Slider[Style1]

Style2

Style5

Style4

Seri Khotbah Christ.Com - I for Intercede


INTERCEDE (BERDOA SYAFAAT)
Yohanes 17:9-20


Doa syafaat (Ing: Intercede) adalah memohon untuk orang lain atau berdoa atas nama orang lain. Peran pendoa syafaat amat umum dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Ada konsep yang salah dalam keKristenan sekarang ini bahwa mereka yang menaikkan doa syafaat adalah kelas istimewa dari “orang-orang Kristen super,” yang dipanggil Allah untuk pelayanan syafaat secara khusus. Alkitab jelas bahwa semua orang Kristen dipanggil untuk menjadi pendoa syafaat. Beberapa kali rasul Paulus minta supaya jemaat mendoakan dia. Bahkan, tidak bersyafaat bagi orang lain adalah dosa. “Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu” (1 Samuel 12:23)


Sebagai PKS dan anggota sel, kita harus mempraktekkan dan mengembangkan doa syafaat di dalam komunitas kita. Tuhan Yesus sendiri memberikan teladan bagaimana Ia berdoa syafaat bagi anggota selnya yaitu ke 12 orang murid-Nya.

Apa yang dapat kita pelajari dari Tuhan Yesus tentang doa syafaat

1. Berdoa syafaat adalah Panggilan untuk Melayani Orang Lain
Yesus mendoakan murid-murid-Nya menjelang Ia ditangkap dan disalibkan. Yesus sendiri tahu bahwa sebentar lagi ia akan mati dan meninggalkan murid-murid-Nya, seharusnya Dialah yang butuh didoakan, dihibur dan dikuatkan. Dalam keadaan seperti itu, Ia justru lebih mengkuatirkan keadaan murid-muridNya sepeninggalnya. Yesus berdoa kepada Bapa agar Bapa memelihara dan melindungi mereka (ay 11, 15).

Berdoa syafaat melatih kita tidak mementingkan diri sendiri. Kita sudah terbiasa dan terlalu sering mendoakan diri kita sendiri atau paling banter keluarga kita sendiri, terlebih ketika kita sendiri menghadapi banyak masalah. Berapa sering kita mendoakan orang lain? Rasul Paulus berpesan kepada Timotius agar mengajarkan kepada jemaat berdoa untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar (1Tim 2:1-2)

2. Berdoa syafaat adalah Panggilan untuk Berperang (ay 14-15)
Yesus menyadari bahwa setelah Ia meninggalkan dunia ini, murid-murid-Nya akan mendapat serangan yang lebih hebat dari dunia dan si jahat yang terus berusaha menjatuhkan mereka. Senjata untuk berperang melawan dunia dan si jahat adalah berdoa. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berdoa syafaat bagi murid-murid-Nya agar Bapa melindungi mereka. Seringkali kita salah berperang melawan orang-orang yang justru seharusnya kita doakan. Kita bukan berperang dengan orangnya, melainkan berperang melawan filsafat dunia dan Iblis yang bekerja di balik orang-orang tersebut.

3. Berdoa syafaat adalah Panggilan untuk Berperan (ay 20)
Yesus bukan hanya mendoakan ke 12 murid-nya tetapi Ia juga berdoa untuk kita, bahkan terus menerus mendoakan kita sampai hari ini. Ibrani 5:27 menyatakan bahwa setelah Yesus naik ke surga, Ia menjadi Pengantara kita senantiasa. Kata ‘pengantara’ dalam bahasa Inggris diterjemahkan intercession. Pengantara adalah salah satu fungsi Imam dalam Perjanjian Lama. Dalam 1 Petrus 2:5, disebutkan bahwa kita adalah imamat kudus Allah yang juga berfungsi sebagai pendoa syafaat. Ada banyak hal di dunia ini yang butuh kita doakan. Banyak kesaksian di Alkitab menunjukkan, bahwa Allah bekerja mengubah seseorang, situasi maupun keadaan karena ada umat-Nya yang berdoa. Contohnya; Ester, Daniel, Nehemia, dst.

Seri Khotbah Christ.Com - C for Care

Pada minggu pertama kemari kita telah mempelajari gaya hidup dalam komunitas sel yaitu care (peduli dan memperhatikan). Gaya hidup peduli dan memperhatikan orang lain harus kita praktekan dalam kehidupan kita berkomunitas karena beberapa alasan:
1. Teladan Allah.
Roma 8:28 menegaskan bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan…” Kalimat “mendatangkan kebaikan” adalah bukti bahwa Allah kita adalah yang peduli dan memperhatikan setiap orang percaya.
Allah Bapa adalah Allah yang peduli dan memperhatikan. Dia menyatakan dirinya sebagai Bapa (Mzm 103:13) dan peduli kepada janda serta anak yatim (Mzm 68:5). Allah Anak, Yesus Kristus, dalam kepeduliaan-Nya buat manusia Dia rela melepaskan jubah keIlahian-Nya, menjadi manusia bahkan hamba, serta mati disalib (Fil 2:6-8).

Roh yang mau tinggal didalam diri orang percaya (1 Kor 6:19). Allah kita adalah yang peduli, jika kita percaya bahwa kita telah diciptakan dalam gambar dan rupa Allah sebenarnya di dalam diri kita sudah ada kemampuan untuk peduli.
Allah adalah kasih. Kasih Allah bukan bersifat cuek dan dingin. Kasih Allah selalu aktif untuk mempedulikan dan memperhatikan manusia agar mendatangkan kebaikan. Dan kasih Allah itu sudah diberikan kepada kita secara melimpah (Rom 5:5). Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak peduli dan memperhatikan.

2. Teladan tokoh Alkitab.
Maria yang dicatat dalam Injil Yohanes 2:1-10, sekalipun Maria tidak bisa beli anggur dan melakukan mujizat ketika di sebuah pesta pernikahan namun Maria menyatakan sikap kepeduliaannya terhadap krisis kekurangan air anggur. Ada seorang perwira yang dicatat dalam Lukas 7:2, sekalipun dia tidak bisa mendatangkan mujizat kesembuhan atau mengobati hambanya namun dia peduli dengan penyakit yang diderita oleh hambanya. Paulus dalam ucapan salam yang dicatat dalam kitab Roma 16:1-16 memperlihatkan sikap peduli dan memperhatikan dengan ucapan terima kasih atas bantuan, mengisahkan kebaikan dan kekuatan rekan-rekannya. Peduli tidak harus dalam bentuk pertolongan yang besar, melakukan hal yang kecil tetapi itu sangat bermanfaat bagi yang dipedulikan.

3. Teladan jemaat GKBJ.
Ada jemaat yang bisa menjadi teladan rohani dalam hal peduli. Besuk kepada orang sakit, memberikan makanan kecil (bukan karena kekurangan seseorang semata) tetapi lebih pada mempraktekan peduli, ada yang memberi tepukan pundak untuk memberi semangat, ada yang memberi sms kata-kata semangat dan Firman Tuhan, mengucapkan terimakasih dan selalu mengingat kepada mereka yang membimbing, memberikan salam tangan, dll. Itu adalah teladan rohani yang kelihatannya kecil tapi sungguh bisa mendatangkan manfaat yang besar dari orang yang dipedulikan.

Oleh: Pdt Hengky Setiawan

Menjadi Kristen Dalam Pekerjaan


(1 Tesalonika 2:9-10)

Salah satu prinsip untuk mengalami Kemerdekaan dalam soal keuangan adalah prinsip Menerima. Kita menerima berkat dari Tuhan bisa melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan bekerja. Kita akan membahas secara khusus bagaimana kita bisa tetap menjadi orang Kristen dalam lingkungan usaha dan pekerjaan kita.

Seorang Kristen yang aktif di gereja, bisa saja tiba-tiba menjadi tidak Kristen ketika ia sudah masuk dalam lingkungan dunia usaha atau pekerjaan yang ia geluti. Seolah-olah mereka hidup dalam dua dunia yang sangat berbeda, sehingga tidak heran, pada hari Minggu mereka mengenakan dandanan, pola pikir dan tindakan yang rohani sedangkan hari Senin sampai Sabtu mereka lepaskan itu semua dan menggantinya dengan dandanan, pola pikir dan cara-cara bertindak yang duniawi.

Ditambah lagi berbagai tantangan zaman yang semakin tidak bersahabat dengan keKristenan, semakin jauh dari prinsip-prinsip kebenaran, membuat kita sebagai orang-orang Kristen seringkali harus menghadapi berbagai pertanyaan dan dilema yang sulit.

Rasul Paulus menunjukkan kepada kita bagaimana ia dan rekan-rekannya berjerih lelah dalam bekerja mencari nafkah hidup sambil melayani memberitakan Injil, namun tetap dapat berlaku saleh, adil dan tak bercacat dihadapan banyak orang.

Banyak masalah/ dilema dalam dunia usaha dan pekerjaan yang seringkali membuat kita sulit untuk tetap konsisten sebagai orang Kristen. Paling sedikit ada 4 masalah yang paling sering dihadapi orang bekerja pada umumnya. Bagaimana mempraktekkan prinsip-prinsip Firman Tuhan menghadapinya.

1. Menghadapi Masalah Kejenuhan
Hampir setiap orang bekerja menghadapi masalah ini. Setiap hari mengadapi pekerjaan yang sama, orang-orang yang sama, ditambah lingkungan kerja yang tidak memadai, atasan yang tidak ramah, membuat kita sering berangkat bekerja dengan perasaan yang enggan. Jika seorang sudah mulai jenuh, biasanya semangat kerja menurun, produktifitas dan kualitas pekerjaan juga ikut menurun.

Menghadapi masalah ini, kita harus kembali kepada prinsip Firman Tuhan, bahwa sebenarnya bekerja itu bukan sekadar memenuhi tuntutan hidup, kita harus melihat lebih luas bahwa bekerja itu sebenarnya adalah memenuhi panggilan Allah untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkanNya secara khusus untuk kita (Efesus 2:10). Untuk melakukan itu, Allah sudah merancang bahwa kita dapat melaksanakan pekerjaan kita dengan segala talenta dan kemampuan yang kita miliki. Pastikan bahwa kita ada di tempat yang tepat. Kalaupun saat ini merasa terjebak di suatu tempat yang salah, lakukan karena dan untuk Tuhan, serta keyakinan bahwa bagaimanapun pekerjaan kita itu penting bagi Allah. Jika tiba waktunya, kita harus lakukan terobosan, butuh iman, keberanian dan persiapan.

2. Menghadapi Masalah Persaingan
Untuk mencapai kedudukan dan gaji yang lebih tinggi, seringkali kita harus bersaing dengan teman sekerja kita. Demikian pula di dunia usaha, kita harus bersaing semakin ketat untuk mendapatkan produk terbaik dan pelanggan yang terbanyak. Allah tidak melarang kita bersaing, namun kita harus bersaing secara sehat, bukan dengan curang dan mengorbankan kebenaran. Mis: mencari muka, sengaja menjatuhkan saingan kita, perang harga, merebut konsumen orang, pergi ke dukun, dst.

Kita harus berpegang pada prinsip bahwa segala berkat datang dari Tuhan, bagi setiap orang Tuhan sediakan bagiannya. Bagian kita adalah menjadi dan melakukan yang terbaik. Kol 3:23: “Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu”.

3. Menghadapi Masalah Integritas
Integritas sudah menjadi barang langka saat ini, lebih-lebih dalam dunia usaha dan pekerjaan. Kita sering diperhadapan pada pilihan: “jujur berarti keluar” atau “kompromi berarti aman”;“Jujur berarti banyak musuh, tidak jujur banyak teman”; Jujur dianggap naif, tidak jujur dianggap cerdik”, dst. Sebagai orang Kristen kita dipanggil untuk berintegritas dalam soal keuangan, soal waktu, soal perkataan dan tindakan.

Prinsip yang kita harus kita praktekkan adalah kita tidak boleh menjadi sama dengan dunia (Rm 12:2) dan bahwa Tuhan adalah majikan kita yang sesungguhnya (Kol 3:23). Kita harus lebih takut dan lebih taat kepada Tuhan daripada siapapun di dunia ini. Janji Tuhan bahwa kita akan menerima upah dari Tuhan (Kol 3:24)

4. Menghadapi Masalah Prioritas Pelayanan
Kita seringkali menghadapi dilema antara pekerjaan dan pelayanan, seolah kita harus mengorbankan salah satunya. Tuhan tidak memanggil semua orang menjadi hamba Tuhan yang melayani penuh waktu di gereja, karena Tuhan juga membutuhkan hamba-hambaNya yang melayani di dunia pekerjaan: di kantor, di toko, di pabrik, di sekolah, dst.
Kita harus berpegang pada prinsip bahwa pekerjaan kita juga merupakan pelayanan. Jadi kita bisa melayani Tuhan di tempat pekerjaan kita, kita bisa memuliakan Tuhan di tempat pekerjaan kita, kita bisa menuai jiwa di tempat pekerjaan kita.

Namun, meskipun demikian, kita perlu mengatur waktu untuk diperlengkapi dan melayani di rumah Tuhan. Kita harus menjadi tuan atas waktu-waktu pribadi kita dengan mengaturnya. Kita diperintahkan bekerja 6 hari, lebih dari itu, hidup, kerohanian, keluarga dan kesehatan kita akan mengalami kekacauan. Bekerja untuk hidup bukan hidup untuk bekerja. Alami janji Tuhan Matius 6:33.

Oleh: GI Susanna I. Setiawan

Sikap terhadap kekayaan

(Kej 13)
Abraham dan Lot adalah dua saudara (paman dan keponakan) yang kaya raya (ay 2, 5-6). Sekalipun Mereka sama-sama kaya dan dari kampung halaman yang sama namun sikap satu dengan yang lain berbeda ketika memandang harta. Kita harus belajar dari Abraham bagaimana dia memandang harta dan kekayaan.

1. Abraham memandang hubungan kerabat/saudara sekandung lebih penting daripada kekayaan. "...kita ini kerabat"

Abraham tidak ingin karena harta mereka berdua ribut dan bermusuhan. Abraham ingin keluarganya tetap utuh dan tidak terpecah. Di samping itu, Abraham adalah orang yang dipanggil keluar oleh Tuhan dari tanah leluhurnya untuk menjadi saksi di tengah bangsa Feris dan kanaan.


Jangan sampai kita dalam hubungan dengan kerabat, teman seiman, dan keluarga terpecah karena kekayaan.
Saudara dan saya dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi saksi di tengah dunia ini, dan memuliakan Tuhan lewat kerukunan dan keutuhan hubungan satu dengan yang lain.

2. Abraham menadang janji Tuhan lebih utama daripada kekayaan.
Lot memandang Sodom dan Gemorah dengan nafsu mengejar kekayaan yang lebih. Dan tempat itu seperti menjanjikan jaminan masa depan yang lebih kaya dan makmur. Lot mengukur segala sesuatu dengan kekayaan. Tapi sayang, Lot (Kej 19) keluar dari kota tersebut tanpa membawa uang sepeserpun. Sementara Abraham lebih memandang janji dan Firman Tuhan terhadap masa depannya. Sekalipun Abraham tidak mendapat tempat yang prospek namun janji Tuhan dan FirmanNya digenapi. Abraham tidak kekurangan suatu apapun tentang hartanya.

Jangan mengukur diri sendiri dengan kekayaan. Ketika Anda kaya Anda sombong sebaliknya bisa minder. Dasari hidup kita pada janji Tuhan dan FirmanNya.

3. Abraham menandang persekutuan dengan Tuhan lebih mulia daripada kekayaannya.
Sekalipun Abraham sudah kaya, ia tidak lupa untuk mengutamakan persekutuannya dengan Tuhan. Sejak Abraham membangun awal dan usahanya, Alkitab mencatat dia membangun mezbah di antara Ai dan kanaan, dan ketika dia sudah kaya dia bangun Mezbah di terbantin pohon mamre. Ketika Lot merasa bisa menjaga diri ketika ada di tempat Sodom dan gemorah, Kejadian 19 mencatat justru keluarganya hancur. Istrinya menjadi tiang garam, Lot berlambat-lambat untuk keluar dari tanah yang jahat, dan anak perempunnya tidur dengan ayahnya sendiri. Persekutuan dengan Tuhan yang membuat keluarga Abraham diberkati oleh Tuhan, sementara Lot tidak demikian.

Ketika Anda kehilangan persekutuan dengan Tuhan jangan Anda berfikir tidak kehilangan apapun. Tanpa persekutuan dengan Tuhan Anda akan kehilangan segalanya bahkan keluarga. Bangun persekutuan lebih penting daripada kekayaan, maka Anda memperoleh segalanya. Tuhan berkati.

Oleh: Pdt Hengky Setiawan

Bahan Saat Teduh 5B | 26 Sep - 02 Okt 2011

BAHAN 5B 26 SEPTEMBER – 2 OKTOBER 2011

Senin, 26 September 2011
1 Timotius 2:1-4 ARTI BERDOA SYAFAAT
• Untuk siapakah kita berdoa syafaat? (ay 1-2a)
• Mengapa kita perlu bersyafaat? (ay 2b-3)
• Apa yang dikehendaki Allah melalui doa syafaat itu? (ay 4)

Berdoa untuk diri sendiri, orang-orang dekat dan masalah kita sendiri sering menghabiskan sebagian besar waktu doa kita. Tentu saja dapat diterima dan memang tepat jika kita berdoa untuk itu.Namun Allah juga memanggil semua orang Kristen menjadi pendoa syafaat. Adalah keinginan Allah bahwa setiap orang percaya aktif dalam doa syafaat. Betapa indah dan tingginya hak yang kita miliki untuk bisa datang dengan penuh keberanian ke hadapan tahta Allah yang Mahakuasa dengan doa dan permohonan kita.

Doa syafaat berarti berdoa untuk orang lain atau sesuatu yang bukan kebutuhan kita pribadi, namun mencakup kebutuhan orang lain atau kebutuhan yang lebih luas yaitu untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, supaya pada akhirnya mereka dapat diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Dalam bahasa Inggris, kata yang dipakai adalah "intercession". Pendoa syafaat adalah seseorang yang datang mendekat dan berdoa di hadapan Allah untuk menggantikan posisi orang lain.

B3. Periksalah, berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk mendoakan orang lain dibandingkan mendoakan diri dan kebutuhan kita sendiri? Ambillah waktu hari ini untuk mendoakan secara khusus beberapa orang di komsel Anda, untuk pemerintah dan pejabat Indonesia!

Selasa, 27 September 2011
Daniel 9:1-19 DOA SYAFAAT YANG SEJATI
• Untuk siapakah Daniel bersyafaat? Hal apa yang mendorong Daniel berdoa dan berpuasa pada saat itu? (ay 1-3)
• Bagaimana Daniel mengawali doanya kepada Tuhan? (ay 4-6) Mengapa?
• Apakah permohonan Daniel kepada Tuhan? (ay 17-19)

Contoh syafaat yang indah dapat ditemukan dalam Daniel 9. Bagian ini memiliki semua unsur dari doa syafaat yang sejati. Doa ini adalah respon terhadap Firman Tuhan (ayat 2), diwarnai dengan kesungguhan (ayat 3) dan penyangkalan diri (ayat 4); secara tidak egois mengidentifikasikan diri dengan umat Allah (ayat 5), diteguhkan dengan pengakuan dosa (ayat 5-15); bergantung pada karakter Allah (ayat 4, 7, 9, 15); dan tujuannya adalah untuk kemuliaan Allah (ayat 16-19). Seperti Daniel, orang-orang Kristen harus datang kepada Allah atas nama orang lain dengan sikap hati yang hancur dan penyesalan, mengakui ketidaklayakan diri dan dengan penyangkalan diri. Daniel tidak mengatakan, “Saya berhak untuk menuntut ini dari Engkau, Allah, karena saya adalah salah satu dari pendoa syafaat-Mu yang khusus dan terpilih.” Dia mengatakan, “Saya orang berdosa,” dan akibatnya, ‘Saya tidak berhak untuk menuntut apa-apa.” Doa syafaat yang sejati bukan hanya mencari kehendak Allah dan penggenapannya, namun juga supaya digenapi, baik itu menguntungkan kita atau tidak, apapun harganya bagi kita. Doa syafaat yang sejati mencari kemuliaan Allah, bukan diri sendiri.

B3. Bersyafaatlah bagi seorang yang Anda tahu saat ini sedang jauh dari Tuhan dan mengalami kejatuhan! Praktekkan unsur-unsur doa yang dipraktekkan Daniel di atas!

Rabu, 28 September 2011
Yohanes 17:9-15 YESUS PENDOA SYAFAAT KITA
• Bagaimana Tuhan Yesus menyebut para murid di dalam doa-Nya? (ay 9-10)
• Mengapa Tuhan Yesus perlu berdoa secara khusus bagi para murid-Nya? Apa permohonan-Nya kepada Bapa? (ay 11-15)
• Untuk siapa lagi Tuhan Yesus bersyafaat? (ay 20) dan bagaimana melakukan-Nya setelah kenaikan-Nya ke surga? (bd. Ibr 7:25-26)

Semasa hidup-Nya dalam dunia, Tuhan Yesus berdoa syafaat bagi murid-murid-Nya secara khusus pada saat menjelang Ia disalibkan. Yesus menyadari bahwa sebentar lagi Ia tidak lagi bersama-sama dengan mereka secara fisik, sementara tantangan yang akan dihadapi sangat besar, karena itu Tuhan Yesus berdoa agar Bapa memelihara dan melindungi mereka.
Bahkan setelah Ia naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah, Ia tidak berhenti mendoakan para murid dan orang-orang percaya lainnya dengan menjadi Pengantara kita. Dalam surat Ibrani, Yesus disebut sebagai Imam Besar yang Agung. Fungsi imam, salah satunya adalah sebagai pendoa syafaat. Ia bertindak atas nama manusia dalam hal-hal yang berhubungan dengan Allah. Ia harus mempersembahkan kurban dan persembahan karena dosa, memohon doa syafaat bagi umat yang diwakilinya, dan memberkati mereka (bd. Ibr 5:1 ; Im 9)
B3. Teladan apakah yang dapat Anda pelajari dari Tuhan kita? Bagaimana Anda mempraktekkannya dalam kehidupan doa Anda pribadi? Bagaimana kebenaran ini mempengaruhi hidup Anda sebagai seorang murid Tuhan?
Kamis, 29 September 2011
Kejadian 18:22-33 Bersyafaat bagi Kota
• Apakah yang akan dilakukan Allah terhadap kota Sodom? Mengapa Abraham keberatan? (ay 22-24)
• Apa jawaban Allah kepada Abraham? (ay 25) Apa yang dapat membuat Allah membatalkan niat-Nya menghukum kota Sodom pada akhirnya? (ay 32)
• Apa yang dilakukan Abraham untuk menyelamatkan kota Sodom? Bagaimana Abraham menunjukkan kesungguhannya? (ay 26-33)

Alkitab memberi kita pengharapan untuk percaya bahwa Allah dengan kasih karunia-Nya akan menyelamatkan kota dan melindunginya dari kehancuran yang akan menimpanya kalau ada orang-orang yang mau berdoa.
Ketika Abraham berdoa bagi Sodom untuk menyelamatkan keponakannya, Lot dan keluarganya, dia meminta agar Allah mau menyelamatkan kota itu. Kota Sodom adalah suatu gambaran budaya paling bejat dan anti Allah di dalam Alkitab Perjanjian Lama. Demikian parahnya sehingga prilaku kota Sodom itu kini telah menjadi suatu kata yang menggambarkan kebobrokan manusia dan budaya. Namun di lingkungan seperti itu pun, Allah tetap mengatakan bahwa Ia akan menyelamatkannya demi sepuluh orang benar. Kenyataannya, tidak sampai sepuluh orang benar di kota itu sehingga akhirnya Allah menghancurkannya, namun menyelamatkan Lot dan keluarganya.
Di manapun kota tempat kita tinggal, Allah memanggil kita untuk mendoakannya. Alkitab berkata:”Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” (Yer 29:7).

B3. Bersyafaatlah bagi kota Jakarta tempat Anda tinggal saat ini! Doakan agar angka kejahatan dan kekerasan semakin menurun, keamanan terjaga; agar kemerosotan moral tidak semakin memburuk; agar pergaulan muda mudi tidak semakin bebas; agar peredaran narkotika dapat diatasi aparat keamanan; dst.

Jumat, 30 September 2011
Efesus 6:18-20 Bersyafaat bagi Pemimpin
• Apa nasihat rasul Paulus kepada jemaat Efesus? (ay 18)
• Dalam hal apa rasul Paulus minta didoakan? Mengapa ia butuh didoakan? (ay 19-20)

Menurut John Maxwell dalam bukunya “Partners in Prayer”, ada lima puncak kesulitan yang dihadapi para pemimpin gereja, khususnya para pendeta pada jaman sekarang yaitu kesepian, stress, rasa diri kurang memadai, tekanan kepemimpinan, perang spiritual. Kebanyakan orang awam sama sekali tidak tahu tentang masa sulit yang dihadapi pendeta. Banyak orang berpikir bahwa pendeta hanya punya sedikit masalah, dan mereka punya keyakinan keliru bahwa orang dalam pelayanan Kristen penuh waktu secara khusus disayangi Tuhan, yang melindungi mereka dari kesulitan hidup yang biasa. Tetapi pada kenyataanya, pendeta mengalami semua kesulitan yang sama dengan kita semua, ditambah pula dengan tuntutan pekerjaannya sebagai seorang yang harus siap selalu melayani jemaat. Dari mana pemimpin gereja mendapatkan bantuan untuk memerangi semua kesulitan ini? Dukungan terbesar yang bisa diberikan oleh siapa saja kepada seorang pemimpin adalah berdoa untuk dia.
Dalam surat-surat yang ditulisnya, rasul Paulus sering meminta agar jemaat mendoakan dia (bd. Rm 15:31; Kol 4:3). Meskipun ia adalah seorang rasul yang pandai, penuh iman, bijaksana dan dihormati. Namun, ia bisa bergumul dalam ketakutan, kelemahan, kelelahan, kehilangan aka,l dst, ia membutuhkan dukungan doa jemaat yang dapat menghibur, menyegarkan dan menguatkannya.

B3. Berdoalah secara khusus bagi beberapa pemimpin di gereja Anda! Jika perlu, hubungi dan tanyakan, hal apa yang ia butuhkan untuk Anda doakan! Praktekkan segera!

Sabtu, 1 Oktober 2011
Kisah Para Rasul 4:23-31 Kuasa Doa Bersama
• Selepas dari sidang pengadilan Agama, ke manakah Petrus dan Yohanes pergi? Apa yang mereka lakukan di sana? (ay 23)
• Bagaimana respon teman-teman mereka ketika mendengar pengalaman Petrus dan Yohanes? (ay 24) Apa permohonan mereka kepada Tuhan? (ay 29-30)
• Bagaimana Tuhan menjawab doa mereka? (ay 31)

Rasul Petrus dan Yohanes segera menemui teman-teman mereka setelah dilepaskan dari sidang agama ahli-ahli Taurat dan orang Farisi dan menceritakan apa yang telah mereka alami. Mereka menyadari bahwa tantangan di depan mereka semakin berat, karena itu mereka “berseru bersama-sama” kepada Allah dalam doa agar mereka dan para hamba Tuhan diberikan keberanian untuk memberitakan Injil. Tuhan menjawab doa mereka.

Seorang misionaris wanita bercerita bagaimana dia terjebak bersama beberapa orang lain di sebuah dasar sungai yang kering, tepat ketika air bah datang. Mereka langsung berpegangan tangan dan bertahan terhadap bahaya yang menyerang itu dengan saling menguatkan. Mereka bersatu menentang air bah yang melanda, nyawa mereka pun selamat. Itulah yang juga terjadi dalam kelompok doa. Orang berkumpul bersama dan berdoa untuk bertahan terhadap segala sesuatu yang mengancam untuk menyapu dan membinasakan mereka.

B3. Praktekkan doa syafaat bersama dengan teman-teman sekomsel Anda! Bersyafaatlah secara khusus untuk pekerjaan pemberitaan Injil di Indonesia, secara khusus di salah satu tempat terpencil atau tempat di mana Injil ditentang! Sebelum berdoa, diskusikan bersama dengan teman-teman komsel Anda, hal-hal apa yang butuh didoakan sehubungan dengan hal itu, catatlah menjadi daftar pokok doa. Mulailah berdoa syafaat berdasarkan pokok-pokok doa tersebut!

Minggu, 2 Oktober 2011
Efesus 1:15-16 Suka cita Berdoa Syafaat
• Hal apa yang didengar oleh rasul Paulus tentang jemaat Efesus? (ay 15)
• Bagaimana respon Paulus mendengar hal itu? Hal apa yang selama ini selalu Paulus lakukan bagi mereka?(ay 16)

Rasul Paulus selalu mendoakan jemaat Efesus sekalipun ia tidak lagi ada di tengah-tengah mereka. Paulus yang berada dalam penjara bersukacita dan tak berhenti mengucap syukur kepada Tuhan ketika mendengar bagaimana jemaat Efesus hidup dalam iman dan kasih sebagai buah dari doa syafaat yang selama ini ia panjatkan.

Doa syafaat dapat merupakan bagian yang indah dan memperkaya kehidupan orang Kristen
Sesungguhnya, kalau kita mau menyempatkan diri untuk mendoakan seseorang dan membayangkan bagaimana kasih Kristus tercurah ke atas orang tersebut,dan membuat perubahan dalam hidup orang tersebut akan membuat kita bersuka cita dan tak henti mengucap syukur kepada Tuhan karena waktu yang kita investasikan untuk berdoa syafaat menghasilkan buah yang tidak sia-sia.

B3. Bagaimana kebenaran hari ini mengubah kehidupan doa Anda? Apa komitmen Anda? Mulailah membuat catatan doa syafaat Anda secara teratur, ucapkanlah syukur atas setiap doa yang telah dijawab oleh Tuhan!

Bahan Saat Teduh 5B | 19 Sep - 25 Sep 2011

REACH OUT

Senin, 19 September 2011
“TUGAS YANG TERHORMAT”
Roma 10:9-17

B2
Sebutkan urutan bagaimana seseorang diselamatkan di dalam Tuhan.

PENDALAMAN
Kerajaan Allah terdiri dari orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dengan segenap hati mereka. Dari sudut pandang rohani, kita meyakini bahwa iman hanya dapat diciptakan dan ditumbuhkan oleh Roh Kudus. Akan tetapi, nats ini memperlihatkan kita akan bagaimana Allah memakai upaya manusia untuk memperluas Kerajaan-Nya.


Keselamatan kita dimulai dari sikap hati yang berseru dan bergantung kepada Dia. Sikap ini lahir dari iman yang percaya kepada Dia. Sedangkan iman ini adalah buah dari mendengar Firman Tuhan. Akhirnya, bagaimana supaya orang-orang mendengar Firman Tuhan? Dengan cara Tuhan mengutus kita untuk memberitakannya. Betapa tugas pemberitaan Injil adalah tugas yang sangat mulia. Tuhan mempercayakan perluasan Kerajaan-Nya kepada kita.

B3
Marilah mengevaluasi diri sendiri, apakah Saudara sudah cukup giat dan setia menunaikan tugas pemberitaan Injil kepada orang yang tidak percaya?

***

Selasa, 20 September 2011
“KRISTUS SEBAGAI PUSAT INJIL”
1 Korintus 2:1-5

B2
Apa hubungan Kristus dan Injil? Apa hubungan Roh Kudus dan pemberitaan Injil?

PENDALAMAN
Keselamatan dunia ini hanya melalui Kristus. Di luar Kristus tidak mungkin manusia memperoleh pendamaian dengan Allah.

Namun, Kristus yang dimaksudkan bukanlah Kristus yang sembarang atau hasil rekayasa manusia. Saat ini banyak sekali Kristus palsu yang diberitakan oleh banyak orang. Penulis spiritual seperti Derek Chopra dan Anand Khrisna pun membuat buku tentang Kristus. Tapi apakah Kristus versi mereka yang menyelamatkan kita?

Kristus yang ada dalam berita Injil sejati adalah Kristus Tuhan yang mati di atas kayu salib dan bangkit kembali dari kematian serta menang atas kuasa maut! Inilah Kristus yang harus senantiasa kita ceritakan kepada orang lain. Itu sebabnya, pengenalan kita akan Kristus harus kuat dan lengkap supaya kita dapat menjadi pemberita Injil yang efektif bagi kemuliaan-Nya.

B3
Periksa dirimu, seberapa dalam dan akurat pengenalanmu akan Tuhan Yesus? Carilah dan bacalah buku-buku yang bermutu tentang Tuhan Yesus untuk memperkuat pengenalanmu ini.

***

Rabu, 21 September 2011
“DIPAKAI WALAU HINA”
Yohanes 4:1-18, 28-20, 39

B2
Mengapa Tuhan Yesus merasa harus melintasi daerah Samaria (ayat 4)? Siapa perempuan Samaria ini? Apa yang dilakukannya setelah ia percaya kepada Kristus?

PENDALAMAN
Tuhan Yesus harus melintasi daerah Samaria bukan untuk mempersingkat rute perjalanan atau tamasya, namun Dia harus menyampaikan Injil kepada orang Samaria.

Yang menarik, Tuhan Yesus tidak langsung menuju pusat kota Samaria dan memberitakan Injil di sana. Melainkan, Dia memakai seorang perempuan Samaria yang cacat moralnya. Jangan lupa, menjadi seorang perempuan saja seringkali dianggap rendah oleh masyarakat zaman itu. Belum lagi, perempuan ini bukanlah orang baik-baik. Ia telah kawin cerai sebanyak lima kali dan pada saat itu ia sedang “kumpul kebo” dengan pria lain.

Namun, di mata Tuhan Yesus, tidak ada satu pun orang yang hina untuk mengerjakan tugas pemberitaan Injil. Setelah sang perempuan itu menerima Tuhan Yesus, ia menjadi misionaris pertama di Samaria. Ia dengan sukacita dan semangat menceritakan tentang Tuhan Yesus kepada orang-orang Samaria lainnya sehingga banyak dari mereka yang percaya kepada-Nya.

B3
Apakah Saudara seringkali merasa tidak layak dalam melayani Tuhan? Jangan biarkan rasa tidak layak tersebut melumpuhkan Saudara, tetapi percayalah dan alamilah anugerah Tuhan yang telah melayakkan Saudara.

***

Kamis, 22 September 2011
“BERAT TAPI BERANI”
1 Tesalonika 2:1-4

B2
Mengapa tugas pemberitaan Injil seringkali berat? Bagaimana supaya kita berani melakukan tugas pemberitaan Injil yang berat ini?

PENDALAMAN
Rasul Paulus telah mengalami betapa beratnya tugas penginjilan. Penderitaan fisik dan jiwa adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam misinya memberitakan Injil di manapun. Bahkan pada akhirnya Paulus merelakan kepalanya dipancung karena Injil.

Namun, seberapa beratnya tugas ini, Paulus tidak pernah gentar dan mundur dari panggilannya. Bahkan seumur hidupnya, Paulus telah melakukan 4 kali perjalanan misi (mission trip) ke daerah yang sangat jauh dan berbahaya. Paulus telah menempuh sekitar 1.500 sampai 1.600 kilometer untuk menyebarkan Injil. Apa yang membuat Paulus berani di tengah tantangan yang sulit dan keras ini?

Tidak lain karena Paulus sangat bergantung kepada kekuatan Allah. Ia tahu bahwa ia adalah utusan-Nya. Hatinya tetap teguh untuk menyukakan Allah. Ketika ia bersandar pada-Nya, ia pun memperoleh keberanian dan kekuatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan panggilan penginjilan.

B3
Apakah Saudara saat ini sedang merasakan takut dan kuatir untuk menginjili? Ikutilah teladan Paulus yang selalu bergantung kepada pertolongan Tuhan.

***

Jumat, 23 September 2011
“KITA BEKERJA, ALLAH BEKERJA”
2 Timotius 1:8-12

B2
Apa yang membuat seseorang malu dalam memberitakan Injil? Mengapa Paulus tidak malu (ayat 12b)?

PENDALAMAN
Terlalu sering dan terlalu mudah bagi kita untuk merasa bahwa kita bekerja sendirian dalam penginjilan. Apalagi ketika kita mengalami penderitaan, kita merasa Tuhan meninggalkan dan tidak mempedulikan kita.

Tidak demikian dengan Rasul Paulus. Ia kenyang dengan aneka penderitaan yang muncul karena pelayanannya (ayat 12a). Ia juga sering dihina dan direndahkan karena Injil. Apakah ia malu? Putus asa? Tidak sama sekali.

Mengapa? Karena Paulus percaya bahwa pekerjaan Injil yang diberikan kepada-Nya tidak sepenuhnya bergantung pada dirinya. Sebaliknya, ia tahu bahwa Allah yang akan bekerja dan menyempurnakan apapun upaya penginjilannya. Ia sadar apa yang menjadi tugasnya dan selebihnya adalah bagian-Nya. Baginya tidak ada pekerjaan pemberitaan Injil yang sia-sia karena Allah berada di balik semua upayanya.

B3
Hafalkan ayat 12!

***

Sabtu, 24 September 2011
“KITA BENCI TAPI ALLAH SAYANG”
Yunus 4:1-11

B2
Apa yang membuat Yunus begitu marah terhadap pertobatan bangsa Niniwe? Apa pelajaran penting yang Allah sampaikan kepada Yunus dan kita?

PENDALAMAN
Kita tidak boleh pandang bulu dalam menyampaikan Injil. Allah bisa mengutus kita menginjili orang yang justru kita tidak sukai atau benci. Inilah yang terjadi pada Yunus. Ia begitu benci terhadap bangsa Niniwe. Menurut penelitian sejarah, bangsa Niniwe adalah bangsa yang jahat dan sadis. Orang Niniwe bisa menguliti dan menjemur hidup-hidup musuhnya. Pantaslah Yunus muak dengan bangsa Niniwe. Baginya, bangsa Niniwe seharusnya menerima hukuman Allah yang terberat. Itu sebabnya, Yunus melarikan diri ketika Allah mengutusnya untuk memberitakan Injil kepada bangsa Niniwe. Saat bangsa Niniwe bertobat pun, Yunus tidak rela dan marah terhadap Tuhan.

Kisah Yunus ini mengajarkan kita bahwa kita bisa saja membenci orang tertentu karena kejahatan dan kebobrokannya tetapi Allah mengasihi orang itu. Tidak ada dosa sebesar apapun yang mampu membatalkan kasih Allah.

B3
Pikirkanlah satu dua orang yang Saudara benci atau tidak sukai. Renungkan kebenaran ini bahwa Allah pun mengasihi mereka. Jika mereka belum percaya, renungkanlah bahwa Allah ingin mereka pun mendengarkan Injil Keselamatan di dalam Kristus. Maukah Saudara menjadi utusan-Nya kepada mereka?

***

Minggu, 25 September 2011
“INJIL UNTUK SEGALA SUKU BANGSA”
Kisah Para Rasul 2:1-11

B2
Apa yang terjadi pertama kali setelah para Rasul menerima Roh Kudus? Siapa saja yang mendengar pemberitaan para Rasul?

PENDALAMAN
Terobosan besar pertama setelah Roh Kudus tercurah adalah berita Injil disampaikan kepada orang-orang dari pelbagai suku bangsa. Mengapa disebut terobosan? Dalam Perjanjian Lama, umat Allah itu identik dengan bangsa Israel. Namun, setelah Roh Kudus tercurah maka Injil resmi diberitakan kepada semua suku bangsa di luar Israel. Ini merupakan penggenapan janji Tuhan bahwa semua suku bangsa akan menjadi murid Tuhan (Matius 28:19).

Kebenaran ini sangat penting diingat oleh gereja suku yang biasanya hanya memprioritaskan satu suku tertentu sebagai jemaatnya. Fokus penjangkauan pada satu suku tentulah baik. Akan tetapi, janganlah sampai hal ini membuat kita lupa bahwa Allah mengasihi dan menyelamatkan suku lainnya di luar suku kita. Injil harus melampaui identitas dan kebanggaan atas suku kita sendiri.

B3
Apakah Saudara pernah menginjili orang di luar suku Saudara? Jika belum, ambilah komitmen untuk itu!

Bahan Saat Teduh 5B | 12 Sep - 18 Sep 2011

Senin, 12 September 2011 – Orang Samaria yang murah hati
Ayat hari ini: Lukas 10:25-37

B2.
• Apakah yang dilakukan ahli taurat terhadap Yesus?
• Bagaimanakah Yesus menjawabnya?
• Menurut anda, siapakah sesamaku manusia?

Mungkinkah seseorang mengalami kasih Allah dan hidup dalam kasih yang riil kepada Allahtetapi hatinya tertutup terhadap rintih tangis sesamanya? Tidak, sebab kasih kepada Allah pasti akan mengalir dalam kasih kepada sesama. Namun, siapakah sesama yang harus kita kasihi itu? Itu menjadi pertanyaan si ahli Taurat kepada Yesus. Lalu, lahirlah jawaban yang menakjubkan dari Yesus tentang perumpamaan orang Samaria yang baik. Pertama, orang-orang yang dalam perkiraan si ahli Taurat pasti akan berbuat belas kasihan (iman dan orang lewi), ternyata tidak.

Kedua, orang yang dalam perkiraan si ahli Taurat pasti tidak berbelas kasihan (orang samaria), ternyata berbuat benar sebab memiliki kasih. Yesus menunjukkan bahwa kita haruslah seperti orang samaria, yang mau menolong orang lain walaupun dia belum tentu dapat mengembalikan usaha kasih, uang dan pakaian (orang yang memerlukan pertolongan dan tidak dapat membayar kembali).

B3. Apakah yang seringkali menghalangi/ menghambat anda dalam memberikan pertolongan bagi sesama yang sedang membutuhkan? Apakah anda mengetahui ada salah satu anggota sel anda yang membutuhkan pertolongan? Berdoalah baginya danberdoalah agar anda dapat menolong sesama yang mengalami kesulitan walapun banyak halangan dan hambatan dalam mempraktekkannya!


















Selasa, 13 September 2o11 – Tentang tolong - menolong
Ayat hari ini: Ulangan 22:1-4
B2.
• Sikap apakah yang dilarang firman Tuhan, ketika kita melihat sesama kita mengalami kesulitan? (ay. 1&4) Bagaimanakah sikap kita seharusnya?
• Dalam hal apa sajakah kita harus menolong sesama kita? (ay. 3)

JANGANLAH ENGKAU PURA-PURA TIDAK TAHU… itulah nasihat firman Tuhan ketika kita melihat seseorang yang membutuhkan pertolongan. Kebanyakan dari kita memilih untuk pura-pura tidak tahu karena tidak mau repot dan mau nyaman-nyaman saja, bukan karena tidak mampu menolong. Ini adalah penyakit yang harus ditumpas. Sebagai orang percaya, kita dituntun untuk mengasihi, dan kasih itu tidak pura-pura (Roma 12:9), apalagi pura-pura tidak tahu. Itu bukanlah tindakan kasih. Bahkan dalam ayat 1 & 4 dikatakan bahwa kita harus benar-benar menolong, bukan sekedar menolong.

B3. Pernahkah anda berpura-pura tidak tahu ketika ada sesamamu yang membutuhkan pertolongan? Jika ya, bertobatlah! Mulai hari ini, perhatikanlah sesama kita agar anda dapat menolongnya, karena tanpa memperhatikan kita tidak akan dapat mengerti kebutuhan sesamamu!
























Rabu, 14 September 2011 – Saling tolong-menolong
Ayat hari ini: Yesaya 41:6-7

B2.
• Apakah yang harus kita lakukan terhadap sesama? (ay. 6)
• Ilustrasi apakah yang firman Tuhan berikan didalam bagian ini? (ay. 7)

Yang seorang menolong yang lain. Dalam Alkitab terjemahan NIV berbunyi: every one helped his neighbour, artinya setiap saudara menolong sesamanya / saudaranya dan berkata kepada temannya / saudaranya (brother) : kuatkanlah hatimu (be of good courage = beranilah, jangan takut). Dalam suasana dunia yang serba krisis, serba susah, setiap orang percaya mempunyai kewajiban menolong sesamanya. Alkitab menganjurkan setiap orang percaya untuk menguatkan sesamanya dengan berkata kuatkanlah hatimu.Tukang besi menguatkan hati tukang emas. Tukang besi adalah buruh kasar, bekerja dekat perapian, keringatan, dll. Sedangkan tukang emas pekerjaannya halus. Dari harganya pun kita dapat membedakan bahwa harga emas jauh lebih tinggi dari harga besi. Tetapi di sini kita membaca, tukang besi justru menguatkan tukang emas. Yang kurang juga dapat menguatkan yang lebih daripadanya. Orang yang memipihkan logam dengan martil (he who smooths with the hammer = yang melicinkan / finishing pekerjaan dengan martil = pekerjaan pengrajin), menguatkan hati orang yang menempa di atas landasan (inspired him who strikes the anvil = mengilhamkan, mendorong kepada mereka yang memukul di atas landasan baja). Contoh kedua ini berbeda dengan yang pertama, di mana yang kuat mendorong yang lemah. Pengrajin yang kerja halus mendorong pekerja keras.

B3. Pernahkan kita merasa minder dalam menolong orang lain? Mungkin ada saudara kita yang terlihat kuat, tetapi bukan berarti ia tidak membutuhkan pertolongan. Mintalah kepekaan kepada Tuhan agar anda dapat menolong sesama anda!
















Kamis, 15 September 2011 – Kasih yang saling membantu
Ayat hari ini: Efesus 4:2

B2.
• Karakter apakah yang harus kita miliki menurut Efesus 4:2?
• Dalam hal apakah kita harus menunjukkan kasih?


Firman Tuhan hari ini mengajarkan 4 Karakter yang harus kita miliki yaitu Rendah hati, Lemah Lembut, Sabar, dan Kasih yang saling membantu. Ini merupakan nilai-nilai yang dihidupi didalam gereja kita (4 Karakter Dasar Kristus). Kita diminta untuk menunjukkan kasih dalam hal saling membantu. Mungkin orang dapat membantu bukan karena kasih, tetapi karena pura-pura. Tetapi orang yang punya kasih pasti suka membantu orang lain. Membantu/ menolong adalah tanda dari seseorang yang memiliki kasih. Kasih tidaklah tersembunyi, seseorang yang memiliki kasih pasti terlihat dari luar.

B3. Sudahkah anda mengasihi? Minta agar Tuhan memurnikan hati anda saat anda membantu dan menolong orang lain! Berdoalah agar anda dapat melakukannya murni karena kasih, bukan yang lain!
























Jumat, 16 September 2011 – Menolong orang yang jatuh
Ayat hari ini: Galatia 6:1-3

B2.
• Bagaimanakah sikap kita terhadap saudara seiman kita yang melakukan pelanggaran (dosa)? (ay. 1)
• Apakah hal yang terus memerus harus kita usahakan menjadi gaya hidup dalam komunitas kita? (ay. 2)

Paulus tidak ingin ada orang yang bermegah atas kejatuhan orang lain. Justru orang yang tidak jatuh karena rohaninya kuat harus mampu menunjukkan sikap kristiani yang penuh kasih terhadap mereka yang jatuh. Sikap kristiani itu adalah ujud kualitas kekristenan sejati. Pertama, ia tidak akan menghakimi saudara yang sedang jatuh, sebaliknya ia akan membantu dan mengangkatnya (ayat 1). Ini adalah sikap yang meneladani Kristus. Kedua, ia menyadari diri juga lemah dan bisa jatuh sehingga akan selalu berjaga-jaga agar tidak jatuh (ayat 3). Dengan kesadaran seperti itu, terbangunlah sikap saling menolong di antara sesama anak Tuhan (ayat 2). Ketiga, ia tidak menilai diri dengan memakai standar manusia melainkan standar Firman (ayat 4-5). Keempat, ia akan rendah hati menerima teguran firman karena kesalahannya dan bersikap hormat kepada yang menegur dengan kasih (ayat 6). Paulus juga terus mendorong supaya orang yang jatuh cepat bertobat karena Allah tidak dapat dipermainkan (ayat 7-8). Akhirnya, Paulus juga menasihati jemaat Galatia agar terus menerus mewujudkan karakter ilahi mereka dengan perbuatan-perbuatan yang baik dan menjadi berkat (ayat 9-10). Gereja seharusnya menjadi wadah kasih persaudaraan diwujudkan. Ada teguran atas kesalahan, ada pertobatan dari kesalahan yang dilakukan, ada pengampunan untuk orang yang bertobat, dan ada hormat kepada orang yang menegur. Semua itu harus dilandaskan atas kasih Tuhan. Jangan menunggu orang lain, mulailah dari diri Anda.

B3. Ketika anda mengetahui ada salah satu anggota sel/ teman segerejamu yang jatuh, apakah respon anda? Bagaimanakah seharusnya sikap anda menurut firman Tuhan yang telah anda baca? Rencanakan tindakan nyata yang anda akan lakukan, bila ada seorang yang terjatuh!











Sabtu, 17 September 2011 – Teladan Paulus, Timotius, dan Epafroditus
Ayat hari ini: Filipi 2:19-30


B2.
• Bagaimanakah kualitas Timotius dan Epafroditus menurut Paulus?

Dalam ps. 2:1-11, Paulus mengajar jemaat untuk hidup memperhatikan orang lain. Kini ia sendiri menerapkan nasehatnya itu dengan mengirimkan Timotius dan Epafroditus, orang kuncinya yang terbaik (ayat 19, 25). Padahal dalam keadaan terpenjara, Paulus pastilah memerlukan penyertaan kedua pendamping terpercayanya itu. Paulus bukan hanya mengajar suatu kebenaran, tetapi ia sendiri menerapkannya. Epafroditus pun adalah utusan kasih jemaat Filipi untuk melayani Paulus. Itulah ciri-ciri jemaat hasil pelayanan orang yang sungguh menghayati ajarannya.Hasil dari pemuridan, Timotius dan Epafroditus adalah dua pelayan Tuhan yang memiliki kualitas yang mirip dengan kualitas diri dan pelayanan Paulus. Mereka sedia menderita, memberi perhatian besar kepada kesejahteraan dan kemajuan iman jemaat, tidak mementingkan diri sendiri. Bahkah Paulus berkata bahwa Timotius telah menolongnya dalam pelayanan sama seperti seorang anak menolong bapanya.

B3. Timotius dan Epafroditus adalah anak Rohani dari Paulus. Belajar dari teladan mereka berdua, bagaimanakah sikap anda terhadap pemimpin rohani anda? Rencanakanlah suatu hal yang dapat anda lakukan untuk memberkati pemimpin Rohani anda!





















Minggu, 18 September 2011 – Pertolongan ialah dari Tuhan
Ayat hari ini: Mazmur 121:1-8

B2.
• Darimanakah datangnya pertolongan kita? (ay. 1&2)
• Apakah yang Tuhan akan lakukan dalam kehidupan kita?

Dalam dunia yang penuh tantangan dan ancaman, kita memerlukan pertolongan sejati. Pemazmur menyadari ketiadaan pengharapan baik dari dirinya maupun orang lain. Ia mencoba mengarahkan pandangannya ke gunung-gunung, namun di sana pun ia tidak melihat secercah harapan. Akhirnya pemazmur menyadari dan menyatakan dengan tegas bahwa "pertolonganku ialah dari Tuhan". Ialah Pencipta yang Mahakuasa dan Penjaga yang tidak pernah terlelap. Seringkali kita mencari pertolongan pada sesuatu yang tampaknya mampu menolong, namun pada akhirnya kita harus mengakui bahwa tak ada pertolongan lain selain di dalam Tuhan, Penjamin hidup kita. Keadaan bahaya, sangat dibutuhkan penjagaan ketat. Hal ini sangat terasa di sekitar kita yang saat ini banyak ketidakamanan dan ketidaknyamanan. Dalam lingkungan rumah kita, mungkin diberlakukan jadwal siskamling untuk menjaga keamanan. Harus diakui bahwa tak seorang pun mampu berjaga- jaga sepanjang hari tanpa istirahat. Kita berusaha memiliki tempat perlindungan yang senantiasa siaga, yakni Penjaga Israel, Allah kita. Ia bukan saja mampu bertahan menghadapi bahaya, namun secara aktif melindungi umat-Nya. Tak ada Penjaga lain yang sanggup berjaga-jaga seperti Dia.

B3. Ketika anda menghadapi masalah, siapakah yang pertama anda cari? Apakah anda cenderung mencari orang yang mampu menolong anda menurut pandangan anda? Ataukah berseru dan meminta pertolongan dari Tuhan? Berseru dan bersandarlah kepada Tuhan!

Bahan Saat Teduh 5B | 05 Sep - 11 Sep 2011

Senin,
Melihat situasi krisis (Yoh 2:1-11)
B2. Seberapa dalamkah kwalitas perhatian Maria kepada sebuah pesta yang kehabisan anggurnya? Lalu apa saja yang Maria lakukan sebagai bentuk perhatiannya tersebut? Bayangkan apa saja yang dapat terjadi dalam pesta perkawinan itu jika Maria tidak peduli terhadap situasi krisis tersebut?

Pengajaran:
Bikin hidup lebih hidup, begitulah gambaran kehadiran Yesus di dalam hidup manusia. Bahkan ketika hidup terasa tanpa makna dan pengharapan, keberadaan Yesus menghadirkan makna dan sukacita kekal.
Sebuah pesta perkawinan pada zaman Yesus adalah acara besar yang bisa memakan waktu selama tujuh hari. Perjamuan dipersiapkan bagi banyak tamu yang hadir untuk merayakan hidup baru, yang akan dimasuki kedua mempelai.

Anggur, sebagai lambang sukacita, adalah unsur penting yang harus ada di dalam sebuah pesta. Anggur harus disediakan dalam jumlah yang memuaskan hadirin. Kehabisan anggur akan merupakan hal yang mempermalukan kedua mempelai, dan tak akan terlupakan seumur hidup.
Mungkin karena banyaknya jumlah tamu, sebuah pesta perkawinan di Kana kehabisan anggur. Ibu Yesus melihat situasi kritis ini. Lalu ia meminta Yesus untuk menolong mereka mengatasi situasi genting ini (ayat 3). Meski jawaban Yesus sulit dipahami (ayat 4), ibu Yesus memercayakan segala sesuatu pada Dia. Ibu Yesus juga meminta para pelayan untuk mau bekerja sama dengan Yesus (ayat 5). Maria tidak tahu apa yang akan Yesus lakukan, tetapi ia percaya bahwa Yesus berbelas kasihan dan akan melakukan apa yang baik. Ini menjadi pelajaran bagi kita yang percaya kepada Yesus dan sedang mengalami peristiwa yang tidak dapat kita pahami dan menggelisahkan kita. Apa yang harus kita lakukan adalah tetap percaya bahwa Ia akan melakukan yang terbaik bagi umat-Nya. Dan terjadilah mukjizat yang pertama kali dilakukan oleh Yesus, air berubah menjadi anggur! Kekhawatiran berubah menjadi kelegaan dan sukacita.
B3. Ambil tindakan untuk hadir dalam kehidupan seorang rekan yang sedang krisis (dalam keadaan ingin menikah, syukuran rumah, sedang sakit, stress, dll…) berikan tepukan punggung dan doa buat mereka.



Selasa,
Kepeduliaan Ilahi (Yohanes 6:1-15)
B2. BagaimanaYesus menyatakan kepeduliannya terhadap orang yang sakit?(ay 2) Dan Apa yang Yesus pedulikan terhadap orang yang berbondong-bondong mengikuti Dia? (ay 5) Mengapa?
Pengajaran:
Peristiwa Yesus memberi makan lima ribu orang adalah satu-satunya mukjizat Yesus yang dicatat oleh keempat Injil. Peristiwa yang terjadi di wilayah Galilea ini menjadi tanda keempat yang dicatat Yohanes untuk meneguhkan keilahian Tuhan Yesus.
Keilahian Tuhan Yesus tampak dari inisiatif-Nya untuk menyediakan makanan bagi orang banyak yang mengikuti Dia. Bagi para murid, Tuhan Yesus sedang mengajar mereka untuk percaya kepada otoritas Ilahi-Nya dalam memenuhi kebutuhan orang banyak. Dia tahu apa yang harus diperbuat-Nya (ayat 6). Uang dua ratus dinar (ayat 7) maupun lima roti jelai dan dua ekor ikan (ayat 9) hanya berfungsi sebagai sarana, bukan modal dasarnya. Tindakan Tuhan Yesus mengucap berkat atas makanan yang sedikit itu serta mukjizat pelipatgandaan-Nya (ayat 11) adalah demonstrasi kuasa keilahian-Nya kepada orang banyak. Mereka yang dikenyangkan oleh makanan itu mengakui Tuhan Yesus sebagai nabi yang dinubuatkan Musa (ayat 14; Ul. 18:18). Perintah untuk mengumpulkan sisa makanan supaya tidak ada yang terbuang (Yoh. 6:12-13) menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan atas alam semesta ini dan tidak ada yang remeh di hadapan-Nya. Kepedulian Tuhan Yesus memberi makan orang banyak adalah kepedulian Ilahi yang jauh melampaui keprihatinan-Nya terhadap kebutuhan jasmani. Kepedulian-Nya itu bersifat holistik. Ia rindu menjamah dan memperbarui umat-Nya, mulai dari yang paling esensi, yaitu hati mereka. Itu sebabnya, Ia menghindar dari rencana mereka memaksa-Nya untuk menjadi raja yang akan memenuhi kebutuhan jasmani mereka semata-mata (ayat 15).
Tuhan Yesus menyatakan kepedulian Allah kepada umat manusia. Kita yang sudah merasakan dan menikmati anugerah-Nya yang melimpah, dipanggil untuk mewartakan kepedulian-Nya atas kehidupan manusia berdosa dan menjadi sarana perwujudan kasih-Nya itu secara nyata bagi sesama.

B3. Ambil tindakan untuk hadir dalam kehidupan seorang rekan yang sedang krisis (dalam keadaan ingin menikah, syukuran rumah, sedang sakit, stress, dll…) berikan tepukan punggung dan doa buat mereka.



Rabu,
Tidak pernah ada yang peduli: Kesendirian. (Yohanes 5:1-9)
B2. Perasaan apa saja yang dapat ditangkap dari seorang yang lumpuh 38 tahun ketika dia berkata, “Tuhan, tidak seorangpun…”? (ay 7) Jika Anda ada disekitar orang yang lumpuh itu apa yang akan Anda lakukan?
Pengajaran:
Di Yerusalem Tuhan Yesus bertemu dengan seorang yang lumpuh. Meski namanya tidak diberi tahu, namun keadaannya secara rinci diungkapkan. Ia telah lumpuh selama 38 tahun (ayat 5). Tidak jelas ia lumpuh sejak lahir atau sesudahnya. Jadi, kita tidak tahu apakah saat itu ia berusia 38 tahun atau sudah lebih tua. Lamanya ia menderita lebih penting ketimbang usianya.
Menderita 38 tahun bukanlah singkat. Ia sudah putus asa. Ia tidak hanya menderita secara fisik, tetapi juga secara sosial. Ia hidup sendiri. Ia tidak memiliki teman yang memperhatikannya atau menolongnya (ayat 7). Suatu penderitaan yang luar biasa! Ketika Tuhan Yesus menyapanya dan menawarkan kesembuhan, segera terungkap keputusasaannya dan kesendiriannya. Ia tidak mengharapkan Yesus mampu menyembuhkannya. Tetapi, Tuhan Yesus menyembuhkannya (ayat 8). Sekarang ia bisa berjalan.
B3. Bertobatlah terhadap sikap yang cuek! Kepada siapa yang selama ini putus asa Anda akan sapa dan doakan?



Kamis,
Menyapa dengan menyebut nama. (Yoh 10:1-5)
Pengajaran:
Di Timur Tengah, gembala-gembala dapat berdiri di luar kandang dan memanggil domba mereka masing-masing. Domba-domba itu mengenal suara gembala mereka, dan mereka datang kepada gembala mereka masing-masing. Ada gembala di Timur Tengah yang memberi nama kepada setiap domba, dan domba itu datang jika nama mereka sendiri dipanggil. Tuhan Yesus juga memanggil kita menurut nama kita masing-masing, dan kita datang ke luar dari kandang. Yesus adalah gembala yang hangat dan penuh perhatian. Dia memperhatikan domba-domba dengan menyebut nama domba-domba satu persatu. Dengan memanggil nama masing-masing setiap domba ini menunjukan kwalitas perhatian Yesus yang sangat detail. Nama bukan saja menunjuk pada identitas panggilan semata lebih jauh juga menyangkut keunikan dari setiap domba. Yesus memperhatikan sekalipun bagian ini dilatarbelakangi oleh beberapa nas dalam Perjanjian Lama yang menegur para pemimpin agama Yahudi, yang disebut "gembala" yang tidak mau peduli terhadap kebutuhan umat Tuhan.
B3. Ketika Anda mendoakan seorang rekan: sebutkan nama mereka dengan mengingat dan mengenal setiap keunikan dan kebutuhan mereka.



Jumaat,
Mendoakan yang sakit (Yoh 11:1-3)
B2. Apa yang dilakukan oleh Maria dan adiknya ketika mereka mengetahui Lazarus sakit? Apa hubungan peristiwa yang tercatat pada ay 2 dengan tindakan Maria kepada Lazarus?
Pengajaran:
Lazarus sakit keras! Dicatat kemudian dia meninggal. Sekalipun teks ayat ini membicarakan tentang muzijat yang Yesus demonstrasikan atas kuasa maut setelah kematian Lazarus, Rasul Yohanes juga memberikan gambaran tentang kepedulian Maria dan adiknya terhadap saudaranya. Sederhananya, Maria dan adiknya memberitahukan kepada Yesus tentang sakit Lazarus yang bisa membawa kematian. Kisah ini menginspirasikan makna yang dalam tentang kepeduliaan dan perhatian terhadap yang sakit. Peduli dan perhatian terhadap yang sakit dapat dipraktekan dengan mendoakan yang sakit kepada Tuhan, yang tidak hanya peduli terhadap Lazarus tetapi juga orang yang hidup di masa kini. Mengunjungi orang yang sakit dan mendoakannya adalah bentuk peduli yang sederhana tetapi pasti sangat berarti buat mereka yang didoakan.
Terlepas dari Maria yang adalah saudara dari Lazarus, ayat 2-3 memberi kesan yang amat kuat bahwa bentuk kepeduliaan Maria akibat dari pengalaman Maria dengan Yesus. Yesus peduli dan menerima Maria sebagaimana adanya, bahkan memberikan kesempatan yang terhormat untuk melayani Yesus dengan menyeka kakiNya dengan rambut Maria.

B3. Ayo…siapa yang sedang sakit Anda akan kunjungi dan doakan? Terlibatlah dalam pembesukan komsel!



Sabtu,
Berani minta tolong?! (2 Tim 4:9-14)
B2. Apa yang diminta Rasul Paulus ketika di penjara yang terakhir kalinya? (ay 1) Apa yang bisa Anda pelajari dari rasul besar ini ketika meminta tolong?
Pengajaran:
Pemberani. Itulah salah satu gambaran ideal yang harus ditampakkan oleh seorang pelayan Tuhan. Sifat lain yang sering dianggap “semarga” dengan keberanian adalah kemandirian, dan siap untuk memberikan pertolongan pada saat dibutuhkan. Sifat-sifat inilah yang justru tidak ditonjolkan Paulus kali ini.
Mengapa demikian? Ada cukup banyak alasan. Beberapa sahabat terdekat Paulus Seperti Timotius sendiri, Kreskes, Titus, dan lainnya,tidak sedang bersama dengannya. Juga Tikhikus, karena Paulus sendiri yang telah mengutusnya pergi. Selain itu, juga Demas yang telah membelot serta meninggalkan Paulus, bersama dengan orang-orang lain yang telah “meninggalkan aku” pada saat pembelaannya yang pertama di pengadilan (ayat 16). Semua ini dilengkapi dengan kehadiran Aleksander, yang banyak berbuat jahat. Karena itu Paulus berani meminta tolong, terutama kepada Timotius, dan, secara tidak langsung, kepada Markus. Permintaan tolong ini merupakan pengakuan Paulus tentang ketidakberdayaan dirinya yang membutuhkan bantuan saudara-saudara yang lain.
Berani mengakui kebutuhan penting dalam pertumbuhan iman. Kerendahan hati ini melahirkan pengakuan, bahwa hanya Allah yang sanggup bertindak adil terhadap yang jahat (ayat 14), dan yang sanggup mendampingi, menguatkan, dan menjagainya.
Paulus, rasul yang dikenal tegar iman dan berkepribadian matang, bukanlah manusia super, yang selain terus mengandalkan pertolongan dan pemeliharaan Allah, juga selalu dapat mengatasi permasalahannya sendiri. Pauluspun ternyata membutuhkan Dukungan moril dari teman-temannya. Tindakan Paulus ini membukakan kepada kita tentang dua hal. Pertama, fungsi teman atau sahabat dalam persekutuan adalah saling menghibur, menguatkan, dan berbagi suka maupun duka. Kedua, hanya sahabat sejati yang memiliki kepekaan untuk memberikan perhatian dan kepeduliannya.
B3. Belajarlah untuk rendah hati mengakui bahwa Anda juga seseorang yang perlu diperhatikan dan dipedulikan oleh orang lain. Carilah seseorang yang diberi kesempatan untuk peduli dengan Anda.


Minggu,
Peduli sekalipun berbeda suku (Kis 21:15-16)
B2. Apa yang menjadi bentuk kepedulian Manason terhadap rombongan Paulus?
Pengajaran:
Manason tinggal di suatu tempat utara Kaisarea dan Yerusalem (suatu perjalanan sepanjang 65 mil), dan di sana rombongan tersebut bermalam. Sekalipun demikian, mungkin juga Manason, seorang Yahudi Helenistik dan sudah lama menjadi murid, memiliki rumah di Yerusalem, di mana dia merencanakan untuk menjadi tuan rumah bagi Paulus dan rombongannya. Paulus ditemani oleh orang-orang Kristen bukan Yahudi, dan tidak jelas bagaimana orang-orang bukan Yahudi ini bisa disambut demikian oleh orang-orang Kristen Yahudi di Yerusalem. Penginapan yang disediakan oleh Manason memungkinkan ketegangan yang bisa timbul di antara kedua golongan orang Kristen ini dapat dicegah. Kepeduliaan Manason terhadap orang-orang bukan Yahudi memberi teladan kepeduliaan yang tidak melihat golongan sosial.
B3. Ayo kita sapa, bermain ke rumah seorang jemaat,kirim makanan ringan, kirim sms, kepada mereka yang tidak sesuku atau beda kedudukan kerja dengan Anda.

Bahan Saat Teduh 5B | 22 Ags - 28 Ags 2011

Senin, 22 Agustus 2011
Kejadian 1:27-28; 2:1-3
• Bagaimana Allah menciptakan manusia? Pekerjaan apa yang
dibebankan Allah kepada manusia pada saat itu? (Kej 1:27-28)
• Apa pekerjaan Allah? (Kej 2:1-3) Berapa lama Ia bekerja dan apa yang dilakukan-Nya setelah menyelesaikan pekerjaan-Nya?
• Bagaimana Allah menilai hasil pekerjaan-Nya itu? (bd. Kej 1:31)

Banyak orang beranggapan bahwa oleh karena dosa, maka manusia harus bekerja
sebagai hukumannya (bd. Kej 3:17-19). Kalau Adam tidak jatuh dalam dosa, maka manusia tidak perlu bekerja. Ini adalah anggapan yang salah. Yang benar adalah bahwa bekerja adalah perintah Allah bagi manusia untuk menggarap bumi ini (Kej 1:28). Bekerja bukan dimulai saat manusia jatuh ke dalam dosa, melainkan sejak mulai dari penciptaan.


Allah sendiri bekerja. Kejadian pasal 1 dan 2 mencatat bagaimana Allah bekerja enam hari lamanya untuk menciptakan alam semesta dan segala isinya serta semua makhluk hidup, termasuk manusia, setelah itu pada hari yang ke tujuh Ia beristirahat. Dari
catatan tersebut kita bisa melihat bagaimana sikap dan pandangan Allah tentang pekerjaan. Beberapa kali dalam kisah penciptaan disebutkan bahwa Allah melihat hasil pekerjaanNya itu dengan puas. Namun tidak hanya berhenti sampai di situ, Allah
ternyata terus bekerja. Tuhan Yesus pernah menegaskan bahwa Bapa-Nya bekerja sampai sekarang (Yoh 5:17). Ia mengatur, memelihara dan bahkan mengerjakan
keselamatan manusia. Allah bekerja secara kreatif, teratur, dan konstruktif. Bahkan Tuhan Yesus menegaskan bahwa Allah tetap bekerja sampai sekarang (bd. Yoh 5:17)

Jadi dengan bekerja sebenarnya kita meneguhkan diri sebagai makhluk yang diciptakan menurut rupa dan gambar Allah dan sebagai tanggung jawab kita melakukan perintah-Nya untuk bekerja.

Selasa, 23 Agustus 2011
Efesus 6:5-8
• Apa perintah Allah kepada para hamba terhadap tuan mereka? (ay 5)
• Kualitas pekerjaan seperti apakah yang dituntut dari seorang hamba? (ay 6-7)
• Apa yang mereka terima sebagai balasan? (ay 8)
Banyak orang Kristen melakukan pemisahan antara dunia rohani dan dunia kerja, seolah dunia rohani itu suci, dan dunia kerja itu sebaliknya. Alkitab tidak mengatakan demikian. Pekerjaan kita seharusnya menjadi tempat kita melayani Tuhan Yesus. Tempat kita bekerja harus merupakan tempat ibadah kita dan tempat kita menaruh pelita kita untuk menjadi saksi Kristus. Orang orang yang belum Kristen harus bisa merasakan Kristus dengan mengamati pekerjaan dan kehidupan kita. Orang perlu melihat Kristus di dalam kita melalui cara kita bekerja, bertindak dan berespon. Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa kita bekerja bukan hanya untuk majikan kita semata, tetapi juga untuk Tuhan, yang kepada-Nya kita harus menunjukkan kualitas pekerjaan yang excellent.

Banyak orang Kristen yang malahan meninggalkan pekerjaan mereka agar bisa masuk dalam "pelayanan Kristen sepenuhnya" yaitu menjadi pendeta atau penginjil atau staf dalam suatu organisasi Kristen. Tuhan memanggil orang-orang untuk melakukan pekerjaan semacam ini, dan ini baik sekali. Namun bagaimanapun hal itu tidak menjadikan pekerjaan ini lebih suci daripada pekerjaan lain.

Rabu, 24 Agustus 2011
Amsal 6:6-11
• Dalam hal apa kita perlu belajar dari semut? (ay 6) Bagaimana semut itu menunjukkannya? (ay 7-8)
• Apa ciri-ciri yang menunjukkan bahwa kita malas? (ay 9-10) Apa akibatnya? (ay 11)
• Apa yang selayaknya dialami orang yang malas bekerja? (bd. 2es 3:10)
Semut adalah binatang yang memiliki karakter rajin. Ia selalu terlihat sibuk dan tidak pernah berhenti mengumpulkan makanannya. Prinsip Firman Tuhan adalah orang yang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Ini adalah peringatan yang keras, berlaku bagi orang-orang yang memilih tidak bekerja, yang terlalu malas, terlalu rewel memilih, suka menunda-nunda, suka mengkhayal dan tidak bisa diandalkan untuk memegang suatu pekerjaan. Sebaliknya Tuhan menjamin bahwa orang yang rajin pasti akan mendapatkan hasilnya (bd. Ams 10:4; 12:24)

Kamis, 25 Agustus 2011
Kolose 3:22-24
• Bagaimana seorang hamba mengembangkan sikap taat kepada
majikannya? (ay 22)
• Prinsip apakah yang harus kita pegang dalam bekerja? (ay 23)
• Apakah janji Tuhan bagi orang yang bekerja dengan penuh
integritas? (ay 24)
Dalam dunia pekerjaan saat ini kita sering diperhadapkan dengan masalah
integritas. Integritas menjadi barang yang semakin langka ditemukan bahkan di kalangan pekerja-pekerja Kristen sekalipun.

Sebagai orang Kristen, kita sering diperhadapkan pada pilihan seperti: jujur
berarti hadapi banyak musuh, sebaliknya, kompromi berarti banyak teman; jujur dianggap naif, tidak jujur dianggap cerdik; jujur berarti siap dipecat, tidak jujur berarti kooperatif, dst. Memang kita diminta untuk taat kepada tuan atau majikan ita yang ada di dunia, tetapi tuan atau majikan kita yang sesungguhnya adalah Tuhan.

Jika kehendak majikan kita tidak bertentangan dengan kebenaran, kita wajib untuk taat, tetapi jika bertentangan dengan Firman Tuhan, kita harus lebih taat kepada Tuhan. Bagi orang yang berintegritas, Tuhan berjanji akan adanya upah.

Jumat, 26 Agustus 2011
Daniel 6:1-8
• Mengapa raja Darius berencana mengangkat Daniel kepada
kedudukan yang paling tinggi di kerajaannya? (ay 1-4)
• Bagaimana respon dari teman-teman sekerja Daniel? Apa rencana mereka terhadap Daniel? (ay 5-8)
• Bagaimana Tuhan menyatakan pembelaan-Nya kepada Daniel?
(ay 22-23, 29)

Masalah persaingan dalam dunia kerja dan usaha adalah hal yang sering terjadi. Seorang pekerja seringkali harus berkompetisi untk mendapatkan kedudukan dan gaji yang lebih tinggi. Dunia usaha juga saling bersaing untuk meraih konsumen dan keuntungan yang lebih banyak. Alkitab tidak melarang persaingan asalkan dalam koridor persaingan yang sehat. Masing-masing orang atau
perusahaan tidak saling menjegal atau saling mendiskreditkan satu dengan yang lain, tidak menggunakan cara-cara yang curang dan tidak adil untuk menjatuhkan kompetitornya melainkan bekerja keras berfokus meningkatkan mutu produk dan pelayanan.
Sebagai anak Tuhan, kita tidak perlu merasa kuatir karena berkat dan promosi berasal dari Tuhan, setiap orang yang hidup mempraktekkan kebenaran Firman Tuhan akan mengalami janji dan pembelaan Tuhan.
Sabtu, 27 Agustus 2011
Kolose 4:1; Efesus 6:9
• Apa perintah Tuhan kepada para majikan?
• Apa yang harus selalu diingat oleh para majikan? (Bd. Ef 6:9)

Bila Anda seorang majikan, Anda mempunyai kesempatan yang jauh lebih besar untuk bersikap adil kepada mereka yang bekerja untuk Anda. Anda
harus membayar gaji mereka dengan adil dan segera (bd. Im 19:13). Anda harus memperhatikan kepentingan mereka. Anda harus mempertimbangkan hak-hak mereka dan tanggap terhadap kebutuhan dan permintaan mereka. Perhatikan
kesejahteraan dan masa depan mereka. Jika perlu berikan gaji di atas rata-rata tetapi imbangi dengan tuntutan atau tanggung jawab yang lebih berat. Ingat, di atas seorang majikan ada Tuhan yang juga akan meminta pertanggungjawaban.

Minggu, 28 Agustus 2012
Kisah Para Rasul 18:1-4
• Pekerjaan apakah yang sama-sama dilakukan oleh Paulus
dan pasangan Priskila dan Akwila di Korintus? (ay 1-4)
• Apa yang dilakukan Paulus pada hari Sabat? (ay 4)

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, rasul Paulus memilih untuk bekerja sebagai tukang kemah bersama-sama dengan rekannya, Priskila dan Akwila. Sekalipun sibuk, Paulus mengkhususkan waktu setiap hari Sabat untuk memberitakan Injil Yesus Kristus.

Seringkali kita diperhadapkan kepada pilihan antara pekerjaan atau pelayanan, seolah-olah kita harus mengorbankan salah satunya. Memang ada orang-orang yang Tuhan panggil secara khusus untuk meninggalkan pekerjaannya untuk menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu, tetapi tidak semua orang harus demikian. Kita harus mengerti dan memegang teguh bahwa baik bekerja maupun melayani adalah perintah dan kehendak Tuhan yang harus kita lakukan.
Untuk itu kita tidak harus mempertentangkannya. Pada prinsipnya, pekerjaan itu juga
merupakan pelayanan. Namun, Tuhan juga membutuhkan orang-orang yang melayani di rumah Tuhan. Untuk itu kita harus mengatur waktu kita sedemikian rupa supaya di tengah kesibukan pekerjaan kita, kita tetap dapat melayani di rumah Tuhan.


Bahan Saat Teduh 5B | 15 Ags - 21 Ags 2011

5B – “Tuhan, Uang, Kita, dan Sesama”


Senin, 15 Agustus 2011
“Cukup Pangkal Kaya, Rakus Pangkal Miskin”
1 Timotius 6:6-9
aa
B2
Mengapa Rasul Paulus berkata bahwa rasa cukup akan mendatangkan keuntungan besar (ayat 6)? Kapankah kebutuhan akan uang menjadi cinta akan uang (ayat 9)?

PENDALAMAN
Siapakah orang yang kaya menurut definisi dunia ini? Jawabannya mudah: Orang kaya adalah mereka yang memiliki harta berlimpah. Akan tetapi tidak demikian dengan pandangan Firman Tuhan. Di mata Allah, orang yang kaya adalah orang yang merasa cukup dengan apa yang Tuhan sudah sediakan dalam hidupnya. Sebaliknya orang yang paling kasihan adalah mereka yang terjerat dalam keserakahan mengejar dan mengumpulkan harta. Seseorang bisa saja berlimpah harta benda tetapi selalu merasa kekurangan. Orang seperti ini justru adalah orang yang sangat miskin. Ivor Powell berkata, “Beberapa orang sangat miskin karena mereka hanya memiliki uang.”


Bagaimana menjaga diri dari keserakahan? Kita harus memohon Tuhan untuk menjaga hati kita. Karena keserakahan adalah masalah hati. John Chrysostom menyebut keserakahan sebagai “sebuah penyakit jiwa”. Mintalah Roh Kudus menumbuhkan rasa cukup dan rasa syukur atas kehidupan yang diberikan-Nya. Marilah perhatikan peringatan Thomas Watson, “Banyak orang berdoa untuk dompet yang penuh tetapi bukan untuk hati yang penuh.”

B3
Selidikilah hati kita dengan jujur, apakah kita sudah dikuasai oleh keserakahan? Akui dosamu ini kepada sesama anggota Komsel dan mintalah mereka mendoakanmu.

*****

Selasa, 16 Agustus 2011
“Uang Sebagai Musuh?”
1 Timotius 6:10-16

B2
Menurut Saudara, apakah uang itu jahat pada dirinya sendiri? Apa yang menyebabkan seseorang cinta uang (ayat 10)? Bagaimana membereskan hati yang mencintai uang (ayat 14-16)?

PENDALAMAN
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari uang sebagai alat tukar atau alat pembayaran. Namun, apakah uang musuh kita? Tentu saja tidak. Kalau uang adalah musuh anak Tuhan, Tuhan Yesus tidak mungkin mengangkat Bendahara di kalangan para murid-Nya. Pada dirinya sendiri, uang adalah sesuatu yang netral dan tidak jahat. Uang akan menjadi berbahaya ketika kita mencintainya.

Mengapa seseorang bisa mencintai uang? John Piper menjelaskan bahwa akar cinta uang adalah cinta diri! Pendapatnya sesuai dengan 2 Timotius 3:2, “Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang.” Kita begitu mencintai diri kita sehingga kita ingin melakukan apapun untuk mendatangkan kenyamanan, kenikmatan, dan kesenangan sebesar-besarnya untuk diri sendiri. Kita mencintai uang karena kita percaya uang dapat mendatangkan semua yang kita inginkan dalam hidup ini.

Apa obat untuk hati yang sudah terlanjur dikuasai cinta uang? Ayat 14-16 mengingatkan kita akan siapa sebenarnya Tuhan atas hidup ini yaitu Tuhan Yesus. Hanya Dialah yang menjadi pusat dan tujuan hidup kita. Ketika kita berhasil menurunkan diri kita dan mengakui kembali Allah dalam tahta hati kita maka hati kita akan dibersihkan dari cinta uang.

B3
Sekali lagi, periksa dirimu dengan jujur, apakah kita sudah begitu mencintai uang? Mintalah Roh Kudus mengembalikan perspektif akan Allah sebagai Tuhan atas hidupmu. Hafalkan 1 Timotius 6:10!

*****
Rabu, 17 Agustus 2011
“Warga Kerajaan Allah yang Baik di Indonesia”
1 Petrus 2:9-15

B2
Mengapa warga Kerajaan Allah yang baik juga adalah seorang warga negara Indonesia yang baik?

PENDALAMAN
Dalam ayat 9, Rasul Petrus mengingatkan bahwa kita semua adalah warga kerajaan Allah. Namun, ia lanjut mengajarkan kita bahwa seorang warga kerajaan Allah yang baik pastilah hidup sebagai seorang warga negara yang baik pula (ayat 12). Seorang warga negara yang baik tunduk dan menghormati otoritas pemerintahan (ayat 13-14).

Mengapa seorang warga Kerajaan Allah yang baik pastilah seorang warga negara yang baik? Karena dengan menjadi seorang warga negara yang baik, kita sedang memberikan kesaksian yang baik dan efektif kepada mereka. Kita menjadi anak-anak terang yang mempunyai hidup yang tidak bercacat di depan orang lain (blameless life).

Bayangkan, bagaimana bisa kita menjadi saksi Kristus di tengah bangsa Indonesia yang mayoritasnya tidak percaya Tuhan bila kita tidak membayar pajak? Bila kita dengan mudah melanggar lalu lintas? Bila kita menyuap aparat untuk kepentingan pribadi? Bila kita malas ikut bakti sosial di lingkungan rumah kita?

B3
Bersyukurlah untuk kemerdekaan bangsa kita yang dirayakan pada hari ini. Berdoalah untuk segenap jajaran pemerintahan kita termasuk otoritas di lingkungan rumah kita seperti RT dan RW.

*****

Kamis, 18 Agustus 2011
“Dalam Uang Kami Percaya”
1 Timotius 6:17-19

B2
Apakah orang Kristen tidak boleh menjadi kaya? Apakah bahaya yang harus diwaspadai oleh mereka yang memiliki harta berlimpah (ayat 17)? Apa yang harus dilakukan oleh mereka (ayat 18-19)?

PENDALAMAN
Kita tidak akan menemukan dalam Alkitab larangan untuk menjadi kaya secara materi. Namun, Firman Tuhan berulang kali memperingatkan bahaya-bahaya yang menanti mereka yang kaya. Jika tidak berhati-hati, kekayaan dapat dipakai iblis untuk membelokkan dan membutakan hati kita.

Salah satu bahaya yang diperingatkan Rasul Paulus adalah kita bisa dengan mudah menaruh harapan dan keyakinan pada kekayaan kita. Seolah-olah kekayaanlah yang menjamin kebahagiaan dan kebaikan hidup kita. Ketika kita melakukan ini, kita telah men-Tuhan-kan kekayaan karena definisi “Tuhan” adalah sumber dan pemelihara kehidupan kita.

Tentu saja, sekali lagi, uang tetap dibutuhkan untuk kebutuhan kita yang mendasar sehari-hari. Namun, kita tidak boleh menaruh “iman” kita kepada uang lebih daripada kepada Tuhan. Dalam lembaran US Dollar terdapat kalimat “in God we trust” (dalam Tuhan kami percaya). Akan tetapi, kalau kita mau jujur, kita seringkali menjadi “in money we trust” (dalam uang kami percaya). Berhati-hatilah!

B3
Pikirkan pertanyaan ini dengan sungguh-sungguh: Apakah setelah kita memiliki uang, kita tidak lagi berdoa dengan sungguh kepada Tuhan setiap hari? Apakah setelah kita memiliki uang, kita tidak lagi melibatkan Tuhan dalam apapun keputusan kita? Jawabannya mencerminkan kepada siapa Saudara percaya.

*****

Jumat, 19 Agustus 2011
“Uangku, Uangmu”
Efesus 4:28-32
B2
Apa saja petunjuk dan perintah praktis Rasul Paulus bagi kita dalam bersikap terhadap sesama? Apa nasihatnya tentang bekerja dan uang (ayat 28)?

PENDALAMAN
Kita seringkali berpikir bahwa kita mencari uang untuk diri kita sendiri. Seolah-olah uang yang kita peroleh adalah murni milik kita untuk kesejahteraan diri sendiri. Suka atau tidak, Firman Tuhan mengajarkan hal yang berbeda. Di mata Tuhan, uang kita bukanlah semata-mata milik kita. Kita semua hanyalah “bendahara” Tuhan (steward). Dan uang tersebut bukan sepenuhnya hanya untuk kepentingan kita. Dia menginginkan kita untuk melayani sesama melalui uang kita!

Kita seharusnya peka dan murah hati dalam berbagi dengan mereka yang kekurangan. Dengan melayani dan menolong orang lain maka kita telah menginvestasikan uang kita yang sementara ini untuk pahala yang jauh lebih kekal di surga kelak (sesuai dengan pesan khotbah Minggu lalu). Billy Graham dengan indah mengungkapkan, “Tuhan telah memberikan kita dua tangan. Satu tangan untuk menerima, satu tangan lainnya untuk memberi. Kita bukanlah tempayan untuk mengumpulkan, kita adalah pipa yang dibuat untuk menyalurkan.”

B3
Marilah periksa pengeluaran uang kita, apakah kita sudah menyisihkan sebagian dari uang kita untuk menolong sesama yang kekurangan? Jika belum, belajarlah berkomitmen untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain.

*****

Sabtu, 20 Agustus 2011
“Ukuran Iman”
Yakobus 2:14-18

B2
Bagaimana kita mengukur kesejatian dan pertumbuhan iman kita (ayat 14-16)?

PENDALAMAN
Seringkali kita mengukur iman kita dari hal-hal seperti seberapa banyak ayat Alkitab yang kita hafal, seberapa banyak pelayanan gerejawi yang kita lakukan, seberapa tinggi jabatan kita di gereja, dan seberapa lama kita telah menjadi anak Tuhan. Firman Tuhan mengajarkan kita ukuran yang lain yaitu seberapa murah hatinya kita dalam menolong sesama saudara seiman yang kekurangan.

Di mata Tuhan, adalah sesuatu yang sangat janggal bila kita mengaku bahwa kita mengasihi dan percaya pada Tuhan tetapi kita tidak memiliki belas kasihan yang nyata terhadap sesama yang menderita karena kesulitan ekonomi. Jika kita adalah anak-Nya maka kita seharusnya serupa dengan Dia yang penuh kemurahan terhadap manusia berdosa. Akhirnya, tepatlah apa yang dituliskan oleh F.B. Meyer, “Ukuran kesuksesan ditentukan dari seberapa besar kemampuan kita dalam menolong orang lain.”

B3
Berdoalah supaya Tuhan memberikan kita hati yang lebih mudah tergerak dalam memberikan bantuan uang terhadap mereka yang sangat membutuhkan!

*****

Minggu, 21 Agustus 2011
“Arahkan Hatimu!”
Matius 6:19-21

B2
Apa perbedaan harta di bumi dan harta di surga (ayat 19-20)? Apa yang dimaksud dengan harta di surga? Apa hubungan harta dengan hati (ayat 21)?

PENDALAMAN
Secara sederhana, harta adalah sesuatu yang sangat berharga; sesuatu yang kita perjuangkan habis-habisan. Dalam teks Firman Tuhan ini, Tuhan Yesus mengajarkan kita bahwa harta di bumi bukanlah harta yang paling berharga karena harta di bumi tidaklah kekal. Sebaliknya, harta di surga adalah harta yang jauh lebih berharga karena bersifat abadi. Kita dapat menikmati harta surgawi untuk selama-lamanya.

Namun, apa harta surgawi yang dimaksud Tuhan Yesus? Saya percaya, salah satu harta surgawi adalah manusia itu sendiri. Jangan lupa, karena untuk mencari dan menyelamatkan manusia berdosa, Tuhan Yesus sampai turun ke dunia menjadi hamba dan setia mati di atas kayu salib. Bagi Tuhan, manusia berdosa adalah harta yang sangat berharga.

Bila kita memakai perspektif ini maka jelaslah bahwa perintah Tuhan Yesus supaya kita lebih banyak mengumpulkan harta surgawi berarti kita harus lebih rajin menjangkau orang yang belum percaya dan membawa mereka untuk mengenal Tuhan kita. Dengan melayani dan menolong orang lain bertumbuh dalam iman maka hati kita pun dibentuk dan diarahkan untuk mengasihi mereka seperti Tuhan mengasihi mereka.

B3
Berdoalah supaya kita diberikan kerelaan dan kesungguhan yang lebih lagi dalam menjangkau dan melayani orang-orang yang belum percaya; bahkan bila itu termasuk dengan cara memakai uang kita untuk kebaikan mereka!








Top