harus selalu menuruti keinginannya
2. Hampir semua
“sikap yang menjengkelkan” sebenarnya muncul dari luka masa lalu yang pernah
dialami sang orang sulit. Jadi,
berdoalah minta hikmat Tuhan untuk mengenali luka lama orang tersebut, dan
doakan untuk kesembuhan luka memori / luka hati-nya. Itulah hal yang paling dibutuhkannya dan akan
membawa kefaedahan besar bagi dia dan relasionalnya.
Rabu, 6 Febuari 2013
“Mengasihi Orang Sulit: Tuhan Sudah Beri Kemampuan Itu”
Matius 5:44
B2 Apa yang diperintahkan Tuhan untuk kita lakukan bagi musuh
kita, bagi orang yang telah menganiaya kita?
Pengajaran
Tuhan
Yesus memberi perintah yang tegas dan gambling: Kasihilah musuhmu. Anda harus mengasih musuh Anda. Anda mungkin pernah dianiaya secara fisik,
emosional, bahkan keuangan dan masa depan Anda pun dihancurkannya. Namun Tuhan Yesus meminta kita untuk
mendoakan bagi kebaikan orang itu.
Dunia
mengajarkan: kasihi diri sendiri dan kalau sempat kasihi orang lain, yakni ketika engkau mempunyai waktu dan energi yang
tersisa. Untuk orang yang menyulitkan hidupmu,
hindarilah dia! Namun Tuhan mengajarkan agar kita mengasihi diri
kita sendiri dan mengasihi orang lain sama seperti kita mengasihi diri
sendiri. Jika kita bisa menyempatkan
memperhatikan diri sendiri di tengah kesibukan, maka kita pun selayaknya
menyempatkan memperhatikan orang lain di tengah kesibukan. Lebih dari itu, kasih yang sama pun harus
diterapkan kepada “musuh” kita, orang yang menyulitkan hidup kita.
Hal
pertama yang harus kita pahami untuk dapat melakukan hal ini adalah: kita harus
percaya bahwa Tuhan telah memberikan kita kemampuan dan kapabilitas yang cukup
untuk dapat mengasihi mereka: mengasihi diri
sendiri, mengasihi orang lain, dan mengasihi musuh kita. Jika kita sering
mengatakan kalimat-kalimat seperti: “sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa
mengasihinya” atau “aku sudah berusaha, tapi memang sepertinya kita diciptakan
untuk bermusuhan”, maka secara sadar Anda memutuskan untuk tidak mengasihi
orang tersebut. Anda pasti bisa karena Anda sudah diberi kuasa untuk mengasihi mereka.
Ingatlah
bahwa mengasihi adalah sebuah kesengajaan bukan sekedar “mengalir” begitu saja.
B3
Masih ingatkah daftar orang dan sikap yang Anda buat Senin yang lalu? Sekarang waktunya berdoa. Doakan hal berikut ini:
“Tuhan Yesus, terima kasih Engkau telah memberikan
aku bertemu dengan orang-orang yang menyulitkan hidupku (sebut nama dan
sifatnya). Aku percaya mereka Engkau
tempatkan dengan maksud yang indah: untuk membentuk hidupku, dan mungkin juga
untuk memakai aku menyembuhkan dia.
Tuhan Yesus, terima kasih untuk kasih sorgawi yang telah Engkau berikan
dalam hatiku. Kasih yang melampaui
kedaginganku, kasih yang melebihi perasaan manusiawiku, kasih sempurna dari
Bapa Sorgawi ada padaku. Aku mau
mengasihi orang-orang ini (sebutkan
namanya). Aku akan berdoa untuk kebaikan
dan kefaedahan hidupnya. Aku mendoakan
untuk kesembuhannya. Aku mengasihi dia,
dan pasti menang dalam mengasihi dia.
Semua karena kasih karunia-Mu, Tuhan.
Terima kasih untuk kemenangan yang telah Engkau berikan padaku dalam menyangkal
diri dan menebar kasih kepadanya (sebut namanya). Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
Kamis, 7
Febuari 2013
“Mengasihi Orang Sulit: Jangan Berprasangka, Dekatilah Dia”
Yosua 5:13
Yosua 5:13
B2 apa
yang diperbuat Yosua di dekat Yerikho?
Pengajaran
Kebanyakan orang memfokuskan pikiran, hati, dan tindakannya
untuk menjauhi orang-orang yang tidak ia sukai dengan pikiran: “semakin jarang
aku bertemu dengan dia, semakin kurang aku sakit hati.” Prinsip seperti ini
tidak salah, namun pasif dan tidak produktif.
Lebih jauh, prinsip ini membuat hidup kita dalam jangka panjang sangat
tidak nyaman. Kita tidak menyelesaikan
persoalan, namun menimbun masalah. Pada
akhirnya persoalan kecil akan membesar seiring dengan kejadian-kejadian lain
yang muncul. Perasaan tidak nyaman pun
berubah, dan kita memandang dia sebagai musuh dalam selimut.
Yosua punya prinsip yang sangat transparan. Ia ingin memastikan orang yang berdiri di hadapannya itu kawan-kah atau
lawan-kah. Seorang lawan pun harus
didekati untuk ditanya, apalagi seorang kawan.
Semakin kita menjauhi dia, semakin banyak prasangka negatif yang muncul,
dan semakin jauh hati kita dengan orang itu.
semakin kita mendekati dan membangun hubungan, semakin kita mengenali
persoalan pribadinya, semakin mudah muncul simpati terhadapnya, dan semakin
dekatlah jarak hati kita kepadanya. Dan kalau secara mental kita tidak lagi menyimpan kebencian,
emosional dan nafsu negatifterhadapnya, akan
timbul niat dan keberanian untuk membangun kedekatan, mengampuninya, bahkan membawa kesembuhan bagi dia.
B3 ini
langkah yang lebih sulit dari hari kemarin.
Jika kemarin Anda hanya mendoakan kebaikan orang
itu, kini Anda harus bertindak menghampirinya. Buatlah sapaan dan bangunlah percakapan
ringan dengan orang itu. Menangkan
hatinya, dan pastikan dia sebenarnya juga manusia yang layak dikasihi – atau minimal
orang yang layak untuk Anda kasihani. Pastikan juga bahwa dia sebenarnya bukan
musuh Anda, dia tidak membenci Anda. Memang ada sikapnya yang
salah bahkan menurutAnda kelewatan, namun cobalah meraba
perasaannya yang sebenarnya.
Jika
Anda telah melakukannya, malam ini berdoalah dengan
syukur untuk pertolongan Tuhan menjumpai orang itu, dan berdoalah ada mujizat
Tuhan untuk terjadinya kesembuhan relasi antara Anda berdua.
Jumat, 8 Febuari 2013
“Mengasihi Orang Sulit: Semua orang bisa berubah”
Matius 7:1
B2 Apa yang diperintahkan Tuhan Yesus dalam ayat ini?
pengajaran
Beberapa
orang mengatakan: “Ada beberapa orang yang memang pantas dibenci di dunia ini”
yang lain mengatakan: “Dasar pembohong! Kamu memang sudah tidak dapat
diperbaiki.” Kalimat-kalimat tadi secara tidak sadar membiasakan diri kita
untuk menghakimi orang lain. Sedangkan Tuhan Yesus jelas-jelas berkata bahwa
kita tidak boleh melabeli atau menghakimi orang lain.
Jika kita cukup jujur, bukankah sebenarnya kita
bukannya jengkel terhadap orang itu – namun kita jengkel karena “saya sudah
direpotkan atau dibikin susah” oleh kehadiran orang itu. makanya karena kesal, saya mulai mengkotakkan
pribadi ini pada sifat yang paling merepotkan kita. Padahal ada banyak bagian kepribadian orang
tersebut yang baik. ini adalah bentuk
egoisme. Kita memberi label dan menghakimi dengan standar “saya.” Egoisme adalah sifat yang menghambat anda untuk berpikir wajar, sehingga anda susah untuk mengasihi.
Itu sebabnya Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk
tidak mudah menghakimi dan memberi label negatif. Bukankah orang bisa berubah, namun label di pikiran kitalah yang
kadang tidak berubah.
B3 hari ini
adalah waktu Anda berdoa untuk perubahan label. Doakan orang sulit yang kemarin kita sapa,
dan mulailah pikirkan perubahan apa yang orang tersebut butuhkan agar bisa
lebih baik. kini berdoalah agar hal itu
bisa terjadi. Doakan Tuhan memakai
situasi dan relasi orang tersebut untuk mengikis karakter dan membentuk
sikap-sikapnya. Setelah itu, berdoalah
agar Anda mulai melihat dia dengan cara pandang yang baru. Melihat dia – bukan sebagaimana dia saat ini
– namun sebagaimana dia nanti setelah diubah Tuhan. Imani perubahannya, dan percayalah Tuhan
sudah mulai bekerja untuk mengubah rekan kita.
Sabtu, 9 Febuari 2013
“Orang Sulit = Alat Tuhan Untuk Membentuk
Kita Menjadi
Serupa Kristus”
Amsal
27:17
B2 Siapakah yang dipakai
Tuhan untuk membentuk kita?
Pengajaran
Tuhan memakai sesama manusia
untuk membentuk diri kita. Orang yang
menyenangkan diberikan Tuhan untuk memberi kita pertumbuhan, namun orang yang
tidak menyenangkanlah yang membentuk diri kita.
Pernahkah Anda berpikir apa maksud
Tuhan dengan menempatkan orang-orang sulit tertentu dalam kurun waktu tertentu
di hidup kita? Biasanya itu adalah
maksud Allah untuk membentuk karakter kita secara khusus.
Anda yang tidak sabaran akan
diberi rekan kerja seorang yang lamban, agar Anda belajar buah Roh kesabaran.
Anda yang malas akan diberi atasan seorang penuntut, agar Anda menghargai kepercayaan yang diberikan kepada Anda. Anda
yang keras kepala akan diberi orang yang lebih keras kepala dari Anda, agar Anda tahu
melembutkan hati. Pendeknya, kehadiran
orang sulit jangan ditanggapi dengan keluhan.
Bukan juga selalu ditanggapi dengan ide: saya harus mengubah dia, dia
yang harus berubah. Walaupun ada bagian
karakter orang itu yang harus diubah, mungkin justru dia adalah utusan Tuhan
untuk mengubah Anda.
Besi itu keras, sehingga
harus ditajamkan dengan besi juga. Jika Anda menghindari pembentukan Tuhan terus, Anda tidak akan pernah berubah menjadi serupa
Kristus. Terimalah setiap gesekan dengan
orang sulit sebagai cara Tuhan mempertajam hidup Anda. Bersyukur, dan nikmati saja
keunikan setiap pribadi. Penyesuasian
diri Anda terhadapnya adalah kunci perubahan relasi di
antara Anda. Ingat, bukan aksi yang penting – namun respons!
B3 Tindakan
hari ini menuntut kejujuran dan kerendahan hati. Pikirkan kembali orang sulit yang telah Anda gumuli selama 5 hari ini. Lalu pikirkanlah, mengapa Tuhan mengizinkan orang
itu ada di sekitar hidup Anda saat
ini. Karakter apakah yang ada dalam diri
Anda yang terus bergesekan dengan orang itu. adakah hal yang sebenarnya ingin Tuhan pertajam
dalam kehidupan kita. Siapkah Anda untuk berubah?!!
Minggu, 10 Febuari 2013
“Mengasihi Orang Sulit = Tanda Anda Orang Kristen Sejati”
Lukas 6:32
B2
1.
Siapakah yang dapat
melakukan tindakan “mengasihi orang yang mengasihi dirinya”?
2.
Siapakah yang dapat
melakukan tindakan “mengasihi orang yang tidak mengasihi dia”?
Pengajaran
Mencintai seseorang yang kita cinta itu gampang sekali, bahkan apa
saja yang kita lakukan maunya untuk menyenangkannya. Seseorang rela berkorban
segala-galanya demi orang yang dicintai.
Mencintai seseorang yang mencintai kita pun tidak sulit. Segala kebaikan dan cinta orang itu membuat
dengan mudah kita membalas bahkan melimpahi orang itu dengan kasih yang
sama. Kedua hal itu dapat dilakukan oleh
semua orang, bahkan orang berdosa pun melakukannya. Namun Tuhan Yesus memberi standar yang lain
untuk orang percaya: mengasihi orang
yang tidak layak dikasihi.
Jika Anda bertemu dengan seseorang yang menarik hati kita, itu bukan
pilihan untuk mengasihi dia melainkan sebuah kesempatan. Ini tindakan manusiawi. Namun jika
Anda bertemu seorang tidak menarik bagi kita namun tetap mengasihinya, itu
bukan kesempatan melainkan pilihan.
Respon otomatis Anda
adalah menolak dia, namun Anda
memilih untuk mengasihinya. Ini tindakan
ilahi!
Jika
Anda bertemu orang
sulit dan Anda
kadang mengasihi kadang tidak mengasihi, seperti saklar lampu saja – itu bukan
mengasihi, namun mengalah semata. Kasih
yang sempurna berarti belajar mengasihi orang yang memang tampaknya tidak layak
untuk dikasihi – secara terus menerus.
B3 Ini adalah hari terakhir pergumulan kita dalam
melakukan firman, “mengasihi orang sulit.”
Persoalannya, orang sulit itu mungkin adalah keluarga dekat atau rekan
kerja yang tiap hari kita harus bertemu dengannya. Anda tidak bisa terus menghindari dia. Yang Anda harus
lakukan hanya satu: mengubah sikap Anda dari cuek dan
jengkel menjadi kasih. Ingat, mengasihi
orang sulit adalah sebuah pilihan. Ini
tindakan ilahi.
Hari
ini adalah perayaan Imlek. Jika Anda merayakannya, ini adalah awal yang baik untuk
mulai kembali menjalin tali silaturahmi, langkah awal dalam membangun hubungan
secara baru. Kiranya firman sepanjang
minggu ini memampukan kita semua untuk mengasihi orang sulit di sekitar kita.
No comments: