Slider[Style1]

Style2

Style5

Style4

5B – “Tuhan, Uang, Kita, dan Sesama”


Senin, 15 Agustus 2011
“Cukup Pangkal Kaya, Rakus Pangkal Miskin”
1 Timotius 6:6-9
aa
B2
Mengapa Rasul Paulus berkata bahwa rasa cukup akan mendatangkan keuntungan besar (ayat 6)? Kapankah kebutuhan akan uang menjadi cinta akan uang (ayat 9)?

PENDALAMAN
Siapakah orang yang kaya menurut definisi dunia ini? Jawabannya mudah: Orang kaya adalah mereka yang memiliki harta berlimpah. Akan tetapi tidak demikian dengan pandangan Firman Tuhan. Di mata Allah, orang yang kaya adalah orang yang merasa cukup dengan apa yang Tuhan sudah sediakan dalam hidupnya. Sebaliknya orang yang paling kasihan adalah mereka yang terjerat dalam keserakahan mengejar dan mengumpulkan harta. Seseorang bisa saja berlimpah harta benda tetapi selalu merasa kekurangan. Orang seperti ini justru adalah orang yang sangat miskin. Ivor Powell berkata, “Beberapa orang sangat miskin karena mereka hanya memiliki uang.”


Bagaimana menjaga diri dari keserakahan? Kita harus memohon Tuhan untuk menjaga hati kita. Karena keserakahan adalah masalah hati. John Chrysostom menyebut keserakahan sebagai “sebuah penyakit jiwa”. Mintalah Roh Kudus menumbuhkan rasa cukup dan rasa syukur atas kehidupan yang diberikan-Nya. Marilah perhatikan peringatan Thomas Watson, “Banyak orang berdoa untuk dompet yang penuh tetapi bukan untuk hati yang penuh.”

B3
Selidikilah hati kita dengan jujur, apakah kita sudah dikuasai oleh keserakahan? Akui dosamu ini kepada sesama anggota Komsel dan mintalah mereka mendoakanmu.

*****

Selasa, 16 Agustus 2011
“Uang Sebagai Musuh?”
1 Timotius 6:10-16

B2
Menurut Saudara, apakah uang itu jahat pada dirinya sendiri? Apa yang menyebabkan seseorang cinta uang (ayat 10)? Bagaimana membereskan hati yang mencintai uang (ayat 14-16)?

PENDALAMAN
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari uang sebagai alat tukar atau alat pembayaran. Namun, apakah uang musuh kita? Tentu saja tidak. Kalau uang adalah musuh anak Tuhan, Tuhan Yesus tidak mungkin mengangkat Bendahara di kalangan para murid-Nya. Pada dirinya sendiri, uang adalah sesuatu yang netral dan tidak jahat. Uang akan menjadi berbahaya ketika kita mencintainya.

Mengapa seseorang bisa mencintai uang? John Piper menjelaskan bahwa akar cinta uang adalah cinta diri! Pendapatnya sesuai dengan 2 Timotius 3:2, “Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang.” Kita begitu mencintai diri kita sehingga kita ingin melakukan apapun untuk mendatangkan kenyamanan, kenikmatan, dan kesenangan sebesar-besarnya untuk diri sendiri. Kita mencintai uang karena kita percaya uang dapat mendatangkan semua yang kita inginkan dalam hidup ini.

Apa obat untuk hati yang sudah terlanjur dikuasai cinta uang? Ayat 14-16 mengingatkan kita akan siapa sebenarnya Tuhan atas hidup ini yaitu Tuhan Yesus. Hanya Dialah yang menjadi pusat dan tujuan hidup kita. Ketika kita berhasil menurunkan diri kita dan mengakui kembali Allah dalam tahta hati kita maka hati kita akan dibersihkan dari cinta uang.

B3
Sekali lagi, periksa dirimu dengan jujur, apakah kita sudah begitu mencintai uang? Mintalah Roh Kudus mengembalikan perspektif akan Allah sebagai Tuhan atas hidupmu. Hafalkan 1 Timotius 6:10!

*****
Rabu, 17 Agustus 2011
“Warga Kerajaan Allah yang Baik di Indonesia”
1 Petrus 2:9-15

B2
Mengapa warga Kerajaan Allah yang baik juga adalah seorang warga negara Indonesia yang baik?

PENDALAMAN
Dalam ayat 9, Rasul Petrus mengingatkan bahwa kita semua adalah warga kerajaan Allah. Namun, ia lanjut mengajarkan kita bahwa seorang warga kerajaan Allah yang baik pastilah hidup sebagai seorang warga negara yang baik pula (ayat 12). Seorang warga negara yang baik tunduk dan menghormati otoritas pemerintahan (ayat 13-14).

Mengapa seorang warga Kerajaan Allah yang baik pastilah seorang warga negara yang baik? Karena dengan menjadi seorang warga negara yang baik, kita sedang memberikan kesaksian yang baik dan efektif kepada mereka. Kita menjadi anak-anak terang yang mempunyai hidup yang tidak bercacat di depan orang lain (blameless life).

Bayangkan, bagaimana bisa kita menjadi saksi Kristus di tengah bangsa Indonesia yang mayoritasnya tidak percaya Tuhan bila kita tidak membayar pajak? Bila kita dengan mudah melanggar lalu lintas? Bila kita menyuap aparat untuk kepentingan pribadi? Bila kita malas ikut bakti sosial di lingkungan rumah kita?

B3
Bersyukurlah untuk kemerdekaan bangsa kita yang dirayakan pada hari ini. Berdoalah untuk segenap jajaran pemerintahan kita termasuk otoritas di lingkungan rumah kita seperti RT dan RW.

*****

Kamis, 18 Agustus 2011
“Dalam Uang Kami Percaya”
1 Timotius 6:17-19

B2
Apakah orang Kristen tidak boleh menjadi kaya? Apakah bahaya yang harus diwaspadai oleh mereka yang memiliki harta berlimpah (ayat 17)? Apa yang harus dilakukan oleh mereka (ayat 18-19)?

PENDALAMAN
Kita tidak akan menemukan dalam Alkitab larangan untuk menjadi kaya secara materi. Namun, Firman Tuhan berulang kali memperingatkan bahaya-bahaya yang menanti mereka yang kaya. Jika tidak berhati-hati, kekayaan dapat dipakai iblis untuk membelokkan dan membutakan hati kita.

Salah satu bahaya yang diperingatkan Rasul Paulus adalah kita bisa dengan mudah menaruh harapan dan keyakinan pada kekayaan kita. Seolah-olah kekayaanlah yang menjamin kebahagiaan dan kebaikan hidup kita. Ketika kita melakukan ini, kita telah men-Tuhan-kan kekayaan karena definisi “Tuhan” adalah sumber dan pemelihara kehidupan kita.

Tentu saja, sekali lagi, uang tetap dibutuhkan untuk kebutuhan kita yang mendasar sehari-hari. Namun, kita tidak boleh menaruh “iman” kita kepada uang lebih daripada kepada Tuhan. Dalam lembaran US Dollar terdapat kalimat “in God we trust” (dalam Tuhan kami percaya). Akan tetapi, kalau kita mau jujur, kita seringkali menjadi “in money we trust” (dalam uang kami percaya). Berhati-hatilah!

B3
Pikirkan pertanyaan ini dengan sungguh-sungguh: Apakah setelah kita memiliki uang, kita tidak lagi berdoa dengan sungguh kepada Tuhan setiap hari? Apakah setelah kita memiliki uang, kita tidak lagi melibatkan Tuhan dalam apapun keputusan kita? Jawabannya mencerminkan kepada siapa Saudara percaya.

*****

Jumat, 19 Agustus 2011
“Uangku, Uangmu”
Efesus 4:28-32
B2
Apa saja petunjuk dan perintah praktis Rasul Paulus bagi kita dalam bersikap terhadap sesama? Apa nasihatnya tentang bekerja dan uang (ayat 28)?

PENDALAMAN
Kita seringkali berpikir bahwa kita mencari uang untuk diri kita sendiri. Seolah-olah uang yang kita peroleh adalah murni milik kita untuk kesejahteraan diri sendiri. Suka atau tidak, Firman Tuhan mengajarkan hal yang berbeda. Di mata Tuhan, uang kita bukanlah semata-mata milik kita. Kita semua hanyalah “bendahara” Tuhan (steward). Dan uang tersebut bukan sepenuhnya hanya untuk kepentingan kita. Dia menginginkan kita untuk melayani sesama melalui uang kita!

Kita seharusnya peka dan murah hati dalam berbagi dengan mereka yang kekurangan. Dengan melayani dan menolong orang lain maka kita telah menginvestasikan uang kita yang sementara ini untuk pahala yang jauh lebih kekal di surga kelak (sesuai dengan pesan khotbah Minggu lalu). Billy Graham dengan indah mengungkapkan, “Tuhan telah memberikan kita dua tangan. Satu tangan untuk menerima, satu tangan lainnya untuk memberi. Kita bukanlah tempayan untuk mengumpulkan, kita adalah pipa yang dibuat untuk menyalurkan.”

B3
Marilah periksa pengeluaran uang kita, apakah kita sudah menyisihkan sebagian dari uang kita untuk menolong sesama yang kekurangan? Jika belum, belajarlah berkomitmen untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain.

*****

Sabtu, 20 Agustus 2011
“Ukuran Iman”
Yakobus 2:14-18

B2
Bagaimana kita mengukur kesejatian dan pertumbuhan iman kita (ayat 14-16)?

PENDALAMAN
Seringkali kita mengukur iman kita dari hal-hal seperti seberapa banyak ayat Alkitab yang kita hafal, seberapa banyak pelayanan gerejawi yang kita lakukan, seberapa tinggi jabatan kita di gereja, dan seberapa lama kita telah menjadi anak Tuhan. Firman Tuhan mengajarkan kita ukuran yang lain yaitu seberapa murah hatinya kita dalam menolong sesama saudara seiman yang kekurangan.

Di mata Tuhan, adalah sesuatu yang sangat janggal bila kita mengaku bahwa kita mengasihi dan percaya pada Tuhan tetapi kita tidak memiliki belas kasihan yang nyata terhadap sesama yang menderita karena kesulitan ekonomi. Jika kita adalah anak-Nya maka kita seharusnya serupa dengan Dia yang penuh kemurahan terhadap manusia berdosa. Akhirnya, tepatlah apa yang dituliskan oleh F.B. Meyer, “Ukuran kesuksesan ditentukan dari seberapa besar kemampuan kita dalam menolong orang lain.”

B3
Berdoalah supaya Tuhan memberikan kita hati yang lebih mudah tergerak dalam memberikan bantuan uang terhadap mereka yang sangat membutuhkan!

*****

Minggu, 21 Agustus 2011
“Arahkan Hatimu!”
Matius 6:19-21

B2
Apa perbedaan harta di bumi dan harta di surga (ayat 19-20)? Apa yang dimaksud dengan harta di surga? Apa hubungan harta dengan hati (ayat 21)?

PENDALAMAN
Secara sederhana, harta adalah sesuatu yang sangat berharga; sesuatu yang kita perjuangkan habis-habisan. Dalam teks Firman Tuhan ini, Tuhan Yesus mengajarkan kita bahwa harta di bumi bukanlah harta yang paling berharga karena harta di bumi tidaklah kekal. Sebaliknya, harta di surga adalah harta yang jauh lebih berharga karena bersifat abadi. Kita dapat menikmati harta surgawi untuk selama-lamanya.

Namun, apa harta surgawi yang dimaksud Tuhan Yesus? Saya percaya, salah satu harta surgawi adalah manusia itu sendiri. Jangan lupa, karena untuk mencari dan menyelamatkan manusia berdosa, Tuhan Yesus sampai turun ke dunia menjadi hamba dan setia mati di atas kayu salib. Bagi Tuhan, manusia berdosa adalah harta yang sangat berharga.

Bila kita memakai perspektif ini maka jelaslah bahwa perintah Tuhan Yesus supaya kita lebih banyak mengumpulkan harta surgawi berarti kita harus lebih rajin menjangkau orang yang belum percaya dan membawa mereka untuk mengenal Tuhan kita. Dengan melayani dan menolong orang lain bertumbuh dalam iman maka hati kita pun dibentuk dan diarahkan untuk mengasihi mereka seperti Tuhan mengasihi mereka.

B3
Berdoalah supaya kita diberikan kerelaan dan kesungguhan yang lebih lagi dalam menjangkau dan melayani orang-orang yang belum percaya; bahkan bila itu termasuk dengan cara memakai uang kita untuk kebaikan mereka!







GKBJ Taman Kencana

Gereja Kristen Baptist Jakarta Jemaat Taman Kencana
Perumahan Taman Kencana Blok A1 No 16
Cengkareng Jakarta Barat 11730
Telp: 021 555 2868 Fax: 021 555 2869
Email: gkbj.taman@gmail.com | gkbj_taken@yahoo.co.id
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Tuliskan komentar anda disini.


Top