Slider[Style1]

Style2

Style5

Style4

”Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu” (Keluaran 20:16)

”Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan kehendak keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab didalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta. (Yohanes 8:44)

idalam Injil Yohanes 8:44, memberikan kepada kita gambaran tentang dusta:
Pertama, BERDUSTA ADALAH SIFAT IBLIS

Tuhan menyelamatkan kita dengan suatu tujuan agar kita bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus. Pertumbuhan ini harus kita perjuangkan setiap hari selama kita hidup. Dan pertumbuhan ini tidak akan mencapai kemaksimalannya jika kita masih terikat dengan kebiasaan berdusta.

Kedua, BERDUSTA BERKAITAN ERAT DENGAN MEMBUNUH
Pembunuhan tidak hanya dimengerti dengan kematian seseorang secara jasmani, tetapi bisa juga dengan senjata kebohongan untuk membunuh karakter. Ingat, kejadian pasal 3 memberitahukan kepada kita bagaimana akhirnya manusia mengalami kematian secara rohani, putus hubungan dengan Tuhan, semuanya berasal dari sebuah kebohongan. Iblis menambahkan satu kata dalam Firman Tuhan, ”...jangan kamu raba” (Kej 3:3); serta kebohongan yang lain, ”...sekali-kali kamu tidak akan mati” (Kej 3:4); dan, ”...kamu akan sema seperti Allah” (Kej 3:5). Ketika kita berdusta sesungguhnya kita sedang menghancurkan nama baik, reputasi, dan karakter orang lain dan diri sendiri. Bukankah Firman Tuhan berkata,”kasihilah sesasamu
seperti kamu mengasihi dirimu sendiri.” Seorang yang berdusta tidak bisa hidup dalam hukum kasih ini.

Ketiga, BERDUSTA ITU JAUH DARI KEBENARAN.
Jika berdusta itu membunuh karakter seseorang tetapi sebaliknya, kebenaran memurnikan dan membangun karakter. Seorang yang hidup dalam dusta pasti tidak akan memiliki karakter dari sifat yang dapat dipercaya. Ketika seseorang tidak memiliki sifat yang dapat dipercaya, orang tersebut pasti kehilangan pengaruh. Dan seorang yang kehilangan pengaruh tidak berhak untuk memimpin dalam hal apa saja. Seorang pendusta yang memimpin dia hanya dapat memberi satu pengaruh saja, yaitu: kehancuran setiap orang yang dipimpin. Sebaliknya, seorang yang hidup dalam kebenaran dapat memberi banyak pengaruh dalam hal-hal karakter.

Keempat, BERDUSTA ITU MENYUBURKAN EGOISME
(MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI)
Firman Tuhan berkata,”...atas kehendaknya sendiri.” Seorang yang berdusta lagi sedang menaburkan pupuk kesuburan untuk sifat egois dan mementingkan diri sendiri bertumbuh lebih baik. Apa yang Firman Tuhan katakan tentang sifat yang mementingkan diri sendiri, ”Sebab dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” (Yak 3:16)

Mari kita tanggalkan dusta dari hidup kita, karena kita sudah mengenakan hidup baru yang diciptakan dalam Kristus Yesus. Jangan lagi menfitnah, membesarkan-besarkan kesalahan orang lain, gosip, dan menyebarkan asumsi. Berkatalah benar demi mambngun orang lain!!!.

Oleh : Pdt. Hengky Setiawan, S.th, MK.

GKBJ Taman Kencana

Gereja Kristen Baptist Jakarta Jemaat Taman Kencana
Perumahan Taman Kencana Blok A1 No 16
Cengkareng Jakarta Barat 11730
Telp: 021 555 2868 Fax: 021 555 2869
Email: gkbj.taman@gmail.com | gkbj_taken@yahoo.co.id
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Tuliskan komentar anda disini.


Top