INISIATIF ALLAH
Yeremia 29:10-14
B2
Menurut
nats ini, sebenarnya apakah Allah lebih dahulu mencari kita atau kita mencari
Dia? Apa maksudnya frase “Aku akan memberikan kamu menemukan Aku…” (ayat 14)?
Seringkali,
kita berpikir bahwa ibadah adalah hasil dari inisiatif kita. Kitalah yang
berniat pergi ke gereja. Kitalah yang mengikuti ibadah dari awal sampai akhir.
Kelihatannya memang ibadah dimulai dari kita yang berkomitmen mencari Allah.
Namun, apakah benar demikian?
Nats hari
ini menunjukkan suatu realita yang lebih dalam namun terlupakan oleh kita.
Sesungguhnya, ibadah itu selalu diawali dari inisiatif Allah yang lebih dahulu
mencari dan memanggil kita, orang berdosa. Ayat
10 mengatakan bahwa Allah adalah pihak pertama yang bekerja memulihkan
keadaan umat-Nya. Pemulihan-Nya inilah yang akhirnya memungkinkan umat Tuhan
memiliki hati yang merindukan dan mencari Dia. Jadi apakah ibadah berasal dari
inisiatif kita? Tidak! Karena inisiatif kita pun adalah buah dari inisiatif
Allah yang menebus dan menguduskan kita.
B3
Bersyukurlah
atas karya penebusan Allah yang memungkinkan kita untuk beribadah kepada-Nya!
*****
Selasa, 16
Juli 2013
DICIPTAKAN UNTUK KEMULIAAN-NYA!
Yesaya 43:1-7
B2
Apa saja
yang Allah sudah dan akan lakukan terhadap umat-Nya? Menurut ayat 7, apa tujuan Allah menciptakan dan
menebus kita?
Dalam film Superman: Man of Steel, diceritakan
bahwa setiap penghuni planet Kripton sudah ditentukan tujuan hidupnya sejak
mereka masih bayi. Ada yang ditentukan sebagai prajurit, pemimpin, pekerja, dan
sebagainya. Sekali ditentukan maka bayi itu akan bertumbuh dengan karakter dan
kemampuan yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan hidupnya tersebut.
Demikian
pula dengan kita. Allah menciptakan dan menebus kita untuk kemuliaan-Nya. Bukan
karena Allah kita butuh dihormati melainkan karena Allah, di dalam kasih-Nya,
ingin supaya manusia mengalami keindahan dan keagungan kemuliaan-Nya. Dalam hal
ini, Allah ingin “membagikan” kemuliaan-Nya kepada manusia. Ibadah adalah salah
satu bentuk terpenting kita menyelaraskan diri dengan tujuan Allah atas kita.
Ketika kita menyembah Dia maka kita sedang memenuhi tujuan Allah tersebut!
B3
Sadarilah
bahwa kehidupanmu bukanlah suatu kebetulan tetapi keputusan Allah supaya Anda
memiliki hidup yang memuliakan Dia!
*****
Rabu, 17
Juli 2013
MENAKUTKAN DAN MENENANGKAN
Yesaya 8:11-15
B2
Siapakah
yang seharusnya kita takuti dan tidak takuti dalam hidup ini (ayat 11-13)? Apa artinya Allah akan
menjadi “tempat kudus” (ayat 14)?
Dalam salah
satu episode Dog Wishperer, ada
sepasang suami istri yang memiliki anjing berukuran besar. Anjing tersebut
begitu menyeramkan untuk dilihat apalagi didekati. Sampai suatu hari, pasangan
tersebut memperoleh seorang anak. Awalnya, banyak orang mengkhawatirkan keselamatan
si bayi yang tinggal satu rumah dengan anjing besar tersebut. Namun, ternyata
anjing itu malah menjadi pelindung si bayi yang setia. Tidak ada yang berani
mengganggu bayi tersebut karena ia selalu didampingi oleh anjing itu.
Bukankah
Allah kita seperti itu? Bagi orang yang tidak mengenal-Nya, Allah adalah
Pribadi yang sangat pantas untuk ditakuti (ayat
13). Dia adalah Allah yang berkuasa atas hidup dan mati manusia. Namun,
bagi kita yang telah menjadi anak-anak-Nya, Allah adalah tempat perlindungan
yang teguh. Ayat 14 mengibaratkan
Allah sebagai “tempat kudus” (sanctuary)
yaitu tempat paling aman di zaman Perjanjian Lama sebab Allah sendiri yang
hadir dan menjagai kita. Selama kita berada dalam perlindungan-Nya maka tidak
ada satu pun yang perlu kita takuti dalam hidup ini.
B3
Renungkanlah
kembali akan janji Allah untuk menjadi tempat perlindungan yang paling aman
bagi hidupmu! Masihkah Anda takut menjalani hidup ini?
*****
Kamis, 18
Juli 2013
JANGAN HANYA MENGANGKAT TANGAN!
Ratapan 3:37-41
B2
Apa
maksudnya kita harus mengeluhkan dosa kita (ayat
39)? Apa artinya mengangkat hati dan tangan kepada Tuhan (ayat 41)?
Dalam
ibadah hari Minggu, kita terbiasa mengangkat tangan sewaktu kita menyanyikan
puji-pujian. Saking seringnya, perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan yang
belum tentu diiringi oleh sikap hati yang tepat. Padahal mengangkat tangan
dalam ibadah tidak secara otomatis menjadikan perilaku ini sebagai penyembahan
yang baik.
Ayat 41 dengan jelas menyatakan bahwa kita
harus mengangkat tangan dan hati kita
kepada Allah. Hati yang terangkat kepada-Nya merupakan syarat supaya ibadah
kita menyenangkan Dia. Tangan yang terangkat bagi-Nya merupakan ekspresi yang
tidak terbendung dari hati yang mencintai, menghormati, dan meninggikan Allah.
Apakah Anda masih ragu mengangkat tanganmu dalam ibadah? Atau, apakah Anda
seringkali mengangkat tangan tanpa mengangkat hatimu? Ingatlah bahwa keduanya
sama-sama penting sebagai suatu kesatuan penyembahan yang indah di mata Tuhan.
B3
Belajarlah
mengangkat tangan dan hatimu kepada
Tuhan dalam penyembahan!
*****
Jumat, 19
Juli 2013
MENYANYIKAN KEADILAN
Mazmur 101
B2
Apa yang
hendak dinyanyikan Pemazmur (ayat 1)?
Bagaimana Pemazmur menegakkan keadilan dalam kehidupan sehari-hari?
Nyanyian
rohani yang baik haruslah menampilkan atau menekankan siapa Allah yang sejati.
Dalam Mazmur ini, Pemazmur bertekad untuk memuji keadilan Allah. Ini adalah hal
yang jarang kita lakukan dalam puji-pujian kita. Kebanyakan nyanyian rohani
bertemakan kasih atau kuasa Allah tetapi bukan keadilan-Nya. Padahal keadilan
adalah salah satu karakter Allah. Bila Allah tidak adil maka orang-orang benar
yang tertindas tidak akan pernah mengalami pembelaan yang sempurna dari-Nya.
Yang
menarik, Pemazmur menyanyikan keadilan Allah bukan hanya melalui suara namun
juga melalui kehidupannya. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk menegakkan
keadilan bagi sesama. Ia sendiri berjanji untuk menjadi orang yang tulus. Ia
akan melawan orang-orang yang lalim. Dalam hal ini, seluruh hidupnya menjadi
“nyanyian” yang mencerminkan keadilan Allah. Inilah yang disukai Allah, suara
keadilan bukan hanya dalam bentuk nyanyian melainkan juga tindakan nyata yang
mencintai dan mewujudkan keadilan bagi orang lain.
B3
Berdoalah
supaya Tuhan memberi kita hati yang mencintai keadilan!
*****
Sabtu, 20
Juli 2013
SAKIT ASMARA KEPADA TUHAN
Kidung Agung 5:1-8
Membaca
nats ini, kita membayangkan betapa romantisnya sang istri menantikan dan
mempersiapkan dirinya bagi sang suami. Tragisnya, saat ia membukakan pintu
kamar, ternyata sang suami sudah lenyap dari pandangannya. Apakah ia marah?
Apakah ia memilih untuk tinggal di kamar? Tidak! Ia pergi mencari sang suami
dengan antusias. Mengapa? Karena hatinya dipenuhi oleh sakit asmara (ayat 8). Ini adalah suatu kondisi hati
yang sangat merindukan sang suami tercinta.
Sadarkah
kita bahwa nats ini tidak sekedar bicara hubungan istri dan suaminya? Jauh
lebih dalam, ini adalah simbol bagi hubungan kita dengan Tuhan. Hubungan kita
bukan sekedar status bahwa kita adalah anak-Nya dan Dia adalah Bapa kita.
Hubungan kita adalah hubungan yang emosional. Artinya, hati kita seharusnya juga
dipenuhi oleh cinta dan kerinduan yang meluap-luap kepada-Nya. Apakah selama
ini, Anda masih menyembah Dia dengan “sakit asmara” di hatimu?
B3
Mintalah
kepada-Nya supaya terus menjaga dan membakar hatimu bagi-Nya!
*****
Minggu, 21
Juli 2013
PENYEMBAHAN SEBAGAI DIALOG
Yesaya 6:1-9
B2
Perhatikan,
apa saja yang menjadi respon Yesaya kepada Allah dan respon Allah kepada
Yesaya? Mengapa ibadah yang baik memerlukan respon kita?
Setidaknya
ada 2 cara pandang yang salah tentang ibadah. Pertama, kita melihat ibadah
sebagai kelas di mana ibadah menjadi sarana untuk penyampaian informasi saja,
khususnya melalui khotbah. Kedua, kita menganggap ibadah sebagai konser di mana
kita dihibur melalui musik yang menarik. Keduanya tentu saja tidak pas dalam
kita memahami apa itu ibadah.
Pertemuan
Yesaya dengan Tuhan mengajarkan kita bahwa ibadah sesungguhnya adalah sebuah dialog
antara Yang Ilahi dan umat-Nya. Dialog ini bersifat saling meresponi. Ketika
Yesaya melihat kekudusan Allah, ia pun mengakui segala dosanya. Kemudian, Allah
berespon terhadap pengakuan Yesaya dengan menyucikannya kembali. Lantas, Allah
menyampaikan tantangan pengutusan. Yesaya pun menjawab. Akhirnya, Allah
mengutus Yesaya.
B3
Marilah
kita menjalani ibadah sebagai dialog dengan Dia. Responilah apa yang Dia
nyatakan melalui ibadah.
No comments: