Slider[Style1]

Style2

Style5

Style4

Seni Meratap yang Alkitabiah

(Mazmur 22)

Seringkali di dalam penyembahan, kita hanya menekankan sukacita dan pujian, tetapi mengabaikan dukacita dan ratapan. Padahal kehidupan Kristiani tidak selalu diisi dengan hal yang menyenangkan. Dusta paling besar dan berbahaya dalam iman Kristen adalah menjadi anak Tuhan pasti bebas dari masalah. Apa yang diajarkan Mazmur tentang ratapan? Justru Mazmur melihat ratapan sebagai suatu bentuk penyembahan yang

sangat penting. Bahkan, 2/3 dari kitab Mazmur adalah Mazmur ratapan! Mengapa kita perlu meratap?

1.) Karena dunia ini penuh dengan penderitaan
Roma 8:23, bersama seluruh makhluk kita turut mengeluh dan tidak sabar menantikan kedatangan Kristus kembali untuk memperbaharui dunia yang sudah rusak ini. Penderitaan dalam hidup kita: penyakit, usia lanjut, problem rumah tangga, dll

2.) Karena empati terhadap sesama yang menderita
Roma 12:15, “...menangislah dengan orang yang menangis!”. Banyak orang di tengah penderitaan tidak bisa berdoa. Kita dapat menjadi juru bicara yang menyuarakan isi hatinya kepada Allah!


3.) Karena menyehatkan jiwa
Emosi yang kuat seperti cinta, kebencian, dan kemarahan harus dikeluarkan. Jika dipendam akan menimbulkan banyak masalah psikologis.

4.) Karena melatih kejujuran di hadapan Tuhan
Allah ingin setiap anak-Nya jujur terhadap-Nya. Kita boleh jujur jika kita kecewa terhadap Dia, ketika kita sedih, marah. Mazmur adalah cermin bagi kita. John Calvin mengatakan Mazmur sebagai “the anatomy of the soul”. Prinsipnya sederhana: emosi apa yang terdapat dalam Mazmur, kita boleh utarakan juga kepada Tuhan.

5.) Karena menghubungkan kita kembali kepada Tuhan
Inilah paradoks sebuah ratapan. Dalam ratapan, kita sepertinya marah dan kecewa terhadap Tuhan. Namun, justru dalam saat yang bersamaan, kita berusaha sekuat tenaga untuk tetap percaya kepada-Nya. Dalam hal ini, meratap adalah justru sebuah tindakan iman yang kuat dan jujur. Mengapa? Kalau tidak ada iman, kita tidak akan meratap. Kita akan tinggalkan saja Allah. Ketika kita meratap, di kedalaman hati kita, kita tahu bahwa kita masih membutuhkan dan mengimani Tuhan.


Bagaimana kita meratap kepada Tuhan? Marilah kita ikuti unsur-unsur Mazmur ratapan (perhatikan bahwa unsur-unsur ini tidak selalu ada dalam sebuah Mazmur ratapan):

1.) Unsur Pertanyaan (Ayat 2: “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?”)
Sifatnya “menggugat” Allah. Pertanyaan ini bersifat retoris yang artinya kita bertanya bukan karena kita sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan sudah meninggalkan kita melainkan kita merasa fakta iman dan fakta kehidupan tidak sejalan.

2.) Permohonan (Ayat 12: “Janganlah jauh dari padaku..”, Ayat 20: “Tetapi Engkau, Tuhan janganlah

jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!”) Biasanya pertanyaan disertai permohonan. Kalau

hanya pertanyaan, maka ini hanyalah keluhan biasa.

3.) Pencurahan (Ayat 7-8: “Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang

banyak...”) Ini merupakan elemen terpenting dari sebuah ratapan karena di sinilah kita bisa menemukan apa alasan seseorang meratap. Biasanya pencurahan hati ini terdengar sinis dan negatif tetapi ini merupakan ungkapan yang kuat atas gejolak dan tekanan batin yang kuat pula.

4.) Pengakuan/ pembelaan (Maz 51:6: “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat!”. Dalam Mazmur 22 kita tidak menemukan unsur ini.

5.) Pengutukan. Ini bagian yang tersulit untuk dipahami dalam sebuah Mazmur ratapan. Dalam

Mazmur ini kita tidak mendapatkan unsur ini. Tapi dalam Maz 69:25: “Tumpahkanlah amarah-Mu ke atas mereka, dan biarlah murka-Mu yang menyala-nyala menimpa mereka.” Bahkan pada ayat 29, “Biarlah mereka dihapus dari kitab kehidupan...” Bagaimana kita memahami hal ini? Apakah kita boleh mengutuki orang-orang yang berbuat jahat dan tidak adil kepada kita? Pertama, kita harus memahami bahwa konteks Perjanjian Lama adalah bangsa Israel adalah bangsa yang dikuduskan Allah. Mereka seringkali harus berhadapan dengan bangsa lain yang memang memusuhi bangsa Israel.

Namun, pada zaman sekarang, umat pilihan Allah tidak terbatas pada satu bangsa saja. Setiap orang dari apapun bangsa mereka dapat menjadi anak Tuhan. Kedua, teologi musuh iman dalam masa kini harus mengacu pada Efesus 6:12, “...karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging” tetapi melawan roh-roh jahat atau si iblis dan antek-anteknya. Kalau demikian, maka justru kutukan dalam doa kita sangatlah tepat. Kita harus mengutuki iblis dan antek-anteknya. Biarlah iblis dihancurkan dan dibinasakan oleh Allah karena perbuatan iblis begitu kejam dan jahat terhadap anak-anak Tuhan

6.) Pemercayaan. Di sinilah letak perbedaan besar antara ratapan dan keluhan biasa yang dibenci Tuhan. Dalam ratapan kita tetap menaruh iman percaya kita kepada Tuhan (Ayat 25). Ada deklarasi iman di tengah penderitaan kita. Hampir semua Mazmur ratapan ada unsur ini!

7.) Pujian. Akhirnya sebuah ratapan biasanya ditutup oleh pujian dan pengagungan (Ayat 22, 26.)

Apa Kabar Baik atau intisari dari Mazmur 22 ini: Kita meratap bersama Kristus (Ibrani 4:15)!

“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”

Tuhan Yesus pernah menderita. Dia tahu apa yang kita alami. Bahkan, Dia turut merasakan penderitaan dan kesusahan kita.

Oleh: GI. Jimmy Setiawan

Bulan Ibadah

“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!” (2 Tim 3:1, 5)

Sebagai seorang rasul, Paulus menyatakan sebuah nubuat yang
mengerikan yang akan melanda manusia di zaman akhir: akan datang masa yang sukar. Mengapa? Karena manusia akan MENJALANKAN IBADAH, namun hanya secara lahiriah. Mereka datang ke gereja, mereka menaikkan doa, mereka memuji Tuhan, mereka mendengarkan kotbah – namun cuma secara lahiriah. Mulutnya melantunkan doa dan nyanyian, tapi tidak ada roh di dalamnya. Tangannya terangtkat menyembah Tuhan, tapi hatinya entah kemana. Kepalanya tertunduk penuh penghormatan, namun isi kepalanya sedang terkantuk-kantuk dan melamun. Betapa mengerikannya orang yang ‘tampak beribadah’ padahal tidak beribadah sama sekali.

Akan datang masa yang sukar karena kesuaman rohani meraja lela dalam gereja Tuhan. Kemunafikan yang mementingkan penampilan luar akan menjadi tren warga gereja. Ritual dan simbol-simbol agama diperagakan tanpa makna dan penghayatan lagi. Kita harus menjauhi sikap semacam itu, mencegah tren kesuaman rohani masuk dalam ukuran yang paling kecil sekali pun.

Itulah sebabnya setiap tahun kita menggelorakan kembali semangat ibadah yang penuh antusias. Dari ayat di atas, kita melihat bahwa dalam ibadah yang sejati itu terkandung sebuah kuasa. Tentu saja! Jika Allah sungguh-sungguh hadir dalam ibadah kita, bertahta dalam pujian umatNya, berbicara dalam kewibawaan firmanNya, menyapa umat yang tengah berdoa – tentu saja akan terjadi hal-hal yang besar. Yang putus asa mendapat kekuatan baru, yang kesusahan mendapat penghiburan, yang mengalami permasalahan hidup dilepaskan. Ada kuasa dalam ibadah yang sejati.

Jadi, marilah kita beribadah – bukan sekedar secara lahiriah. Mari kita belajar esensi ibadah yang sejati melalui minggu demi minggu sepanjang bulan Juli 2011 ini. Dan mari kita alami kuasa dalam ibadah kita. Tuhan Yesus memberkati ibadah kita. Maranatha!


Oleh: GI. David N. Purnomo
(Gembala Sidang GKBJ Taman Kencana)

Don't Be A Silent Christian "Dilarang Menjadi Orang Kristen yang Diam"

( 2 Raja-raja 7)

Kita seringkali dengan senang hati membagikan informasi kepada teman kita yang sakit tentang dokter yang telah berhasil mengobati penyakit kita, atau tukang yang ahli dan jujur kepada teman kita yang kebingungan mencari tukang untuk memperbaiki rumahnya yang bocor, atau tempat makan yang enak, murah dan meriah. Sebaliknya, mulut kita tiba-tiba merapat dan lidah kita terasa kelu ketika kita diminta untuk memberitakan Injil. Padahal Injil adalah berita terbaik yang butuh didengar oleh setiap orang, Injil itulah yang menyelamatkan kita dan membawa kita kepada hidup yang berkelimpahan dalam Tuhan.

Kita akan belajar dari kisah 4 orang kusta pada jaman raja Yoram di Israel. Pada waktu itu tentara Raja Aram mengepung kota Samaria selama 7 tahun (8:1). Kelaparan yang menimpa penduduk Samaria begitu hebatnya sehingga terjadi hal-hal yang amat menyedihkan. Harga makanan membumbung tinggi tak terkendali. Kotoran merpati dan keledai yang haram pun harganya mahal (6:25). Kisah kesepakatan dua orang ibu untuk memakan anak mereka sendiri amat memilukan (6:26-30).

Sementara itu, di depan pintu gerbang kota, tinggallah 4 orang kusta. Orang kusta adalah orang yang orang yang kehilangan hak sosial. Mereka tidak boleh berkumpul dan hidup dengan orang sehat. Tempat mereka ada di tapal batas kota, daerah sunyi dan jauh dari masyarakat (Im. 13:46, Bil. 5:1-4). Karena kelaparan yang sangat akibat pengepungan, merekapun ikut terkena imbasnya. Bagaimana memikirkan orang sakit di luar kota, orang sehat yang di dalam kota saja tidak terurus. Ada tiga pilhan yang mungkin bisa dilakukan keempat orang kusta ini: pertama tetap duduk sampai ajal menjemput. Kedua, memberanikan diri masuk kota dan mati bersama rakyat lain yang juga sedang kelaparan. Alternatif ketiga mereka nekat masuk perkemahan musuh meminta makanan, siapa tahu tentara Aram takut ketularan sehingga cepat-cepat memberikan makanan atau kemungkinan terjelek mereka dibunuh. Semua pilihan sama buruknya, dan akhirnya mereka memilih alternatif ketiga.

Di luar dugaan, ternyata Tuhan berkarya sedemikian rupa, tentara Aram yang kuat dan terlatih litu ari ketakukan karena mendengar bunyi suara kereta kuda dan tentara dalam jumlah besar yang dikira serangan Raja Het dan Raja Misraim yang bersekongkol membantu raja Israel. Bumi perkemahan dengan segala peralatan perang serta harta benda mereka tinggalkan begitu saja. Ketika, keempat orang kusta ini masuk ke dalam perkemahan orang Aram tsb, mereka menemukan perkemahan tersebut dalam keadaan kosong. Mereka segera menemukan dan menikmati makanan dan minuman yang berlimpah-limpah, mereka juga mengumpulkan harta benda yang ditinggalkan tentara Aram sebagai jarahan. Dalam suasana sukacita itu, tiba-tiba mereka teringat saudara-saudaranya yang kelaparan di dalam kota. Mereka berunding, dan akhirnya mereka memilih untuk memberitahukan kabar baik ini kepada orang-orang Israel yang terkepung dalam kota. Apa yang membuat mereka tidak tinggal diam?

“Tidak patut yang kita lakukan ini..” Tinggal diam adalah sikap yang tidak sepatutnya/ sepantasnya/ selayaknya (NIV: we are not doing right’).
Betapa egoisnya, jika mereka kenyang menikmati makanan sementara mereka tahu saudara-saudara mereka di dalam kota hampir mati karena kelaparan.
Tuhan Yesus telah memberi mandat kepada kita untuk memberitakan Injil. Injil adalah kabar baik tentang kasih Allah yang mau memberikan Anak Tunggal-Nya untuk menyelamatkan manusia berdosa sehingga setiap orang yang mau menerima Yesus tidak binasa mengalami hukuman kekal dalam neraka, melainkan beroleh hidup yang kekal. Bukan hanya rohnya yang diselamatkan, tetapi jiwanya yang tadinya merana, tidak ada harapan, mengalami berbagai tekanan dan penderitaan, dipulihkan, dan juga jasmaninya mengalami pemeliharaan Allah.

Jika kita, orang-orang Kristen berdiam diri dan tidak pernah membuka mulut kita untuk bersaksi, maka kita sungguh keterlaluan. Orang yang telah banyak mengalami kebaikan Tuhan pasti tidak bisa menahan bibirnya untuk menceritakannya, kecuali kita egois, cuek, malas, tidak mau repot, merasa nyaman, merasa bukan tugasnya. Dalam Kisah Para Rasul 8:1-4, kita melihat Allah harus menggunakan penganiayaan untuk “memaksa” jemaat Tuhan (di luar rasul) untuk menjadi saksi keluar dari Yerusalem, pergi ke seluruh kota-kota Yudea dan Samaria.

“..maka hukuman akan menimpa kita.” Tinggal diam berarti melalaikan perintah Tuhan, dan mendatangkan disiplin dari Tuhan.

Keempat orang kusta itu tahu, bahwa ketika mereka tinggal diam saja, atau bahkan menunda saja, mereka pasti akan menerima hukuman, cepat atau lambat raja akan tahu perbuatan mereka.
Menjadi saksi Kristus dan menjadikan semua bangsa murid Tuhan, bukanlah undangan atau himbauan melainkan perintah.

Jika kita tidak mentaatinya pasti ada konsekwensinya. Kita seringkali lebih takut konsekwensi dari manusia daripada Tuhan. Kita lebih takut diejek, ditolak, dihina, dikucilkan, dipersulit, dst. Sehingga kita cenderung menjadi Kristen yang “menyamar”, padahal Tuhan memerintahkan kita menjadi terang dan garam yang kehadirannya nyata dan terasa. Orang-orang Kristen yang karena penganiayaan harus meninggalkan Yerusalem, kampong halaman mereka, pekerjaan mereka, tempat tinggal mereka, pergi menjelajah ke seluruh negeri mencari tempat tinggal baru, pekerjaan baru, teman dan kenalan baru, dst, SAMBIL memberitakan Injil—lifestyle evangelism.

Kelak di hadapan takhta putih, kita berjumpa dengan Tuhan muka dengan muka, Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kita, dan akan menentukan seberapa upah atau mahkota kemuliaan yang kita terima. Bahkan sebelum kita pergi dari dunia ini, kita juga akan dihukum dengan perasaan bersalah yang besar jika kita melewatkan kesempatan untuk menjadi saksi Kristus.

Oleh: GI. Susanna I.Setiawan


Dilarang Menginjil Tanpa Roh Kudus!

(Kisah Para Rasul 1:8)
Dalam Mat 28:18-20, Tuhan Yesus mengutus dan berjanji akan menyertai kita sampai akhir zaman! Namun, jika Tuhan Yesus sudah naik ke surga, bagaimana Dia menyertai kita yang masih di bumi? Dia menyertai kita melalui Roh Kudus (Yoh 14:16). Kita perlu melihat bagaimana Karya Roh Kudus dan hukum 4K dalam penginjilan:

1.) Roh Kudus Memampukan AGEN penginjilan (Kis 4:31)
Dalam Kis 2:1-13 bercerita tentang turunnya Roh Kudus. Setelah Roh Kudus memenuhi para Rasul (Ay.14), Rasul Petrus berdiri di depan orang banyak dan mulai berkhotbah, melakukan KKR masal pertama. Siapakah Petrus? Dia adalah nelayan dari Galilea. Nelayan pada umumnya tidak berpendidikan, tidak punya kuasa, miskin. Kota Galilea kebanyakan tidak pernah ada orang penting/ besar dari kota itu (Yoh 7) dan Petrus adalah seseorang yang pernah menyangkal Tuhan Yesus.

Namun sekarang, dia berani berdiri dengan lantang dan lancar berbicara tentang Kristus. Apa yang menyebabkan Petrus mampu melakukannya? ROH KUDUS! Hukum Ketergantungan: Ketergantungan kita pada Roh Kudus melebihi ketergantungan kita pada metode atau sarana penginjilan apapun. Bukan berarti metode dan sarana penginjilan tidak penting. Sangat penting! Tanpa Roh Kudus, metode/ sarana apapun tidak akan memiliki kuasa.

2.) Roh Kudus Memfokuskan PESAN penginjilan (Yoh 15:26; 16:14)
Kita perlu melihat kembali khotbah pertama Petrus. Apa tema utama khotbah Petrus? Tidak lain dan tidak bukan adalah Kristus (Ay.32). Fokus penginjilan harus selalu tentang Kristus! Roh Kudus selalu menuntun dan menunjukan kita pada Kristus! Kesalahan yang umum terjadi dalam ibadah penginjilan (KKR) adalah fokus pada: Roh Kudus dan manifestasinya, Kemasan, Pengkhotbah itu sendiri. Hukum Kabar Baik: Tujuan penginjilan (dari sisi kita) bukanlah menghasilkan petobat baru melainkan menyatakan atau memberitakan Kristus/ Injil!

3.) Roh Kudus Memastikan HASIL penginjilan (Kis 13:48)
Perhatikan apa yang terjadi pada pendengar khotbah Petrus. Ay.37, “Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu...” Kemudian ay.41, mereka meminta diri dibaptis sebagai tanda pertobatan mereka. Ini adalah karya Roh Kudus. Perhatikan bahwa khotbah Petrus begitu sederhana. Menurut ukuran homiletika modern, mungkin khotbah Petrus cenderung membosankan. Tidak ada ilustrasi, tidak ada kutipan, tidak ada humor, dsb Namun, efektif sekali, menghasilkan 3000 orang percaya baru. Dalam hal ini, kita perlu memahami doktrin pedestrinasi. Bahwa Allah sudah memilih orang-orang tertentu untuk menjadi umat Allah bahkan jauh sebelum dunia dijadikan. Hukum Ketekunan: Kita terus beritakan Injil dan tidak membiarkan apapun hasilnya mendikte semangat kita!

4.) Roh Kudus Mengendalikan MUSUH penginjilan (Kis 8:1b)
Kis 1:8, Tuhan Yesus berkata bahwa kabar keselamatan akan tersebar ke Yerusalem, Yudea, Samaria, dan ke ujung bumi. Dalam Kis 8:1, kita melihat betapa janji Tuhan Yesus ditepati. Dan ini terjadi melalui penganiayaan. Bagaimana dengan “ke ujung bumi”? Seorang penafsir mengatakan bahwa “ujung bumi” adalah kota Roma. Karena kota Roma adalah ibukota kerajaan terbesar di luar Israel. Ketika Injil masuk ke Roma, ini tandanya Injil sudah menguasai seluruh dunia kuno saat itu. Dan di mana kita menemukan bahwa Injil sudah masuk Roma? Pada pasal terakhir, Paulus berada di Roma karena dipenjara! Kesimpulannya: Allah dapat mengarahkan semua peristiwa buruk yang dibuat musuh-musuh Kristen justru untuk mencapai tujuan-Nya sendiri.

Hukum Kedaulatan: Kita tidak kehilangan semangat ketika penginjilan menghadapi tantangan dan tentangan yang hebat, atau bahkan tampak “gagal”! Sebagai penginjil, kita bukan seperti duta besar. Duta besar memang diutus tetapi tidak didampingi oleh yang mengutus. Kita lebih cocok seperti penerjemah Presiden atau Raja. Kita pergi berdua dan tidak pernah jauh-jauh dari Presiden atau Raja kita ketika bernegosiasi dengan negara tetangga.

Oleh: GI. Jimmy Setiawan

Gemburkanlah Ladang Tanah Misi


(I Petrus 2 : 9 - 11)

Seperti tanah ladang yang digemburkan (bajak tanah, cabut tanaman liar, dan batu-batu) agar menghasilkan panen yang maksimal demikian pula dalam tanah ladang misi perlu digemburkan pula agar banyak jiwa-jiwa yang bisa dituai.

1. Memahami tempat ladang misi kita
Ladang misi kita bukan lintas benua dan negara kecuali jika ada yang dipanggil untuk menjadi misionari. Sekalipun demikian bukan berarti kita tidak punya ladang misi dan tidak boleh bermisi. Firman berkata,"beritakanlah perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia." Firman ini bukan saja untuk para misionari tetapi kita juga. Ladang misi kita ditempat di mana ada orang-orang yang belum percaya. Itu berarti bisa di sekolah, di rumah, di kantor, dan tetangga. Di tempat-tempat itulah kita bisa bermisi.


2. Menikmati Tuhan menuai ladang misi-Nya
Teks yang kita baca menegaskan takala Tuhan dimuliakan maka Ia akan menuai jiwa-jiwa dan menambahkan dalam bilangan gereja Tuhan. Gereja mula-mula baik yang dicatat dalam Kisah Para Rasul maupun sampai abad ke 6 menyaksikan Tuhan terus menuai jiwa-jiwa sekalipun ada tantangan dari luar.

3. Menggemburkan ladang misi-Nya
Berbeda dengan gereja zaman sekarang, khususnya di GKBJ. Kita merasakan betapa beratnya untuk tuaian terjadi. Masalahnya bukan pada Tuhan melainkan pada orang kristen itu sendiri, yang disebut sebagai pendatang di dunia tetapi tidak tau diri. Sementara dunia mencari alasan untuk menolak kabar baik, gereja malah menyediakan diri untuk dilempari "kotoran" dengan cara gereja atau anak-anak Tuhan memberitakan "kabar buruk" kepada mereka. Hati mereka keras karena anak-anak Tuhan melempari "batu-batu" (fitnah, saling menjelekan, mempertontonkan perpecahan dll) di hati orang yang belum percaya. Mari kita bertobat dan kabarkanlah lagi kabar baik lewat kata-kata yang membangun dan tindakan yang mulia. Dengan kita lakukan hal itu kita sedang gemburkan ladang misi kita. Tuhan berkati.

Oleh: Pdt. Hengky Setiawan

Bulan Misi GKBJ Taman Kencana

Shalom Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Bertepatan dengan peringatan Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga, Allah menyampaikan pesan kepada jemaat untuk mengingat fungsi kita sebagai tubuh Kristus di dunia ini. Di dalam tubuh jasmani Tuhan Yesus saat di dunia, berdiam seluruh kepenuhan Allah (Kolose 2:9). Hal itu membuat tubuh jasmani Kristus membawa dampak yang sangat besar bagi siapapun yang mengenal Dia. Tubuh jasmani Kristus telah dipakai Allah untuk menyembuhkan yang sakit, menjamah yang terluka, mengusir kuasa jahat, dan melepaskan manusia dari belenggu dosa.

Kini tubuh Kristus di dunia dinyatakan di dalam Gereja-Nya. Di dalam Jemaat berdiam seluruh kepenuhan Kristus (Efesus 1:23a). Adalah maksud Allah untuk mengerjakan misi Ilahi yang sama bagi dunia ini melalui jemaat-Nya. Untuk membawa orang kepada keselamatan, kesembuhan, pemulihan, dan menikmati kasih karunia sorgawi - tidak bisa dengan berdoa meminta Allah melakukannya, karena untuk melakukan semua itu Allah membutuhkan Tubuh-Nya di dunia ini yaitu: jemaat. Jemaat kepenuhan Kristus ini dipanggil di tengah dunia untuk memenuhi semua dan segala sesuatu (Efesus 1:23b).

Untuk itulah sepanjang bulan Juni ini, kami para pemimpin mengajak seluruh jemaat untuk terlibat dalam misi tubuh Kristus di dunia ini, khususnya dalam membawa berita keselamatan atas komunitas unbelievers (komunitas orang yang belum percaya) yang kita miliki disekitar kita. Berikut adalah panduan praktisnya:
Jadilah misionaris di komunitas kita, dengan memberitakan perbuatan yang besar dari Allah dan memiliki cara hidup yang baik (I Petrus 9-12)

Pergunakan kuasa Roh Kudus yang memampukan kita sebagai saksi Kristus yang efektif
Jika Anda telah memiliki rekan/ saudara yang siap untuk diperkenalkan kepada Kristus (buah yang matang), anda dipersilahkan menghubungi Departemen Misi untuk mendatangkan “Tim Penjangkauan Jiwa” (TPJ).

Bangunlah “komunitas berdampak” (KODAM) di lingkungan kita tinggal. Anda hanya perlu menunjukkan identitas rohani Anda, khususnya melalui doa. Lakukanlah bersama dengan orang percaya dalam lingkungan Anda tinggal, dan nantikan saat dimana Tuhan menarik jiwa-jiwa kepada Salib Kristus.

Kami berdoa agar TPJ dan KODAM yang mulai diluncurkan di bulan Juni ini akan terus berkembang dan semakin matang, sehingga menjadi ujung tombak dari tubuh Kristus dalam memenangkan dunia ini. Maranatha.

GI. David N. Purnomo
(Gembala Sidang GKBJ Taman Kencana)

Bahan Saat Teduh 5B | 08 Ags - 14 Ags 2011

Senin, 8 Agt 2011
B2. Pengkhotbah 4:8 Ujungnya adalah kesia-siaan
Apa kesia-siaan yang dimaksud? Mengapa disetarakan dengan “hal yang menyusahkan”?
Pengajaran:
Ujungnya kesia-siaan

Di dalam hidup ini ada tiga hal yang harus kita perhatikan dan bedakan dengan tepat: (a) apa yang ingin kita lakukan, (b) apa yang dapat kita lakukan, dan (c) apa yang harus kita lakukan. Kadang kita gagal membedakan ketiganya dan justru menggabungkannya. Kita lalai melakukan apa yang harus kita lakukan dan hanya memimpikan apa yang ingin kita lakukan (namun tidak dapat kita lakukan).

Iri hati dan ketidakpuasan bersumber dari selisih antara apa yang ingin kita lakukan dan apa yang dapat serta harus kita lakukan. Kita menggerutu karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa inilah yang dapat dan harus kita lakukan; kita tidak puas sebab kita membandingkannya dengan apa yang ingin kita lakukan.

Firman Tuhan menyebut sikap seperti itu, "mengejar angin" yaitu suatu kesia-siaan (ayat 4). Pengkhotbah mencatat suatu tindakan kesia-siaan yang lainnya di bawah kolong langit (ayat 7). Yaitu, seseorang yang "mengejar harta benda" (ingin kaya). Namun, ketika tua ia sadar bahwa ia tidak dapat menikmati kekayaannya itu. Sayang sekali, karena yang harus ia kerjakan di masa mudanya mungkin justru tidak dilakukannya. Sebenarnya semua ini bisa diubah. Kita mulai dari apa yang harus kita kerjakan. Yaitu, melakukan kehendak Tuhan. Saat kita bersedia mengerjakan kehendak Tuhan maka Tuhan akan memampukan kita melaksanakannya. Sehingga kita dapat mengerjakan kehendak Tuhan itu oleh karena, kita terus-menerus mencari kehendak-Nya.

Sewaktu muda seorang pendeta terkenal dari Amerika, Billy Graham menerima banyak tawaran untuk bekerja di bidang umum dan adakalanya beliau tergoda untuk mengalihkan hatinya dari panggilan Tuhan dalam hidupnya. Namun puji Tuhan, beliau setia pada panggilan-Nya dan akhirnya beliau menyadari bahwa tugas yang Tuhan embankan padanya adalah menjadi pemberita Injil. Itulah yang harus, dapat, dan, ingin dilakukannya! Bagaimana dengan kita?

Renungkan: Mulailah dari yang harus dilakukan, yaitu melaksanakan firman-Nya. Anda pasti dapat dan ingin melakukan yang terbaik.

B3.
Uang tanpa kehendak Tuhan adalah kesia-siaan dan hal yang menyusahkan. Dalam hal apa Anda akan mengarahkan segala usaha dan kekayaan bagi kehendak Allah. Doakanlah!




Selasa, 9 Agustus 2011
B2.Ulangan 8:1-20 Menerobos kemapanan
Mengapa umat Tuhan didalam segala kemakmurannya diminta untuk mengingat Tuhan? (ay 17-18)

Pengajaran:
Banyak orang sering mengaitkan kesalehan dengan kemakmuran. Cara pikir mereka sederhana: orang yang saleh akan makmur, sedangkan orang yang berdosa akan menderita. Ini ada benarnya, tetapi tidak selalu demikian. Namun, pada umumnya semua orang ingin mendapatkan kemakmuran dan dengan demikian mereka menjaga kesalehan. Sayang sekali, sering kali kemakmuran yang mereka dapatkan justru menggiring mereka masuk ke dalam sistem yang akhirnya membuat mereka tidak dapat lagi menjaga kesalehan. Kemakmuran itu menjadi sebuah kutukan.

Bangsa Israel diingatkan terus-menerus untuk menjadi setia, bergantung kepada Allah, bukan hanya agar mereka hidup, tetapi juga agar mereka bisa beranak cucu sehingga tanah perjanjian itu dapat dikuasai sepenuhnya. Melalui perjalanan yang amat panjang di padang gurun, Allah telah mengajar bangsa Israel agar memahami bahwa mereka tidak bisa bergantung pada kekuatan alam dan bangsa-bangsa lain untuk hidup, tetapi pada janji pemeliharaan Allah sendiri. Kesesakan dan disiplin yang dialami bangsa Israel menjadi berkat besar bagi mereka.

Bangsa Israel akan mendapatkan kemakmuran, dan hati mereka seharusnya "memberkati" Allah, bersyukur kepada-Nya karena tanah yang begitu berlimpah dan juga karena mereka boleh mendapatkannya. Namun, sekali lagi Musa memperingatkan bangsa Israel agar tidak lupa diri ketika mereka sudah masuk ke tanah itu, sudah mapan dengan ternak yang berkembang biak, sistem hidup sudah terbentuk rapi, dan kebahagiaan senantiasa tergapai. Israel harus terus mengingat suasana padang gurun ketika mereka tidak dapat hidup tanpa Tuhan. Jika mereka melupakan itu semua, hukuman dan ketidakberkatan menanti mereka!

Renungkan: Ketika kemapanan mengancam Anda terjebak dalam sistem yang berdosa, Allah akan mendobraknya.

B3.
Lakukan suatu tindakan nyata bahwa Anda sungguh tidak melupakan Tuhan dalam segala kelimpahan berkat. Doakanlah tindakan Anda itu!




Rabu, 10 Agustus 2011
B2. Ulangan 23:15-25 Peduli pada orang lain dan diri sendiri.
Kepada siapa saja kita harus peduli: ay 15-16; 19-20; 24-25; 17-18; 21-23?

Pengajaran:
Ada orang rela berkorban untuk kepentingan orang lain tetapi mengabaikan diri sendiri dan keluarganya. Apa artinya pengorbanan diri bagi orang lain, kalau hidup pribadi dan hidup keluarganya berantakan? Keduanya harus diberikan perhatian yang sama.

Pesan-pesan dari perikop ini dapat dilihat sebagai pesan kepedulian terhadap orang lain dan kepada diri sendiri. Peduli kepada orang lain, yaitu: Pertama, peduli terhadap nasib budak yang melarikan diri mungkin sekali lari dari penindasan majikannya (ayat 15-16). Kedua, peduli terhadap sesama saudara dengan tidak memungut bunga pinjaman darinya (ayat 19-20). Hanya kepada orang asing mereka diizinkan mengenakan bunga pinjaman. Kebanyakan orang asing datang untuk berdagang, sementara sebagian besar penduduk Israel adalah petani. Ketiga, peduli kepada sesama yang membutuhkan makanan di dalam perjalanannya (ayat 24-25).

Peraturan ini dirancang untuk orang-orang yang dalam perjalanan jauh tidak sempat membawa bekal makanan.

Peduli terhadap diri sendiri dan keluarga diwujudkan dengan cara: Pertama, peduli terhadap kesucian hidup sehingga tidak membiarkan diri atau anggota keluarganya terjebak dalam pelacuran bakti dan semburit bakti (= persetubuhan sesama lelaki), walaupun hasilnya dipersembahkan untuk Tuhan (band. dengan upaya pencucian uang [money laundry] melalui persembahan di gereja) (ayat 17-18). Kedua, peduli terhadap integritas pribadi sehingga tidak sembarangan bernazar. Bila sudah bernazar, yang bernazar harus menepatinya dengan sungguh-sungguh (ayat 21-23). Peduli terhadap diri sendiri dengan menjaga kesucian hidup dan integritas pribadi berarti menghormati Tuhan. Peduli pada orang lain dan diri sendiri harus diberikan porsi yang seimbang. Peduli pada orang lain adalah wujud kasih Kristiani. Peduli terhadap diri sendiri dan keluarga adalah wujud penghormatan kita pada Kristus. Keduanya harus berjalan bersama.

Tekadku: Menjadi berkat bagi sesama, pelindung bagi keluarga dan menjaga diri dari kenajisan, itulah kewajibanku.

B3.
Menjadi berkat sesama: Apa yang Anda ingin lakukan? Pelindung keluarga dan diri sendiri: Apa yang Anda ingin lakukan?




Kamis, 11 Agustus 2011
B2. Lukas 6:20-26 Siapakah yang berbahagia?
Mengapa seseorang dapat disebut berbahagia? (ay 20-23) Dan, mengapa juga seseorang dapat disebut Celakalah? (ay 24-26)

Pengajaran:
Hanya di dalam Injil Lukas kita jumpai ucapan bahagia bagi yang "miskin" dan langsung diikuti peringatan tajam bagi yang "kaya." Hidup si miskin, yang diwarnai kelaparan, kesedihan, dan dicela "karena Kristus," kelak diwarnai kepuasan dan tawa (20-23). Sebaliknya, hidup si kaya, yang ditandai dengan kekenyangan, tawa ria dan pujian, kelak ditandai dengan kelaparan dan tangis (24-26).

Melalui ajaran ini Yesus membuat pendengarnya tersentak dari kebiasaan cara berpikir dan pola hidup duniawi, yang berbeda drastis dengan prinsip dan pola hidup Kerajaan Allah. Dalam pola hidup dunia, yang kaya bahagia dan yang miskin tersingkir. Tidak demikian halnya di dalam Kerajaan Allah. Di sini Injil diberitakan kepada "orang miskin" (4:18-19). Kaya-miskin di dalam Injil Lukas bukan sekadar ukuran ekonomi. Termasuk golongan "miskin" adalah orang-orang yang tersingkir dari masyarakat, baik karena alasan ekonomi maupun bukan: yang cacat tubuh atau jiwa, penderita kusta, pemungut cukai, pelacur. Ucapan bahagia berisi kata-kata pengharapan dan penghiburan bagi mereka, dan bagi siapa saja yang menerima pelayanan Yesus. Mereka semua dirangkul dan dipulihkan, jasmani dan rohani.

Kepada yang kaya Yesus pada dasarnya mengingatkan akan bahaya kekayaan, bahwa ia senantiasa menghadirkan godaan untuk menemukan pegangan hidup dan rasa aman di luar Tuhan (bdk. 8:14; 12:13-21). Kekayaan juga cenderung menimbulkan ketidakpedulian terhadap kebutuhan sesama (bdk. 16:19-31; 18:22). Yesus tidak mengecam kekayaan; Ia sendiri menerima dukungan bagi pelayanan-Nya dari murid-murid yang kaya (bdk. 8:1-3; 23:50-56a). Kekayaan itu sendiri tidak jahat, tetapi harus diwaspadai karena ia dapat menguasai kita jika ia tidak dikuasai dan dikendalikan. Inilah inti peringatan Yesus.

B3.
Buatlah suatu kalimat doa yang menyatakan kerinduan Anda agar tidak dikuasai oleh kekayaan! Lalu doakanlah itu bersama dengan pasangan Anda atau anak-anak!




Jumaat, 12 Agustus 2011
B2. Matius 6:19-34 Menyikapi kebutuhan materiil.
Apa prioritas utama anak-anak Tuhan? (19-20) Sebutkan akibat dari salah prioritas?(25-31)

Pengajaran:
Para murid Yesus harus mengambil keputusan yang benar tentang bagaimana bersikap terhadap kebutuhan materiil. Jika tidak, beberapa ancaman terhadap kesetiaan kita kepada Tuhan akan terjadi.

Pertama, orang Kristen harus tahu membuat prioritas yang benar. Yang harus diprioritaskan adalah harta surgawi, bukan harta duniawi (ayat 19-20). Kita harus mengutamakan yang kekal dan menomorduakan yang sementara. Kedua, Yesus realistis sekali. Jika harta duniawi prioritas kita, hati kita pun akan tertambat kepada dunia ini (ayat 21). Harta harus ditempatkan sebagai hamba dan alat. Jika tidak, ia akan "melonjak" menjadi tuan, dan kita di "kudeta"nya ke kedudukan budak (ayat 24). Ketiga, salah prioritas dalam soal harta akan membuat kita kehilangan kesukaan dalam hidup ini. Hidup akan terbungkuk memikul beban kekuatiran tentang kebutuhan sehari-hari (ayat 25-31). Kehidupan Kristen seperti itu akan serendah kehidupan orang yang tidak mengenal Tuhan (ayat 32).

Yesus mengajak kita mengubah cara pandang kita tentang kebutuhan materi. Ia mengingatkan kita bahwa kebutuhan dalam hidup tidak sama dengan kehidupan itu sendiri. Makanan, pakaian, tempat tinggal, dan harta adalah penunjang kehidupan. Yang lebih penting untuk kita perhatikan dan yang menjadi kepentingan utama perhatian Tuhan adalah kehidupan kita. Kita diajak Yesus untuk menghargai hidup berdasarkan kasih dan perhatian-Nya, bukan berdasarkan apa yang kita makan, pakai, dan miliki.

Firman Tuhan ini menuntut kita membuat komitmen mutlak hanya kepada Tuhan saja. Dengan menempatkan Allah sungguh sebagai Tuhan, kita perlu belajar dari hari ke hari menundukkan perhatian kita kepada harta, makanan, dan pakaian ke bawah pemeliharaan dan pemerintahan Allah. Inti prinsip inilah maksud Tuhan: mendahulukan Kerajaan Allah dan memercayai bahwa Dia yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan materi kita (ayat 33).

B3.
Tuhan hartaku, atau Harta tuhanku? Apa yang menjadi tekad Anda untuk ditulis dalam sms lalu Anda mengirimnya kepada seorang rekan?




Sabtu, 13 Agustus 2011
B2. Amsal 3”1-10 Cara hiudp orang berhikmat.
Bagaimana caranya kita bisa hidup dalam kebergantungan pada Tuhan: ay 5-6; 7-8; 9-10?

Pengajaran:
Hikmat yang dibicarakan sebenarnya berhubungan dengan hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Jika kita memberi respons yang sesuai dengan kehendak-Nya, maka buah-buah kehidupan dengan hasilnya akan mengalir. Bagaimana caranya? Pertama, percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan mengakui Dia dalam segala hal (ay. 5-6); kedua, bergantung sepenuhnya pada Tuhan dan tidak pada diri sendiri (ay. 7-8); ketiga, memuliakan Tuhan dengan harta (ay. 9-10). Cara hidup seperti inilah yang menjadi manifestasi ketergantungan manusia kepada Tuhan, Sang Sumber Hikmat.

Berkat dan hikmat. Bila kita memiliki cara hidup orang berhikmat, maka berkat itu akan kita nikmati, seperti: panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera, mendapatkan kasih dan penghargaan dari Allah dan manusia; jalan kita diluruskan, dan lumbung-lumbung kita akan diisi penuh bahkan sampai melimpah-limpah. Kita memiliki cara hidup orang berhikmat, bukan supaya berkat-berkat ini mengalir dalam hidup kita; tetapi yang benar adalah karena kita memang memiliki cara hidup demikian, maka berkat-berkat ini akan menjadi buah-buah kehidupan kita.

B3.
Panjatkanlah doa ini: Ya Tuhan, terimakasih atas segala berkat-Mu. Ingatkan aku selalu akan hikmat-Mu agar selalu mempermuliakan-Mu.




Minggu, 14 Agustus 2011
B2. Imamat 26:1-13 Definisi berkat versi Tuhan
Apa yang menjadi defini Tuhan tentang “berkat” dan yang bukan?

Pengajaran:
Kita semua tahu apa itu berkat. Pokoknya, berkat adalah sesuatu yang membuat kita bahagia, bersyukur dan berteriak dengan gembira “haleluya!” Berkat adalah apa yang bisa menjadi bahan kesaksian pada kebaktian di hadapan jemaat; akan naik kelas, kesembuhan dari penyakit, mobil baru, naik pangkat/gaji dll. Pokoknya, apapun yang baik, indah, manis, dll., yang kita terima, terlepas dari baik atau tidaknya hubungan pribadi kita dengan Tuhan (“Tuhan bergitu baik, karena Ia mengaruniakan saya xxx, walaupun saya yyy”).

Perbandingan pengertian di atas dengan nas bacaan kita hari ini akan menunjukkan satu hal penting yang kurang yaitu Allah. Memang benar bahwa Allah menjanjikan kecukupn materi kepada umat Israel bila mereka memegang teguh perjanjian mereka dengan Allah. Misalnya, hasil panen yang cukup, bahkan lebih (ayat 4-5, 10); bertambah banyaknya keturunan mereka (ayat 9); juga damai sejahtera dan keamanan, baik dari ancaman binatang buas (ayat 6) dan musuh (ayat 8). Tetapi, semua ini merupakan perpanjangan dari janji utama Allah, yaitu bahwa Allah akan “hadir di tengah-tengahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku” (ayat 12). Inilah janji berkat yang terus bergema di Alkitab, yang dinyatakan kembali melalui Yehezkiel pada zaman pembuangan (Yeh. 37:27) dan melalui penglihatan Yohanes (Why. 21:3).

Penegasan janji ini sangat penting, mengingat apa yang kelak akan dihadapi oleh umat Israel di Kanaan. Kepercayaan bahwa kesuburan Kanaan hanyalah karena kuasa dewa-dewi Kanaan seperti Baal, sudah sangat kuat mengakar di kalangan penduduk Kanaan. Karena itu, tantangan bagi umat Israel kelak adalah, tetapi bertahan untuk tidak tergoda apalgi ikut-ikutan menyembah berhala (ayat 1-2). Juga mengingat siapa sebenarnya yang telah terbukti menjadi penyelamat dan menjadi pembebas mereka (ayat 13).

B3.
Camkanlah: Orang Kristen harus mengartikan berkat sebagai apa yang membuatnya makin dekat dan bersandar pada pemeliharaan Tuhan, bukan apa yang semata membuatnya makin nyaman hidup di dunia tanpa mengingat keberadaan Tuhannya.


Bahan Saat Teduh 5B | 01 Ags - 07 Ags 2011

Biar Segala yang Bernafas Memuji Tuhan (Mazmur 150)
Bahan Saat Teduh
Senin 1 Agustus 2011
Kita menyembah Tuhan karena kekudusanNya (Maz.150:1; Yes.6:1-8)
Mengapa kita memuji dan menyembah Tuhan?
B2. Kita memuji Tuhan karena Tuhan adalah Allah yang Kudus, setiap kali kita memuji dan menyembahNya, kita masuk dalam hadiratNya yang kudus, ketika seseorang masuk dalam hadiratNya yang kudus, ia tidak bisa tidak akan tersungkur dan memuji keagungan dan kekudusan Tuhan. Ketika Yesaya melihat para Serafim berseru kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaanNya (Yes.6:3), dengan segala kegentaran ia menyembah Tuhan. Ketika seseorang menyadari akan kekudusan Tuhan, maka ia akan sadar bahwa sebetulnya ia tidak layak masuk dalam hadiratNyaTuhan yang maha kudus dengan keberadaannya yang najis, hanya anugrahNya yang memungkinkan anda dan saya masuk dalam hadiratNya dan menyembah kekudusanNya.


B3. Apakah anda menyadari kekudusan Tuhan? Apakah anda menyadari bahwa hanya anugrahNya yang memungkinkan anda menghampiri Dia? Bagaimana dengan penyembahan anda? Mari dengan segala hormat dan rendah hati kita memuji kekudusanNya hari ini. Amin.




Selasa 2 Agustus 2011
Kita menyembah Tuhan karena keperkasaan dan kebesaranNya (Maz.150:2; Maz.96)
Mengapa kita memuji dan menyembah Tuhan?
B2. Kita memuji dan menymebah Tuhan karena Dia Allah yang Perkasa dan Allah yang besar. Kebesaran Tuhan dinyatakan dalam ciptaanNya. Ialah yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya. Dari hasil penelitian tentang jagad raya ditemukan bahwa jagad raya ini terdiri dari 140 juta galaxy (kumpulan bintang), dan setiap galaxy terdiri dari ratusan juta bintang, dan semua beredar dalam pengaturan Tuhan yang ajaib dan sempurna, dan masih banyak yang belum diketahui karena keterbatasan manusia, penemuan-penemuan masih terus berlangsung sampai hari ini. Setiap hari dalam pengaturan Tuhan matahari terbit dan tenggelam, memberikan kehidupan pada seluruh umat manusia, tidak pernah terlambat!

B3. Apakah ini belum cukup membuat kita takjub dan terpesona akan kebesaran Tuhan? Renugkan ciptaan Tuhan, maka anda akan tertegun dan akhirnya berkata : “How Great Thou Art”; “S’bab Kau besar, perbuatanMu ajaib tiada seperti Engkau tiada seperti Engkau”. Amin.





Rabu 3 Agustus 2011
Kita memuji dan menyembah Tuhan dengan sukacita dan expresi yang benar (Maz. 150:3-5; Maz.98:1-6)
Bagaimana kita memuji Tuhan?

B2. Pemazmur juga mengajar kita untuk masuk hadiratNya, memuji dan menyembah Tuhan dengan penuh sukacita, memakai segala alat, dengan penuh expresi. Pemazmur mengajak kita untuk Bersorak sorai sebagai pernyataan akan keagunganNya, kemuliaanNya dan kebesaranNya. Sebuah lagu yang ditulis oleh Darlene Zsech dengan judul : ”Shout to The Lord” menggambarkan betapa dahsyatNya Tuhan kita, setiap kali saya menyanyikan lagu itu setiap kali rasanya lutut tidak bisa berdiri tegak kecuali hanya berlutut menyembah Tuhan dengan kagum. Sebagian besar kitab Mazmur berisi suatu pujian dan pemyembahan kepadaNya, yang diexpresikan dengan gegap gepita dan penuh sukacita (joy) karena apa yang sudah Tuhan perbuat atas umatNya, membuat umatNya terpesona!
Bagaimana anda selama ini memuji dan menyembah Tuhan? Jika anda mengalami akan perbuatan Tuhan yang besar, mari bersorak-sorailah bagi Dia. Pakailah segala alat, pakailah segala cara yang baik, nyatakan expresi anda dalam penyembahan kepadaNya! Amin.




Kamis 4 Agustus 2011
Biar segala yang bernafas Memuji Tuhan (Maz.150:6)

Kapankah kita memuji dan menyembah Tuhan?
B2. Biar segala yang bernafas, artinya semua orang yang masih bernafas tanpa kecuali memuji Tuhan. Setipa manusia harus menyadari bahwa nafas hidup ini adalah anugrah Tuhan yang diberikan cuma-cuma setiap hari dengan setia, dan tak pernah lalai. Tanpa anugrah Tuhan anda dan saya akan berhenti untuk bernafas. Hidup adalah pemberian, sebab itu sepatutnya anda dan saya setiap hari, setiap waktu memuji dan menyembahNya. Pemazmur dalam bagian lain mengatakan : “Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.” (Maz.146:2). Selagi engkau hidup, selagi engkau ada, artinya selagi engkau masih mempunyai kesempatan, mari memuji dan menyembah Tuhan.

B3. Apa yang anda lakukan pertama kali setiap hari anda bangun pagi? Apakah anda menyadari bahwa hidup anda adalah pemberian dan anugrah Tuhan? Mari menyembahNya hari ini. Amin.




Jumat 5 Agustus 2011
Biar segala yang bernafas memuji Tuhan (Maz.150:6)
Kapankah kita memuji Tuhan?

B2. Biar segala yang bernafas juga mempunyai arti bahwa kita memuji dan menyembah Tuhan terus menerus sepanjang hidup ini, apapun situasi dan kondisinya kita tetap memuji dan menyembahNya. Ketika mengalami hal yang baik tidak sukar kita memuji dan menyembahNya, ketika kita Tuhan menjawab doa-doa kita, memberikan kesembuhan, memberikan pertolonganNya, memberikan berkatNya, atau bahkan menyatakan mujizatNya, tidaklah sukar kita memuji dan menyembahNya, namun ketika kita mengalami hal-hal yang buruk, ketika Tuhan seolah tidak menjawab doa-doa kita, ketika kita mengalami sakit penyakit, kerugian, dst…. kita cenderung bersungut-sungut dan mempersalahkan Tuhan. Bersungut dan mengomel kepada Tuhan hanya akan memperkeruh suasana, gantilah sungut-sungut anda dengan pujian, itulah yang berkenan kepada Tuhan.

B3. Apakah kita memuji dan menyembah Tuhan hanya ketika menerima yang baik dari Tuhan? Apakah kita sering bersungut-sungut? Mari belajar dan praktekkan memuji dan menyembah kepada Tuhan dalam segala hal. Amin




Sabtu 6 Agustus 2011
Memuji Tuhan pada segala waktu (Maz.34:1-9)
Kapankah kita memuji Tuhan?

B2. Mazmur 34 sekali lagi mengajar kepada kita untuk memuji Tuhan pada segala waktu, artinya memuji Tuhan dalam waktu senang atau susah, waktu sakit atau sehat, waktu berhasil atau gagal, dst….., Daud dalam hidupnya banyak mengalami hal-hal yang menurut penilaian manusia buruk adanya, ia mengalami ancaman, penindasan, dan serangan, juga pengkhianatan dari sahabat-sahabatnya bahkan anaknya, namun ia tetap memuji Tuhan, penyembahannya kepada Tuhan tidak berhenti hanya karena pengalaman-pengalaman yang sukar itu, ia tetap percaya bahwa sekalipun ia harus mengalami semua itu, Tuhanlah yang tetap berdaulat atas hidupnya, ia percaya pada pemeliharan dan perlindungan Tuhan, ia percaya kasih setia Tuhan tak pernah terlambat menolongnya. Setelah melewati pengalaman itu Daud berkata: “Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu! Berbahagialah orang yang berlindung padaNya.” (Maz.34:9)

B3. Apakah anda dalam keadaan dan terjepit dan terdesak? Apakha anda hidup dalam kegentaran dan kegelisahan? Percayalah pada kasih setia Tuhan, tetaplah memuji dan menyembah Tuhan, sehingga akhirnya anda juga akan berkata : “Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu.” Amin



Minggu 7 Agustus 2011
Belajar dari Ayub ( Ayub 1:13-22)
Tetap Menyembah!

B2. Awal mulanya Ayub hidup dalam keadaan yang sangat baik, ia adalah orang yang saleh dan jujur, ia takut akan Tuhan danmenjauhi kejahatan, ia mempunyai banyak harta, sehingga ia menjadi orang yang terkaya dijamannya (ay.2-3). Namun, tiba-tiba dalam hitungan menit segalanya berubah menjadi malapetaka, Ayub mengalami suatu tragedi dalam hidupnya hanya dalam hitngan menit, semua harta ludes, semua anaknya meninggal, dan berikutnya ia menderita sakit yang menjijikkan. Bagaimana respon Ayub menghadapi semua itu? Alkitab mencatat : Ayub sujud dan menyembah! (ay.20). inilah penyembahan yang benar, Ayub menyembah Tuhan bukan karena apa yang Tuhan perbuat dalam hidupnya, tetapi Ayub menyembah Tuhan karena pribadi Tuhan itu sendiri, Tuhan adalah pribadi yang layak menerima segala puji dan hormat dan kemuliaan. Ayub tidak terpengaruh oleh apa yang dia alami, ia mengerti bahwa Tuhannya adalah baik, Tuhannya adalah bijaksana dan sekaligus Ayub mengakui bahwa Tuhanlah yang berdaulat atas hidupnya.

B3. Bagaimana dengan penyembahan anda? apakah anda menyembah Tuhan karena berkatNya? Atau anda menyembah Tuhan karena memang Dia layak menerima semua pujian dan hormat dan kemuliaan?

Apapun yang terjadi, SEMBAHLAH TUHAN. Amin.

Bahan Saat Teduh 5B | 25 Jul - 31 Jul 2011

Senin, 25 Juli 2011 – Mengenal dan Mengalami
Ayat hari ini: Mazmur 27:1-6

B2. Siapakah Tuhan itu bagi pemazmur? (ay. 1)
Apakah yang pemazmur alami bersama dengan Tuhan? (ay. 2-3)
Bagaimanakah kerinduan pemazmur akan Allah? (ay. 4-6) Mengapa?

Sebuah kerinduan yang besar dan cinta yang besar akan bait Allah (ay. 4-6) dinyatakan pemazmur dalam bagian ini. Bait atau rumah Allah disini jelas bukan menunjuk kepada suatu tempat, tetapi menunjuk kepada kehadiran Allah. Pemazmur begitu antusias untuk mengalami hadirat Allah dalam hidupnya. Bagaimanakah dengan kita? Apakah yang dapat membuat pemazmur berkata demikian?


Pasal ini dimulai dengan pernyataan bahwa pemazmur mengenal Tuhan yang ia sembah, Tuhan adalah terang, keselamatan, dan benteng hidup baginya, sehingga ia tidak takut dan gentar (ay. 1). Lalu dilanjutkan dengan kesaksian akan pengalamannya ketika mengalami kesulitan (ay. 2-3). Kedua hal inilah yang menerbitkan kerinduan yang begitu besar akan Allah. Pengenalan dan pengalaman akan Tuhanlah yang menerbitkan kerinduan pemazmur akan hadirat Allah. Pengenalan dan pengalaman akan Tuhan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pengenalan akan Allah yang sejati akan membawa kita kepada pengalaman yang otentik dengan Allah yang sejati. Dan pengalaman merupakan legitimasi akan pengenalan kita akan Allah.

B3. Berapa dalamkah kerinduan anda akan hadirat Allah dalam hidup anda? Seberapa besarkah usaha anda untuk mengenal dan mengalami Allah lebih dalam lagi? Ambillah komitmen untuk terus membangun pengenalan akan Allah dan taat untuk mengalami kuasa Allah dalam kehidupan kita!




Selasa, 26 Juli 2011 – Hak Istimewa
Ayat hari ini: Yeremia 9:23-24

B2. Hal apakah yang terutama dalam kehidupan orang percaya?
Hal apakah yang seharusnya menjadi kebangga bagi setiap kita?

Tak ada gunanya kita memiliki segala bijaksana dunia, atau keperkasaan seorang pria, atau kekayaan, atau ketenaran atau apa pun juga, jika semua itu tidak disertai dengan pengenalan akan Allah. Dengan tegas Yeremia menurunkan segala hal (kebijaksanaan dunia, kekuatan, kekayaan) yang oleh kebanyakan kita "diimpikan siang-malam" itu, pada posisi yang seharusnya (pada tempat yang benar-benar bawah). Hidup hanya benar - benar layak untuk dibanggakan jika pusatnya adalah pengenalan akan Allah, yang mengontrol segenap aspirasi kita. Inilah hal yang layak untuk dimegahkan. Apakah yang Anda dan saya bangga-banggakan? Apakah yang selalu menjadi topik pembicaraan kita dan yang memenuhi hati dan pikiran? Pernahkah kita sadar bahwa pengenalan akan Allah merupakan harta terpendam yang paling berharga dan merupakan hak istimewa terbesar yang bisa kita miliki?
Mengenal Allah adalah satu-satunya hak istimewa Anda sebagai orang Kristen dan yang akan menuntun Anda ke hal-hal penting lainnya. Akan tetapi, apakah hal pengenalan akan Allah sudah mengambil tempat utama di dalam hati dan pikiran Anda?

B3. Bersyukurlah karena sebagai orang percaya kita telah diberikan hak istimewa untuk mengenal Allah yang luar biasa! Maukah anda menjadikannya sebagai hal yang terutama dalam kehidupan anda?




Rabu, 27 Juli 2011 – Peranan Roh Kudus
Ayat hari ini: 1 Korintus 2:10-12; Efesus 1:17

B2. Apakah yang dilakukan Roh Kudus? (ay. 10)
Apakah yang diminta oleh Paulus agar kita dapat mengenal Allah dengan benar? (Ef 1:17)

Hanya Allah yang merupakan penulis dari pengenalan kita akan diri -Nya. Satu-satunya saksi yang sah untuk menyatakan siapakah Allah itu sebenarnya ialah Allah sendiri. Hanya Allah yang dapat memberikan kepada kita pengenalan akan Allah yang benar dan dapat dipercaya. Allah harus mengenalkan diri-Nya sendiri. Di hadapan Allah kita semua hanyalah seorang pemula yang bergantung penuh pada ajaran dan tuntunan Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah (1Kor. 2:10-11). Kita tidak menerima roh dunia (yang sesungguhnya tidak memiliki kemungkinan untuk mengenal dan mengasihi Allah), tetapi Roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita (1Kor. 2:12). Pekerjaan Roh Kudus juga dikonfirmasikan dalam permohonan Paulus yang lain, yakni ketika Dia berdoa untuk jemaat Efesus (Ef. 1:17). Pengenalan akan Allah yang sejati hanya bisa ditemukan oleh mereka yang memiliki kerinduan untuk mengenal Allah dengan bergantung sepenuhnya kepada-Nya, dan yang memohon agar Roh Kudus memimpin pada kebenaran yang sejati.

B3. Berdoalah agar setiap kita memiliki hati yang bergantung kepada Roh Kudus, dan jadikanlah Roh Kudus sebagai penuntun untuk kita setiap waktu untuk mengenal Allah lebih dalam lagi!





Kamis, 28 Juli 2011
Ayat hari ini: Yohanes 4:23-24; Yes 50:4-5

B2. Apakah yang Allah lakukan terhadap Yesaya sehingga ia menjadi seorang murid? (Yes 50:4-5)
Penyembah yang seperti apakah yang dikehendaki oleh Bapa? (ay. 23b)
Bagaimanakah seharusnya kita menyembah Bapa?

Sungguh-sungguh mendengarkan suara Allah akan menghasilkan pengenalan akan Allah. Lalu, di manakah kita dapat mendengar suara itu? Suara itu dapat kita dengar di dalam Alkitab (Firman Tuhan), dan melalui ketekunan kita menyelidiki dan mempelajari Firman Tuhan. Di dalam Alkitablah kita mengerti apa yang Allah mau katakan tentang diri-Nya sendiri, tentang kita, tentang alam semesta ini, dan apa yang Allah ingin kita ketahui untuk melayani dan menyembah Dia. Alkitab dapat diumpamakan sebagai museum dengan Roh Kudus sebagai Kepala Museum yang membawa kita berkeliling untuk melihat hikmat yang luar biasa dari Sang Pencipta langit dan bumi. Untuk dapat bertumbuh dalam pengenalan akan Allah, tidak ada bahan pengganti bagi disiplin pribadi kita di dalam menyelidiki, membaca, dan merenungkan Alkitab. Kita tidak mungkin mengabaikan Buku Pegangan yang Allah sudah berikan bagi kita dan kemudian berharap bahwa kita dapat mengenal-Nya melalui cara kita sendiri. Satu-satunya allah yang dapat kita kenal dengan jalan kita sendiri ialah allah hasil imajinasi kita sendiri, bukan Allah yang sejati.

Yesus juga mengatakan bahwa kita harus menyembah Allah didalam Roh dan Kebenaran. Kita harus menyembahNya didalam kebenaran. Kebenaran akan menuntun kita untuk menyembah Allah yang benar. Kebenaran disini mengacu kepada firman Tuhan. Firman Tuhanlah yang akan menuntun kita untuk mengenal Allah yang benar. Firman merupakan sarana Allah untuk memperkenalkan dirinya kepada kita.

B3. Rindukan anda bertumbuh menjadi penyembah Allah yang benar? Jika anda merindukannya, ambillah komitmen untuk setia membaca, merenungkan, dan mempelajari firman Tuhan sehingga anda semakin hari semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Allah dan semakin hari menjadi penyembah yang lebih baik lagi.




Jumat, 29 Juli 2011
Ayat hari ini: Mazmur 23; Mazmur 27:1-6

B2. Siapakah Tuhan bagi pemazmur dalam pasal ini? (Mzm 23)
Bagaimanakah pemazmur mengalami Tuhan sebagai gembalanya? (Mzm 23)
Apakah kesamaan antara mazmur 27 dengan mazmur 23?

Sama halnya seperti dalam Mazmur 27:1-6, pemazmur dalam Mazmur 23 mengaku percaya dihadapan lawannya dan memberitahukan kerinduannya akan rumah Tuhan, tempat keselamatan, dan kesukaannya. Kedua bagian ini tidak dialamatkan kepada Tuhan, melainkan kesaksian pemazmur. Pemazmur adalah seorang yang mengalami Tuhan dengan luar biasa. Banyak pengalaman luar biasa yang ia alami, tetapi semuanya selalu dituntun oleh pengenalannya akan Tuhan. Tuhan adalah terang, keselamatan, kota benteng, perlindungan, gembala, dan masih banyak lagi yang tertuang didalam mazmur gubahannya. Dan setiap kali pemazmur mengenal dan mengalami Tuhan, selalu diikuti dengan pernyataan kerinduan akan rumah/ bait Allah. Karena bait/ rumah Allah (kehadiran Allah) merupakan tempat perlindungan paling aman bagi anak-anak Tuhan.

B3. Maukah anda mengalami kerinduan seperti pemazmur merindukan Allah? Sekarang juga tuliskanlah disecarik kertas, sebagai apakah anda mengenal Allah dan tuliskan juga pengalaman-pengalaman nyata yang anda alami bersama dengan Allah, maka hati anda akan meluap dengan syukur dan kerinduan akan baitNya! Mintalah kepada Allah, kerinduan yang lebih dalam lagi ditanamkan dalam hati anda melalui pengenalan dan pengalaman akan Dia!





Sabtu, 30 Juli 2011 – Alami Tuhan
Ayat hari ini: Mazmur 34:1-10

B2. Dalam keadaan apakah pemazmur memuji Allah?

Mazmur ini mengajak para pembacanya untuk mengalami Tuhan. Alami sendiri kebaikan-Nya (ay. 9) sebagaimana yang telah pemazmur rasakan. Apa yang pemazmur rasakan dan alami? Rupanya mazmur ini lahir dari pengalaman Daud yang dilindungi Tuhan saat melarikan diri dari Saul, yang hendak membunuh dirinya (ay 1; 1 Sam 18-27). Sebagai seorang buronan, berulang kali Daud mengalami kesesakan, penindasan, dan merasa terjepit. Namun setiap kali ia menjerit kepada Tuhan, Tuhan menolong tepat pada waktunya (ay. 7). Perlindungan Tuhan dirasakan bagai dijaga oleh pasukan malaikat yang mengelilingi dia (ay. 8). Bagaikan satpam atau pengawal khusus yang dua puluh empat jam sehari menjaga penuh. Pemazmur mengajak para pembacanya merespons Tuhan agar pengalaman hidup mereka diperkaya. Alami Tuhan dengan melibatkan Dia dalam segala aspek hidup Anda. Dekatkan diri pada-Nya dengan sikap yang terbuka agar Dia dengan bebas menyapa dan menjamah hidup Anda. Saat Anda mengalami kehadiran atau pertolongan-Nya, anda akan merasakan kehidupan penyembahan yang lebih dalam lagi dan naikkan selalu syukur bersama-sama umat Tuhan lainnya. Mahsyurkan nama-Nya di hadapan orang lain.

B3. Rindukan anda mengalami Allah hari ini? Responi setiap perintah dan firman Tuhan yang diingatkan oleh Roh Kudus hari ini, maka pengalaman hidup anda akan diperkaya.






Minggu, 31 Juli 2011 – Memuji Allah
Ayat hari ini: Mazmur 33

B2. Bagaimanakah seharusnya sikap kita didalam memuji Allah?

Sukacita, keriangan, hasrat, dan antusiasme untuk memuji Tuhan yang disertai dengan pemahaman yang benar, mungkin secara perlahan mulai hilang dari kehidupan ibadah kita. Perayaan dan sukacita dalam ibadah mungkin menjadi sesuatu yang dipandang tabu ataupun sebaliknya diubah menjadi sarana hiburan semata. Tidaklah demikian dengan Mazmur 33 yang digunakan dalam ritual puji-pujian kepada Allah Israel ini. Mazmur ini merupakan suatu ajakan bagi kita untuk memuji Tuhan dengan pemahaman yang benar dan penuh semangat.
Melalui Mazmur ini kita dibimbing untuk mengungkapkan kesetiaan, keadilan, hukum, dan kasih setia Tuhan (ay. 4-5) dalam pujian yang penuh sorak-sorai dengan iringan musik yang dipetik baik-baik (ay. 1-3). Alasan dari ajakannya terdapat dalam syairnya yang berbicara tentang kekuasaan Tuhan atas seluruh alam semesta (ay. 6), bangsa-bangsa (ay. 10-12), dan umat manusia (ay. 13-17). Ia memenuhi bumi dengan kasih setia-Nya; Ia memandang dari sorga, melihat semua anak manusia, menilik seluruh penduduk bumi dari tempat kediaman-Nya, dan mengarahkan pandangan mata-Nya secara khusus "kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan" (ay. 13-14, 18). Tiada kekuasaan, kekuatan, dan ketangkasan lain yang jadi tumpuan (ay. 16-17). Karena hanya Dialah, yang layak menerima pujian "sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya", Ia layak menjadi tumpuan doa kita: "Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu" (ay. 20-12).
B3. Pemazmur menaikkan pujian bukan hanya sebagai pelengkap dan bagian dari ritual ibadah yang dilakukannya. Pujian yang dinyanyikannya dengan penuh semangat merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pemahaman-Nya tentang Tuhan. Sudahkah kita memuji Tuhan dengan hasrat, pemahaman, dan penjiwaan akan karakter serta karya Allah yang dikerjakan bagi kita? Marilah kita menaikkan pujian kepada Tuhan dengan penuh antusias dan semangat dengan pemahaman yang benar tentang karakter-Nya. Dalam ibadah hari ini, Pujilah Tuhan dengan hasrat yang besar kepadaNya!

Bahan Saat Teduh 5B | 18 Jul - 24 Jul 2011

Senin, 18 Juli 2011 – Allah bersemayam ditengah umatNya
Ayat hari ini: Mazmur 22:4

B2. Apakah yang terjadi ketika kita (umat Tuhan) menaikkan pujian kepada Tuhan?

Pemazmur mengatakan bahwa Allah bersemayam diatas puji-pujian umatNya. Kata “puji-pujian” disini menggunakan kata “tehillah” yang artinya adalah puji-pujian yang berpusat pada pribadi Allah (bukan karya-Nya) - pujian bagi Dia – bukan tentang Dia. Ketika umat Tuhan ber-tehillah (menaikkan tehillah), maka Allah bersemayam ditengah-tengah umatNya. Banyak orang berpikir bahwa hadirat Allah akan turun ketika ada musik yang bagus, WL yang keren, dan sound system yang menggelegar. Dalam ibadah korporat, maupun ibadah pribadi, ketika umat Tuhan menaikkan puji-pujian bagi Tuhan (tehillah), Allah bersemayam ditengah umatNya, bukan ditentukan oleh musik, WL, dan soundsystem yang baik, tetapi Allah bersemayam ketika ada umatNya yang ber-tehillah.


B3. Saat ini ambillah waktu sejenak untuk ber-tehillah, dan percayalah bahwa ketika anda ber-tehillah, Allah bersemayam ditengah umatNya. Dan ambillah komitmen untuk menjadikan tehillah sebagai gaya hidup kita setiap hari!

Selasa, 19 Juli 2011 – Nyanyian syukur dan puji-pujian
Ayat hari ini: Mazmur 100:4

B2. Apakah yang dilakukan oleh Pemazmur ketika ia hendak masuk ke hadirat Allah?

Pemazmur berkata, “Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!” (Mazmur 100:4). Sejak dari semula Tuhan menciptakan manusia untuk bersekutu denganNya, juga untuk memuji dan meninggikan kebesaranNya. Namun dalam prakteknya kita jarang sekali atau tidak selalu membalas kebaikan dan kasih Tuhan itu meski hanya melalui puji-pujian. Sebaliknya, kita membalas Tuhan dengan pemberontakan dan ketidaktaatan. Tapi saat sedang dalam masalah dan penderitaan, biasanya kita akan langsung menyalahkan Tuhan. Seperti halnya bangsa Israel, meskipun mereka mengalami banyak pertolongan dan mujizat dari Tuhan, bukan pujian atau ucapan syukur yang keluar dari mulut mereka, melainkan keluhan dan sungut-sungut. Pemazmur mengatakan bahwa nyanyian syukur dan puji-pujian merupakan pintu gerbang untuk masuk ke hadirat Tuhan. Jadikanlah nyanyian syukur dan puji-pujian sebagai gaya hidup kita dan pastikan anda mengalami hadiratNya setiap saat, walaupun anda dalam keadaan enak maupun dalam keadaan yang tidak mengenakkan. Alami hadiratNya disetiap saat dalam kehidupan anda.

B3. Mari kita minta mengintrospeksi diri masing-masing, apakah kita masih sering bersunggut-sunggut kepada Allah? Jika ya, bertobatlah! Dan ambillah komitmen hari ini untuk menjadikan “nyanyian syukur dan puji-pujian” sebagai gaya hidup anda dalam keadaan apapun yang anda alami.








Rabu, 20 Juli 2011 – Kemuliaan Tuhan
Ayat hari ini: 2 Tawarikh 5:13-14

B2. Apakah yang sedang dilakukan oleh umat Tuhan pada saat itu?
Apakah yang terjadi ditengah-tengah mereka?

Betapa sukacitanya bangsa Isarel saat itu karena Bait Allah telah selesai dibangun. Saat itu mereka menaikkan puji-pujian dan syukur kepada Tuhan. Dan mereka menyaksikan bahwa Allah berkenan memenuhi bait itu dengan kemuliaan-Nya (2 Taw 5:13-14). Bagi Salomo, Allah sendirilah yang telah membangun Bait-Nya. Maka Salomo memberikan kesaksian dan memuji Tuhan karena ia melihat bahwa selesainya pembangunan Bait Suci merupakan wujud pemenuhan janji Tuhan, secara khusus pada Daud, ayahnya (4, 10). Sekali lagi kita melihat bahwa Allah disenangkan oleh puji-pujian dan syukur yang kita naikkan kepadaNya. Dan ketika Allah dipuji dan ditinggikan, Allah memperlihatkan kemuliaanNya ditengah-tengah umatNya

B3. Berdoalah saat ini, agar ketika kita memuji dan menaikkan syukur kepada Allah, Allah memperlihatkan kita perspektif akan kemuliaanNya bagi kita. Karena ketika kita menaikkan tehillah, hadirat Allah turun, dan Allah akan menyatakan kemuliaanNya ditengah umatNya.

Kamis, 21 Juli 2011 – Memuji dalam keadaan apapun
Ayat hari ini: Efesus 5:18-20; Kis 16:23-25

B2. Apakah nasihat Rasul Paulus bagi jemaat? (ay. 18-20)
Bagaimanakah seharusnya sikap kita ketika kita bernyanyi dan bersorak bagi Allah? (ay. 19)
Bagaimanakah seharusnya kita mengucap syukur kepada Allah? (ay. 20)

Rasul Paulus mengajarkan agar kita selalu menaikkan pujian dan syukur senantiasa dalam kehidupan kita. Rasul Paulus adalah contoh yang luar biasa dalam hal ini. Rasul Paulus dan Silas memuji Tuhan dalam masa sulit yang mereka sedang alami. Tubuh mereka tentu tersiksa karena hukuman dera yang dijatuhkan, dan terkurung di penjara yang sangat tidak nyaman (Kis 16:23,24). Namun, mereka tidak mengeluh dan berputus asa. Sebaliknya mereka justru berdoa dan menyanyikan pujian kepada Allah. Tidak dengan ragu, malu, apalagi takut. Mereka memuji Tuhan dengan suara lantang hingga seluruh penghuni penjara turut mendengarkan (Kis 16:25). Paulus memerintahkan kita untuk terus menaikkan pujian untuk memenuhi hati kita. Dalam keadaan apapun, kita harus terus menaikan pujian dan syukur dengan segenap hati kita kepadaNya.

B3. Seperti Rasul Paulus dan Silas ketika berada dalam penjara, tetap menaikan pujian dan syukur kepada Allah. Saat ini ambillah komitmen dihadapan Tuhan untuk belajar dari Rasul Paulus bahwa dalam keadaan apapun mulut kita akan penuh dengan pujian dan sorak-sorai kepada Allah









Jumat, 22 Juli 2011 – Pemulihan Kemah Daud
Ayat hari ini: Kisah Para Rasul 15:16-18; Amos 9:11-12

B2. Apakah yang akan Allah lakukan bagi umatNya?

Firman Tuhan mengatakan bahwa Allah akan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh. Pondok Daud merupakan suatu ibadah yang diwarnai dengan Doa, Pujian dan Penyembahan serta membangun hubungan yang intim dengan Allah di sorga. Bukan hanya di ibadah raya (korporat) kita memuji Tuhan, namun Tuhan menghendaki agar kita menjadi pemuji dan penyembah setiap hari. Pemulihan yang Tuhan lakukan di akhir zaman adalah pemulihan Ponduk Daud (lihat Amos 9:11 dan Kisah para Rasul 15:6). Mengapa Pondok Daud, bukan Tabernakel Musa atau Bait Suci Salomo yang megah, lengkap dan mewah? Pondok Daud berbicara tentang hati yang menyembah, bukan ibadah penyembahan di gereja. Jikalau kita mempelajari kehidupan Daud, kita akan tahu bahwa pria saleh ini memiliki hubungan yang begitu dekat dengan Allah. Melalui hubungannya yang indah dengan Allah, terciptalah Mazmur-mazmur-nya yang abadi hingga saat ini. Nah, keintiman dengan Allah merupakan sesuatu yang sangat penting, lebih dari sekedar ibadah rutin kita setiap Minggu atau hari lainnya dalam persekutuan di gereja (Mazmur 51:18-19). Baiklah kita belajar dari Daud. Salah satu cara untuk mempertahankan kehidupan yang harmonis dengan Allah adalah melalui pujian dan penyembahan. Bahkan, melalui pujian penyembahan persoalan-persoalan kehidupan kita bisa dilepaskan oleh Tuhan (perhatikan Mazmur 13). Saat hati kita tidak bergairah (mood) untuk memuji dan menyembah-Nya; janganlah bergantung pada keadaan atau melihat situasi, tetaplah memuji Dia (Mazmur 42:6).

B3. Naikkanlah Pujian dan Penyembahan kepada Allah setiap hari, karena ini merupakan salah satu tanda bahwa kita intim denganNya.

Sabtu, 23 Juli 2011 - Semuanya memuji Tuhan
Ayat hari ini: Mazmur 148:1-14

B2. Siapa yang harus menaikkan pujian kepada Tuhan? (ay. 1-14)
Mengapa kita harus memuji Tuhan? (ay. 5-6,13-14)

Pemazmur mengatakan bahwa semuanya harus memuji nama Tuhan, karena Tuhanlah yang menciptakan segala sesuatunya dan mengatur segala sesuatunya. Pemazmur begitu mengasihi Tuhan sehingga puji-pujian tak henti keluar dari mulutnya kepada Tuhan. Ketika kita memuji dan menyembah Tuhan, kita menaruh Tuhan pada posisi tertinggi dalam kehidupan kita. Tuhan merupakan pusat dari pujian dan penyembahan yang kita naikkan. Melihat gairah dan antusiasme pemazmur didalam memuji Tuhan, pasti pemazmur mengalami sesuatu yang indah ketika ia menaikan pujian dan penyembahan kepada Allah.

B3. Rindukah anda memiliki hati penyembah seperti pemazmur? Naikkan tehillah kepada Tuhan setiap saat, maka anda akan mengalami hadiratNya dan semakin anda mengalami hadiratNya, cinta dan kasih anda kepadaNya akan semakin bertumbuh setiap harinya.






Minggu, 24 Juli 2011 – Persembahan kepada Tuhan
Ayat hari ini: Mikha 6:6-8

B2. Apakah yang sering dipikirkan orang ketika datang menyembah Tuhan? (ayat 6)
Menurut ayat 7, apakah persembahan seperti itu yang menyenangkan hati Tuhan?
Apa arti persembahan yang sesungguhnya bagi Tuhan? (ayat 8)

Banyak orang berpikir penyembahan adalah sesuatu yang dilakukan di gereja, menyanyikan lagu-lagu rohani ataupun memberikan kolekte/persembahan. Tentu tidak salah dengan hal-hal tersebut jika dilakukan dengan sikap hati yang benar. Namun hari ini kita diajar bahwa penyembahan yang berkenan kepada Tuhan adalah bagaimana kita menjalani hidup kita sehari-hari, bagaimana kita meresponi hal-hal yang masuk ke dalam pikiran kita, maupun perkataan kita ketika menghadapi orang-orang yang menyebalkan, keputusan yang kita ambil ketika godaan dan pencobaan datang. Tuhan menginginkan agar kita berlaku adil, setia, dan rendah hati di hadapan Tuhan sebagai gaya hidup kita. Persembahan demikianlah yang membuat hati Tuhan disenangkan.

B3. Apapun yang anda lakukan hari ini, Lakukanlah sebagai persembahan kepada Tuhan dengan mempraktekkan keadilan, kesetiaan, dan kerendahan hati dalam setiap tutur kata dan laku.

Bahan Saat Teduh 5B | 11 Jul - 17 Jul 2011

“SENI MERATAP YANG ALKITABIAH”

Senin, 11 Juli 2011
Menderita Karena Cinta Tuhan
Mazmur 69

B2
Apa penyebab penderitaan Daud? Temukan unsur-unsur Mazmur ratapan yaitu pertanyaan, permohonan, pencurahan, pengakuan/pembelaan, pengutukan, pemercayaan, dan pujian dalam teks FT ini! Apakah Mazmur ini mengandung semua unsur?

PENDALAMAN
Mazmur ini adalah Mazmur ratapan kedua terpopuler setelah Mazmur 22 (menurut Tremper Longman III, seorang ahli Perjanjian Lama). Ironisnya, Daud menderita justru karena dia berbuat benar dan mengasihi Tuhan: “Sebab oleh karena Engkaulah aku menanggung cela...” (ayat 8) dan “...sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku...” (ayat 9). Walau demikian, Daud tidak “ngambek” dengan meninggalkan Tuhan.


Satu pelajaran penting bahwa mengikut Tuhan seringkali malah mendatangkan penderitaan dan kesulitan. Kita mengalami permusuhan dari dunia yang membenci iman Kristen. Kita dicela dan dihina. Tuhan Yesus pun pernah mengingatkan bahwa setiap pengikut-Nya pasti akan “memikul salibnya setiap hari” (Lukas 9:23). Mazmur ini menjadi suara bagi penderitaan yang disebabkan oleh iman kita. Kita dapat berseru meminta perlindungan dan pembelaan dari Tuhan atas semua perlakuan buruk yang kita terima sebagai anak-anak-Nya.

B3
Bacalah kembali Mazmur ini namun dalam sikap berdoa; seolah-olah setiap kata-katanya adalah doa Saudara sendiri.


***

Selasa, 12 Juli 2011
Menderita Karena Dosa
Mazmur 51

B2
Apa penyebab penderitaan Daud? Bagaimana Daud menggambarkan penderitaan batinnya? Temukan unsur-unsur Mazmur ratapan yaitu pertanyaan, permohonan, pencurahan, pengakuan/pembelaan, pengutukan, pemercayaan, dan pujian dalam teks FT ini! Apakah Mazmur ini mengandung semua unsur?


PENDALAMAN
Daud menulis Mazmur ini sebagai ungkapan penyesalannya atas dosa perzinahan yang dilakukannya bersama Batsyeba dan pembunuhan suaminya (2 Samuel 12:1-15). Perhatikan bagaimana Daud menyatakan tekanan dosa terhadap dirinya: “...aku senantiasa bergumul dengan dosaku” (ayat 5), “...tulang yang Kauremukkan...” (ayat 10), dan “...jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk...” (ayat 10). Sungguh tepat pepatah “nikmat membawa sengsara”!

Yang indah dari pengakuan dosa Daud adalah kegigihannya untuk meminta pengampunan Tuhan. Dosa yang menekannya tidak sampai menghancurkan semangatnya untuk datang kepada tahta kemurahan Tuhan. Ia mungkin malu terhadap Tuhan tetapi ia sadar bahwa ia harus kembali pulang kepada Tuhan. Inilah intisari pertobatan yang sejati: Pulang ke hati Bapa!

B3
Apakah saat ini Saudara sedang kehilangan damai sejahtera dan merasakan tekanan dalam roh Saudara? Periksalah, barangkali ada dosa yang Saudara belum akui. Mintalah pengampunan dari-Nya.


***

Rabu, 13 Juli 2011
Menderita Karena Tubuh yang Sakit
Mazmur 41

B2
Apa penyebab penderitaan Daud? Apa hubungan penyakit Daud dan musuh-musuhnya? Temukan unsur-unsur Mazmur ratapan yaitu pertanyaan, permohonan, pencurahan, pengakuan/pembelaan, pengutukan, pemercayaan, dan pujian dalam teks FT ini! Apakah Mazmur ini mengandung semua unsur?

PENDALAMAN
Mazmur ini adalah doa Daud saat ia mengalami sakit parah. Jika kita membaca dengan teliti, tampaknya sakit Daud ini sangat parah bahkan hampir mendatangkan kematian: “Bilakah ia mati...” (ayat 6). Kita tidak tahu persis apa sakit Daud. Namun, Mazmur ini membuktikan sikap imannya ketika ia menderita karena sakit. Ia tetap bergantung pada Tuhan dan memohon kesembuhan dari-Nya.

Orang Kristen dapat sakit. Ini fakta yang tidak bisa disangkal. Walau ada cerita tentang mukjizat kesembuhan, tidak semua orang Kristen mengalami kesembuhan ilahi. Itu sebabnya, selain iman yang mengharapkan kesembuhan, kita pun perlu belajar memiliki iman di tengah kesakitan. Iman yang tidak meninggalkan atau mengutuki Tuhan. Kita tetap belajar percaya bahwa hidup kita ada di dalam tangan-Nya. Persis seperti ayat 3, “Tuhan akan melindungi dia dan memelihara nyawanya...”

B3
Apakah Saudara sekarang sedang mengalami sakit hebat dalam tubuhmu? Berdoalah supaya Tuhan memberikan Saudara kekuatan dan kesabaran menantikan jawaban-Nya terhadap penderitaan fisikmu ini.


***

Kamis, 14 Juli 2011
Menderita Karena Maut
Mazmur 88

B2
Apa penyebab penderitaan Daud? Bagaimana Daud menggambarkan dirinya dan maut yang kerap mengintainya? Temukan unsur-unsur Mazmur ratapan yaitu pertanyaan, permohonan, pencurahan, pengakuan/pembelaan, pengutukan, pemercayaan, dan pujian dalam teks FT ini! Apakah Mazmur ini mengandung semua unsur?

PENDALAMAN
Bila kita mengikuti kisah hidup Daud, kita menyadari bahwa ia sering berhadapan dengan maut. Berulang-ulang ia mengalami percobaan pembunuhan baik yang dilakukan oleh Saul, musuh Israel, dan bahkan anaknya sendiri. Hidupnya seringkali di ujung tanduk. Itulah yang menyebabkan Daud berseru kepada Tuhan karena ia begitu “kenyang dengan malapetaka” (ayat 4).

Setiap orang pasti meninggal suatu hari. Namun, kenyataan ini tidak meredakan ketakutan kita akan maut. Adalah sangat manusiawi bila kita takut menghadapi kematian karena kematian bersifat misterius. Seharusnya, ketakutan ini membuat kita semakin bersandar kepada Allah yang mengasihi kita dan telah menang atas maut (1 Korintus 15:55). Kematian boleh merenggut fisik kita, tetapi roh kita akan selalu aman dan tentram di dalam tangan kasih Allah. Bagi orang Kristen, kematian hanyalah pintu gerbang menuju keadaan yang jauh lebih menyenangkan. Melalui kematian, kita menyeberang dari dunia yang fana ini kepada rangkulan Allah Bapa yang penuh kasih. Kematian? Siapa takut?

B3
Apakah Saudara sering dihantui rasa takut akan kematian? Ceritakanlah kepada Komselmu dan mintalah mereka mendoakan Saudara.


***

Jumat, 15 Juli 2011
Menderita Karena Usia Tua
Mazmur 71

B2
Apa penyebab penderitaan pemazmur? Apa isi doa pemazmur untuk hari tuanya? Temukan unsur-unsur Mazmur ratapan yaitu pertanyaan, permohonan, pencurahan, pengakuan/pembelaan, pengutukan, pemercayaan, dan pujian dalam teks FT ini! Apakah Mazmur ini mengandung semua unsur?

PENDALAMAN
Pemazmur kini sudah mencapai usia lanjut. Walau sudah tua, ia tetap berdoa supaya Tuhan menjaga nama baiknya (ayat 1, 21), melindunginya dari orang jahat (ayat 4, 13, 24), mendampinginya (ayat 9, 18), dan menolong dirinya untuk bersaksi tentang Tuhan (ayat 15, 17-18). Satu hal, kita belajar dari pemazmur bahwa memasuki usia lanjut tidak sama dengan menjadi pensiun sebagai anak Tuhan. Ia tetap ingin berkarya bagi kemuliaan Tuhan.

Setiap manusia akan menjadi tua. Saat itu, kekuatan fisik kita pun tidak sebaik masa muda. Kita mengalami kelemahan dan kesakitan fisik. Namun, marilah kita selalu bersandar pada Tuhan. Bila Tuhan setia seumur hidup kita, maka sepatutnyalah kita pun setia sampai akhir hidup kita. Usia tua juga merupakan momen terbaik kita menceritakan tentang kebaikan Tuhan yang telah kita alami sepanjang perjalanan kehidupan kita.

B3
Bagi Saudara yang sudah berusia lanjut, bertekadlah untuk menceritakan tentang kebaikan Tuhan atas hidupmu kepada orang lain. Jadilah anak-anak Tuhan yang tetap memberkati orang lain tanpa dibatasi oleh usia.


***

Sabtu, 16 Juli 2011
Menderita Karena Hidup yang Terancam
Mazmur 142

B2
Apa penyebab penderitaan Daud? Bagaimana Daud menggambarkan penderitaannya? Temukan unsur-unsur Mazmur ratapan yaitu pertanyaan, permohonan, pencurahan, pengakuan/pembelaan, pengutukan, pemercayaan, dan pujian dalam teks FT ini! Apakah Mazmur ini mengandung semua unsur?
PENDALAMAN
Menjadi “buronan” padahal tidak bersalah adalah hal yang tidak mengenakkan. Inilah yang sedang menimpa Daud. Ia sedang diburu oleh Saul dan hendak dibunuh. Dalam Mazmur ini Daud mencurahkan seluruh isi hatinya kepada Tuhan. Daud mestinya bisa saja protes kepada-Nya, “Tuhan, aku tidak pernah mengharapkan jadi raja. Engkau yang memilih aku. Namun, mengapa sekarang aku harus dikejar-kejar seperti seorang penjahat?” Daud tidak protes, sebaliknya Daud belajar berharap pada pertolongan Tuhan.

Sebagai orang Kristen, kita bisa saja mengalami ketidakadilan. Nama kita difitnah, usaha kita ditipu rekan kerja, atau kita dipersalahkan untuk sesuatu yang tidak kita lakukan. Saat seperti ini, kita mudah marah dan frustrasi. Alih-alih kita membalas, marilah kita seperti Daud yang berdoa hanya kepada Tuhan. Meminta Tuhan untuk menegakkan keadilan bagi diri kita.

B3
Apakah saat ini Saudara sedang berpikir untuk membalas orang-orang yang melakukan ketidakadilan terhadap Saudara? Ceritakan dalam Komselmu. Berdoalah minta pengampunan kepada Tuhan dan serahkan semuanya kepada-Nya karena pembalasan adalah sepenuhnya hak Tuhan (Roma 12:19).


***

Minggu, 17 Juli 2011
Menderita Karena Pencobaan
Mazmur 141

B2
Apa penyebab penderitaan Daud? Bagaimana Daud memandang dirinya di tengah pencobaan? Temukan unsur-unsur Mazmur ratapan yaitu pertanyaan, permohonan, pencurahan, pengakuan/pembelaan, pengutukan, pemercayaan, dan pujian dalam teks FT ini! Apakah Mazmur ini mengandung semua unsur?

PENDALAMAN
Sebagai anak Tuhan, Daud tidak luput dari pencobaan. Godaan untuk berbuat dosa begitu menyiksa hatinya. Saat pencobaan melanda hidupnya, sekali lagi, Daud lari kepada Tuhan. Ia sadar bahwa tanpa kuasa Tuhan, ia akan dihabisi oleh dosa. Perhatikan bagaimana Daud meminta Tuhan yang menjaga dirinya supaya tidak jatuh dalam dosa: “Awasilah mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku! Jangan condongkan hatiku kepada yang jahat...” (ayat 3-4).

Hidup kita tidak jauh berbeda dari Daud dalam artian kita pun digoda untuk berbuat dosa. Walau kita tidak lagi diperbudak oleh dosa, namun keinginan daging masih bercokol dalam diri kita (Roma 7:15-20). Jika kita tidak mawas diri maka keinginan daging dapat menarik kita untuk berbuat dosa. Melawan godaan dosa tidak cukup dengan kekuatan kehendak pribadi yang kuat (the power of will) melainkan kita membutuhkan kuasa Tuhan untuk menjaga kita. Kekudusan hidup adalah kolaborasi yang harmonis antara kuasa-Nya dan ketekunan kita.

B3
Apakah Saudara sekarang sedang mengalami serangan godaan dosa yang sangat kuat? Bacalah Mazmur ini sebagai doa pribadi Saudara. Mintalah rekan-rekan Komsel untuk turut mendoakan Saudara!

Bahan Saat Teduh 5B | 04 Jul - 10 Jul 2011

Senin, 3 Juli 2011
Sukacita atau rutinitas
Belajar (B2): Mzm 100:1-5.

Mengapa Si-Pemazmur mengajak umat Tuhan untuk beribadah kepada Tuhan dengan sukacita? Temukanlah alasan-alasannya disepanjang Mzm 100! (minimal 3 alasan)
Ibadah dapat menjadi sebuah rutinitas belaka tanpa ada maknanya. Jika hal ini telah terjadi dalam hidup kita maka sebaiknya kita mengadakan introspeksi diri. Ibadah bukanlah pertemuan formal atau rutinitas semata. Begitu juga dengan pemazmur yang berusaha menghindari hal tersebut. Oleh karena itu, pemazmur berusaha mengungkapkan makna ibadah kepada Tuhan.

Mazmur ini digolongkan sebagai nyanyian pujian. Melalui pujian pemazmur mengajak umat menyatakan bahwa Allah itu baik. Ajakan ini dimulai di ayat 2 dengan kata "beribadah." Kata ini memiliki arti melayani Tuhan dengan sukacita. Pemazmur mengajak umat untuk memikirkan alasan untuk memuji Tuhan, yaitu Dia adalah Allah di atas ilah-ilah, yang telah menciptakan manusia, dan yang telah menebus umat-Nya menjadi milik-Nya (ayat 3).

Hal ini mengingatkan pengalaman keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Tidak mengherankan jika di ayat 4 muncul nyanyian syukur. Kebaikan Allah disyukuri dengan mendekat kepada-Nya serta menghampiri takhta-Nya, sambil memuji kasih setia-Nya. Formula ekspresi ini dipakai untuk masuk ke dalam sebuah ibadah korban syukur sehingga umat Allah tahu persis bahwa Allah itu baik dan layak untuk disembah.
Umat Israel mengetahui bahwa Allah yang mereka sembah sungguh baik karena keselamatan yang telah Ia berikan. Artinya kebaikan Allah itu kekal dan menyentuh seluruh kehidupan manusia. Berangkat dari titik inilah, pemazmur mengajak umat untuk beribadah bukan lagi sebagai karena suatu rutinitas atau paksaan melainkan dengan sukacita. Ekspresi apa yang kita pancarkan ketika kita memasuki ibadah? Penuh dengan sukacita atau sekadar kebiasaan? Jika kita mampu memahami kebaikan Allah dalam hidup kita secara baik maka ibadah bukan menjadi rutinitas melainkan sukacita.

Berbuat:
Temukan apa saja yang membuat Anda ketika beribadah tidak dengan sukacita! Ambilah langkah untuk membuang semuanya itu lalu taruh di hati Anda alasan yang baru sesuai dengan apa yang Anda alami tentang kebaikan Tuhan.




Selasa, 4 Juli 2011
Alasan dan sifat pujian kepada Tuhan.

Belajar: Mzm 100:1-5
Alasan apa saja yang menjadi dasar Si-Pemazmur bersoraksorai bagi Tuhan? Dan bagaimana kwalitas pijiannya?

Adakalanya pujian dalam ibadah telah mengalami pengurangan makna sehingga hanya menjadi suatu hiburan rohani yang bertujuan untuk memuaskan ataupun melegakan hati. Pujian seperti ini tidak membangkitkan di dalam kita pemahaman dan kesadaran tentang sifat serta alasan untuk memuji. Ini sungguh berbeda dengan Mazmur 100. Seperti mazmur-mazmur lainnya, pujian orang beriman dimaksudkan untuk memuliakan Allah sambil mengacu pada sifat-sifat dan karya- karya Allah. Pujian tidak pernah boleh berorientasi pada faedah yang ingin diperoleh pihak yang memuji Allah.

Meski tidak secara nyata sinambung dengan mazmur penobatan, tema tertentu dalam mazmur penobatan masih bergema. Tema itu adalah seruan ke seluruh bumi untuk beribadah dengan meriah kepada Tuhan (ayat 1-2). Alasan yang melandasi seruan tersebut adalah bahwa Allah yang memerintah segenap alam semesta ini layak menerima puji sembah seisi semesta. Lebih dari itu, Allah layak menerima penyembahan dari semua manusia yang telah diciptakan-Nya dan dijadikan-Nya umat gembalaan-Nya. Kata “ibadah” dalam arti harfiah bahasa aslinya lebih luas dari sekadar kegiatan ibadah di rumah Allah. Kata ini dipakai pada zaman itu untuk mengungkapkan sikap mengorientasikan hidup sepenuhnya kepada seorang raja, entah manusia atau Allah. Jadi, konsep ibadah yang dimaksud adalah pengabdian total atas dasar kemilikan total Allah atas umat-Nya. Seluruh segi hidup yang taat dan mengasihi Allah menyatakan pemerintahan Allah.

Pokok penting tersebut menjadi lebih jelas di dalam penggunaan kata ganti orang dalam ayat 3: “… Dia, dia, kita, -Nya, -Nya.” Struktur sedemikian menegaskan bahwa pertanyaan tentang jati diri kita harus mulai dari dan berakhir pada Allah. Bagi umat Allah Perjanjian Lama, hal Allah menjadikan mereka dalam penciptaan dan menjadikan mereka menjadi umat dalam Keluaran adalah dua hal yang saling terkait yang mensahkan kemilikan Allah dan keumatan mereka. Alasan lain mengapa umat patut beribadah adalah karena “Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun” (ayat 5).

Berbuat:
Renungkanlah pengabdian Anda kepada Allah! Sungguhkah Anda sudah mengabdi secara total kepada-Nya? Jika belum, ambilah langkah untuk bertobat sekalipun berat.




Rabu, 5 Juli 2011.
Ibadah yang menyukakan hati Allah.
Belajar: Mzm 100:1-5

Mengapa si-Pemazmur meminta kita untuk beribadah dengan sikap “Ketahuilah” (ay 3)?

Ibadah tanpa pengertian tidak akan menyukakan hati Tuhan. Pengetahuan dan pengertian tentang Tuhan tanpa firman-Nya, takkan menciptakan kedekatan dengan Tuhan. Ibadah yang menyukakan hati Allah bukanlah ibadah yang diselewengkan, bukan ibadah yang semata-mata hanya sesuai dengan aturan tradisi atau luapan emosi semata, tetapi ibadah yang sungguh-sungguh dan penuh syukur atas pemahaman karya keselamatan Allah dan segala kebaikan-Nya yang dialami umat-Nya.

Krisis makna ibadah. Sangat disayangkan kalau sekarang ini banyak orang tidak lagi menganggap ibadah sebagai kebutuhan. Tawaran dunia yang menggiurkan dianggap lebih mampu memenuhi segala kebutuhan. Akibatnya selain kedudukan dan peranan ibadah dalam kehidupan Kristen tergeser drastis, persekutuan dalam pertemuan-pertemuan ibadah pun tidak lebih dari sekadar ungkapan-ungkapan formalitas. Pimpinan dan warga gereja mengemban tugas mengembalikan makna ibadah yang sesungguhnya. Berarti, pemimpin dan warga gereja harus terlebih dahulu terlibat dalam penghayatan akan kebesaran, dan kebaikan Allah. Pemazmur mengajak seluruh bumi untuk beribadah kepada Allah. Semakin dalam kita memahami dan menghayati persekutuan dengan Tuhan melalui ibadah, semakin kita dapat mengalami, menyelami dan mengerti kebaikan Tuhan.

Berbuat:
Tulislah alasan ini: Saya beribdah karena…………………………………..………………………………
(Sebutkan alasan yang bukan karena tradisi dan luapan emosi semata)





Kamis, 6 Juli 2011
Mari mengingat karya Tuhan.
Belajar: Mzm 66:1-20
Apa saja yang menjadi karya Tuhan dalam kehidupan umat-Nya? A. ay 5-7 B. ay 8-12

Banyak orang yang tidak suka melihat masa lalunya, malah memilih untuk melupakannya saja karena menganggap masa lalunya kelam. Tak ada yang menyenangkan dan pantas untuk diingat.

Pemazmur dalam bacaan kita hari ini, begitu bersemangat melihat ulang pengalaman hidup yang telah dia lalui: Tuhan telah menjawab doa yang dia panjatkan dengan hati nuraninya yang tulus (ayat 16-20). Tuhan tentu tidak mau mendengar doa orang yang licik dan tidak tulus. Sebab itu pemazmur memuji-muji Allah dan mempersembahkan korban untuk menepati nazar yang telah dia ucapkan sebelumnya, pada waktu dia mengalami kesusahan (ayat 13-15).

Pemazmur pun mengajak umat Tuhan untuk mengingat ulang karya-karya Allah dalam perjalanan sejarah bangsa mereka. Dengan ajaib, Allah telah melepaskan mereka dari kejaran tentara Mesir (ayat 5-7). Dengan prajurit bersenjata di belakang mereka dan gulungan ombak di depan mereka, siapakah yang dapat menyangka sebelumnya bahwa Allah akan membelah laut menjadi jalan yang terbuka bagi mereka? Ajaib bukan? Maka meskipun pengalaman itu begitu mendebarkan, seolah nyawa berada di ujung tanduk, pemazmur dengan jelas menyaksikan bahwa Tuhan tidak membiarkan musuh berjaya atas mereka (ayat 8-12). Tuhan tidak membiarkan mereka binasa begitu saja. Oleh sebab itu pemazmur mengajak umat untuk merespons karya Allah yang ajaib itu dengan puji-pujian dan sorak sorai (ayat 1-4).

Seberapa sering Anda mengisi ibadah Anda dengan puji-pujian kepada Tuhan? Seberapa sering hati Anda terangkat karena mengingat ulang karya Tuhan dalam perjalanan hidup? Ketika hidup terasa menekan, ketika Anda kehilangan sukacita dan memandang dunia dengan kacamata buram, mari ingat lagi apa yang telah Allah lakukan dalam hidup Semua itu akan menyatakan kebesaran dan kasih Allah. Dengan mengingat-ingat semua itu, niscaya sukacita akan mengalir dan puji-pujian pun akan terucap dari bibir Anda.

Berbuat:
Buatlah suatu kalimat-kalimat doa pribadi Anda yang berisikan ucapan syukur atas perbuatan-perbuatan Tuhan yang telah Anda alami! Lalu panjatkanlah tulisan itu pada doa teduh Anda di ibadah di hari minggu mendatang.




Jumaat, 7 Juli 2011
Ibadah yang sejati.
Belajar: Mzm 66:1-20

Apa alasan si-Pemazmur memuji Allah (ay 8)? Ay 9-12
Ibadah yang sejati selalu melibatkan unsur penyembahan akan kebesaran Tuhan, ucapan syukur atas perbuatan besar Tuhan atas hidup kita hari lepas hari, termasuk saat-saat menderita, dan tekad untuk hidup lebih berkenan kepada Tuhan.
Mazmur 66 ini adalah suatu ajakan beribadah. Mazmur ini bisa dibagi menjadi tiga bagian besar. Ayat 1-12 adalah ajakan untuk semua manusia (bumi, 1; bangsa-bangsa, 8) untuk memuji Allah karena kebesaran dan kedahsyatan-Nya atas alam ciptaan-Nya (ayat 2-3, 5-7), dan atas perbuatan-perbuatan ajaib dan indah dalam hidup umat Tuhan (ayat 9-12).

Ayat 13-15 adalah apa yang akan si pemazmur lakukan sebagai respons terhadap perbuatan dan kebesaran Tuhan, yaitu: mempersembahkan korban-korban sesuai dengan aturan Taurat (ayat 13,15), pada saat yang sama melakukan semua janji setia kepada Tuhan yang pernah diucapkan (ayat 13b, 14). Ayat 16-20 adalah ajakan bagi semua umat untuk melihat keadilan Tuhan dalam hidup si pemazmur. Tuhan memberkati si pemazmur karena ia dengan tulus hati melakukan ibadahnya (ayat 17-19).
Hal indah yang boleh kita tarik dari mazmur ibadah ini: kebaikan Allah nyata tidak hanya ketika segala hal berjalan lancar dan aman, tetapi juga ketika Allah menguji kita melewati semua permasalahan hidup (ayat 10-12) sehingga kita menjadi lebih baik lagi.

Berbuat:
Hafalkanlah Mzm 66:10. Lalu ceritakanlah apa yang menjadi ujian Anda dari Tuhan yang mendatangkan kwalitas hidup yang lebih baik kepada seseorang sahabat.





Sabtu, 8 Juli 2011.
Kuasa yang membebaskan.
Belajar: Mzm 66:1-20

Mengapa kuasa pembebasan ini begitu dasyat? A. ay 1-7 B. ay 8-12 C. ay 13-15 D. ay 16-19 E. ay 20

Pembaharuan hidup membutuhkan kuasa yang mampu mematahkan berbagai belenggu yang mengikat dan menjerat hidup kita. Dan kuasa pembebasan yang sejati hanya dapat ditemukan di dalam Tuhan yang mampu memberikan kemerdekaan sejati bagi kita.
Kuasa pembebasan seperti inilah yang menjadi inti pembahasan Mazmur 66 ini. Melalui mazmur ini, bangsa Israel dituntun untuk menyadari keberadaan Allah yang layak dimuliakan, karena Ia memiliki kuasa pembebasan yang dijalankan-Nya dengan cara yang dahsyat (ayat 1- 5). Ia hadir dan membebaskan umat-Nya dari belenggu perbudakan yang mengikat mereka di Mesir (ayat 6-7). Kuasa pembebasan ini akan terus berlangsung, akan kembali terulang, dan tidak dapat dihambat oleh kuasa mana pun. Dengan kuasa yang sama Ia tetap berkarya bagi umat-Nya.

Kuasa pembebasan yang Tuhan kerjakan ini sedemikian dahsyat dan punya peranan penting bagi kehidupan umat Allah. Peranan tersebut antara lain: [1] Sebagai pendorong bagi umat Allah untuk memuji Tuhan (ayat 1-7); [2] Sebagai kunci yang menolong umat Allah untuk dapat memahami peranan kesulitan dalam kehidupan mereka. Melalui kuasa pembebasan, umat Allah tidak lagi bertanya mengapa mereka harus mengalami kesulitan, melainkan secara positif dapat melihat peranan kesulitan sebagai alat Tuhan yang berfungsi memurnikan mereka (ayat 8-12); [3] Menjadi pembimbing bagi umat Allah untuk berespons secara pribadi kepada Allah, dalam bentuk persembahan (ayat 13-15), ataupun pengakuan iman yang lahir dari pengalaman pribadi mereka bersama Tuhan dalam kehidupan yang nyata (ayat 16- 19); Pada akhirnya kita dapat melihat bahwa kuasa pembebasan ini tidak lain adalah wujud kepedulian Tuhan yang tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari umat-Nya (ayat 20).

Berbuat:
Dalam hal apa yang membelengu Anda yang sudah dibebaskan oleh Tuhan! Jika Anda tahu dengan jelas, lalu nyanyikanlah sautu pujian syukur kepada-Nya.





Minggu, 9 Juli 2011
Tempat perlindungan yang teduh
Belajar: Mzm 71:1-24

Sebutkan alasan-alasan apa saja yang sesungguhnya Tuhan bisa dijadikan tempat perlindungan yang teduh?

Kesusahan dan malapetaka tidaklah akan menghancurkan kehidupan umat Tuhan, karena di balik semuanya itu, Tuhan sedang berkarya dan membalikkan keadaan umat-Nya. Demikianlah kesaksian dari mazmur ini.

Mazmur ini secara umum merupakan doa permohonan yang menegaskan bahwa mereka yang berlindung kepada Tuhan tidak akan mendapat malu, karena mereka akan senantiasa mengalami penyertaan Tuhan di sepanjang umur hidupnya (ayat 1, 13, 24). Allah ada dekat mereka sejak dalam kandungan ibunya hingga keluar dari perut ibunya (ayat 6), sejak masa kanak-kanak hingga bertumbuh menjadi seorang pemuda (ayat 5, 17). Dan kasih setia-Nya akan terus berlangsung hingga masa tuanya, ketika kekuatan mereka telah memudar dan rambutnya memutih (ayat 9, 18).

Tuhan tidak akan membiarkan mereka yang berlindung pada-Nya terus tenggelam ke dalam berbagai kesulitan yang mereka hadapi. Tuhan akan menjadi pengharapan dan kepercayaan mereka (ayat 5) di tengah berbagai ancaman, cengkeraman, dan rancangan jahat orang-orang fasik yang mengikhtiarkan kecelakaan mereka, mengincar nyawa, serta memusuhi jiwa mereka (ayat 4, 10, 13). Tuhan adalah gunung batu yang menjadi tempat perlindungan dan pertahanan yang teduh dan kuat bagi mereka (ayat 3, 4, 7). Hal seperti ini tidaklah dialami oleh orang fasik. Tuhan akan membuat mereka malu, tersipu- sipu, berselubung cela dan noda, hingga akhirnya habis lenyap (ayat 13, 24). Sebab Tuhanlah sumber keadilan (ayat 2, 19).

Respons mereka atas perlindungan dan keadilan Tuhan adalah: [1] memuji-Nya dengan sorak-sorai dan nyanyian syukur (ayat 6, 8, 22- 23); [2] menceritakan dan memberitakan keadilan, keselamatan, kuasa, keperkasaan, dan perbuatan Tuhan yang ajaib sepanjang kehidupan mereka (ayat 15-18, 24).

Berbuat:
Tuhan tidak akan membiarkan kita terus tenggelam dalam problematika kehidupan. Ia akan mengangkat kita dari sana. Ia akan menghiburkan, memberikan keadilan, dan membuat kita menjadi semakin besar dan kuat melalui semuanya itu. Ia adalah tempat perlindungan yang teduh. Dasar rasa aman kita yang sejati tidaklah dibangun di atas harta, pendidikan, prestasi, relasi atau segala upaya kita, melainkan pada Tuhan yang melindungi dan memberikan keadilan.

Bahan Saat Teduh 5B | 27 Jun - 03 Jul 2011

Senin 27 Juni 2011
Kisah Para Rasul 8:1-4: PENGINJILAN SEBAGAI GAYA HIDUP

Apa yang terjadi dengan jemaat Yerusalem setelah peristiwa Stefanus dibunuh? Apa akibatnya bagi jemaat? Siapakah yang tersebar? Kemana mereka pergi? (ay 1) Seperti apa hebatnya penganiayaan yang menimpa orang-orang percaya pada waktu itu? (ay 2-3) Apa yang mereka lakukan sembari tersebar? (ay 4)

Setelah peristiwa Pantekosta yang menggemparkan di kamar loteng, selama 3,5 tahun api Pantekosta menyala dan terus menyala sehingga setiap hari terjadi Kebangunan Rohani di Yerusalem dan bilangan orang yang percaya semakin bertambah banyak dan terus bertambah tanpa bisa dibendung sekalipun para rasul berulang – ulang ditangkap dan diadili serta dipukuli dengan tujuan menghentikan pemberitaan Injil.

Selama ini hanya rasul – rasul yang mengalami tekanan dan ancaman, tetapi setelah kematian Stefanus, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap orang – orang percaya di Yerusalem sehingga mereka tersebar ke seluruh Yudea, dan Samaria. Selama ini jemaat belum tersentuh sama sekali, tiap – tiap hari mereka selalu ada di Bait Allah, menerima pengajaran rasul – rasul. Hidup dalam persekutuan yang manis sehingga kehidupan mereka berdampak kepada orang – orang lain, mereka mengalami pertumbuhan rohani yang sangat baik. Sekarang ketenangan mereka terusik, dengan adanya penganiayaan, mereka semua tersebar sampai ke Yudea dan Samaria. Mereka terpaksa harus meninggalkan rumah dan pekerjaan di Yerusalem.

Mereka merantau ke berbagai penjuru, mencari pekerjaan, mencari rumah dan lingkungan baru, mencari sekolah (pendidikan), mencari teman baru di tempat baru. SAMBIL bekerja, SAMBIL bergaul, SAMBIL bersekolah, SAMBIL berteman dst, mereka MEMBERITAKAN INJIL. Mereka menjadikan penginjilan sebagai gaya hidup mereka (life style evangelism).

B3. Periksalah, seberapa banyak waktu dan kesempatan Anda gunakan untuk praktek memberitakan Injil setelah sekian lama Anda menikmati semua pembekalan Firman Tuhan dan persekutuan di gereja Anda? Pikirkan, bagaimana Anda menjadikan penginjilan sebagai gaya hidup ketika Anda bekerja, bersekolah, bergaul, berorganisasi, dst!





Selasa, 28 Juni 2011
2Raja-raja 7:3-9: HARI INI IALAH HARI KABAR BAIK

Apa yang diputuskan keempat orang kusta itu? Apa alasan mereka? (ay 3-4) Apa yang mereka temukan di tempat perkemahan orang Aram? Mengapa hal itu bisa terjadi? (ay 5-7) Apa yang mereka lakukan? (ay 8) Hal apa yang menurut mereka tidak patut? Apa tindakan mereka selanjutnya? (ay 9)

Pengepungan pasukan Aram di bawah kepemimpinan raja Benhadad membuat penduduk Samaria kelaparan. Syukurlah bahwa Tuhan sendiri menaruh rasa takut dalam diri tentara Aram sehingga mereka lari meninggalkan perkemahan mereka sehingga bangsa Israel memperoleh makanan. Kelaparan yang menimpa penduduk Samaria amat menyedihkan. Kotoran merpati dan keledai yang haram pun harganya mahal (6:25). Kisah kesepakatan dua orang ibu untuk memakan anak mereka sendiri amat memilukan (6:26-30).

Keputusasaan akibat kelaparan membuat empat orang kusta nekat menyeberang ke perkemahan tentara Aram. Mereka berpikir bahwa bersikap diam saja di kota pun juga akan membuat mereka mati kelaparan. Oleh karena itu, mereka nekat menyeberang ke perkemahan tentara Aram dengan harapan bahwa mereka akan dibiarkan hidup. Di luar dugaan, ternyata tempat itu sudah ditinggalkan tentara Aram yang menyangka bahwa Raja Israel telah mengupah raja-raja orang Het dan raja-raja orang Misraim untuk menyerang mereka. Setelah keempat orang kusta itu puas menikmati makanan dan minuman yang ditinggalkan oleh pasukan tentara Aram, mereka berkata seorang kepada yang lain, "Tidak patut yang kita lakukan ini. Hari ini ialah hari kabar baik, tetapi kita ini tinggal diam saja" (7:9). Akhirnya, mereka menyampaikan kabar baik itu sehingga bencana kelaparan berakhir.

Tuhan Yesus telah memberi mandat kepada kita untuk memberitakan Injil. Injil adalah kabar baik tentang kasih Allah yang mau memberikan Anak Tunggal-Nya untuk menyelamatkan manusia berdosa. Setiap orang percaya kiranya mempunyai kegelisahan seperti kisah keempat orang kusta di atas.

B3. Ambillah waktu sejenak untuk mengingat segala perbuatan dan kebaikan Tuhan yang telah Anda alami selama ini? Ingatlah salah seorang di dekat Anda yang belum seberuntung Anda, mulailah mendoakan dan merencanakan untuk memberitakan kabar baik tentang kasih Tuhan kepadanya!





Rabu, 29 Juni 2011
Efesus 6:19-22: DUKUNGAN KOMUNITAS

Dalam hal apa rasul Paulus butuh didoakan oleh komunitas orang percaya di Efesus? (ay 19-20) Untuk maksud apakah rasul Paulus mengutus Tikhikus kepada jemaat Efesus? Apa yang rasul Paulus harapkan dari mereka? (ay 21-22)

Rasul Paulus adalah seorang rasul yang sangat pandai dan fasih dalam berbicara menyampaikan Injil, namun, meskipun demikian, ia dengan jujur berkata bahwa ia juga sering mengalami ketakutan dalam menjalankan tugasnya itu. Hal ini wajar, karena dalam pelayanan pemberitaan Injil di berbagai tempat, ia mengalami banyak tantangan, aniaya, penjara bahkan ancaman kematian. Paulus meminta komunitas orang-orang percaya di Efesus untuk mendoakan dia agar ia diberikan keberanian untuk memberitakan Injil.

Di samping itu, ia merasa perlu mengutus Tikhikus bersamaan dengan surat yang dikirimnya, agar Tikhikus dapat memberikan laporan tentang apa yang telah Paulus dan kawan-kawan lakukan sehubungan dengan tugas pemberitaan Injil supaya mereka terhibur dan terus memberikan dukungan yang diperlukan.
Ketika kita memberitakan Injil kepada seseorang, janganlah kita bekerja sendirian. Libatkanlah teman-teman komunitas sel mulai dari membagikan beban, mendoakan, menemani, ikut membangun hubungan, memberi kesaksian, saling memberi semangat, dst. Jika demikian, pekerjaan pemberitaan Injil terasa lebih ringan, lebih efektif dan konsisten.

B3. Sharingkan kepada teman-teman komunitas, minimal 1 nama orang yang belum percaya yang rindu Anda jangkau! Ceritakan, dukungan apa yang Anda butuhkan dari teman-teman komsel agar orang tersebut dapat mengenal Tuhan!





Kamis, 30 Juni 2011
1Tesalonika 1:6-8: KOMUNITAS YANG PUNYA PENGARUH

Dalam hal apa dan bagaimana jemaat Tesalonika menjadi teladan bagi orang percaya di Makedonia dan Akhaya? (ay 6-7) Sampai di mana pengaruh keteladanan mereka? Bagaimana hal itu berdampak bagi pekerjaan pemberitaan Injil rasul Paulus? (ay 8)

Paulus sangat bersukacita dan mengucap syukur karena jemaat Tesalonika telah menjadi teladan bagi orang-orang percaya di Makedonia dan Akhaya. Mereka mengikuti jejak rasul Paulus dan kawan-kawannya dalam mempertahankan iman di tengah-tengah penindasan berat yang mereka alami. Bahkan pengaruh keteladanan mereka telah tersiar sedemikian rupa, mencapai tempat-tempat di mana rasul Paulus memberitakan Injil, sehingga rasul Paulus tidak terlalu bersusah payah untuk memenangkan orang yang belum percaya.

Komunitas orang percaya harus membawa dampak di manapun mereka berada dengan memberikan inspirasi dan menjadi teladan bagi orang-orang yang belum percaya. Hal ini akan banyak menghilangkan kendala penginjilan yang seringkali kita hadapi. Banyak orang yang belum percaya Tuhan, terhalang untuk percaya justru karena kelakuan orang-orang Kristen yang mengecewakan.

B3. Periksalah, bagaimana komunitas Anda dikenal atau dinilai oleh orang-orang di sekitar Anda? Positif atau negative? Apakah komunitas Anda diterima dan diharapkan oleh lingkungan sekitar Anda? Pikirkan bersama anggota komsel Anda, dampak positif apa yang Anda ingin berikan bagi orang-orang yang belum percaya di sekitar Anda? Pikirkan langkah-langkah bagaimana Anda dapat mewujudkannya secara kongkrit bersama anggota komsel Anda!





Jumat, 1 Juli 2011
Yohanes 13:34-35: BAGAIMANA SUPAYA SEMUA ORANG TAHU?

Perintah baru apakah yang Tuhan Yesus berikan kepada murid-muridNya? Mengapa disebut perintah baru? (ay 34) Bagaimana orang-orang akan tahu bahwa kita adalah murid-murid Kristus? (ay 35)

Tuhan Yesus memberikan perintah baru yaitu agar para murid saling mengasihi. Bagi murid-murid pada waktu itu, sebenarnya perintah ini tidak asing, karena mereka sudah mendengar dan mempelajarinya dari hukum Taurat. Namun mengapa Tuhan Yesus menyebutnya sebagai perintah baru? Pertama, Tuhan Yesus memberikan standar baru dalam mengasihi, bukan dengan ‘mata ganti mata’ seperti yang mereka praktekkan selama ini (Mat 5:38) melainkan mengasihi seperti Tuhan Yesus mengasihi para murid dengan kasih yang tidak terbatas dan tanpa syarat. Kedua, Tuhan Yesus ingin murid-murid-Nya dikenal orang bukan karena kepandaian, kehebatan, kekayaan atau kesalehan mereka, tetapi hidup yang saling mengasihi satu dengan yang lain.

Hidup berkomunitas memang tidak mudah. Jika kita hanya sebagai anggota jemaat yang setiap hari Minggu beribadah bersama di gereja, maka hubungan antar sesama anggota gereja terlihat baik-baik saja. Namun ketika anggota jemaat satu dengan yang lain mulai bergabung dalam sebuah komunitas dan berinteraksi lebih intensif, maka sering timbul konflik. Dalam hal inilah, kita butuh mempraktekkan perintah Tuhan untuk saling mengasihi. Banyak komunitas sel gagal mempraktekkan perintah ini dan memilih untuk bubar, sehingga semakin sedikit kesempatan bagi orang yang belum percaya untuk melihat kesaksian komunitas orang-orang percaya yang saling mengasihi, dan semakin sedikit pula yang tertarik untuk mengenal Tuhan.

B3. Periksalah, bagaimana Anda mempraktekkan perintah saling mengasihi dalam komsel Anda terutama pada waktu mengalami konflik? Periksalah, apakah ini merupakan salah satu penyebab mengapa komsel Anda tidak menarik orang untuk datang kepada Tuhan? Mintalah kepada Tuhan, agar Anda menjadi orang yang memulai mempraktekkan perintah saling mengasihi dalam komsel Anda! Praktekan segera, mulai dari hal yang sederhana!





Sabtu, 2 Juli 2011
Kisah Para Rasul 8:26-36: Taat dan Terampil dalam Memberitakan Injil

Apakah perintah malaikat Tuhan kepada Filipus? (ay 26) Siapakah yang akan dijumpai oleh Filipus? (ay 28) Bagaimana Filipus memperkenalkan Yesus kepada orang tersebut? (ay 29-35) Bagaimana respon orang tersebut?

Bagi Filipus, memberitakan Injil kepada orang asing dalah sesuatu yang baru. Dapat dibayangkan, ia harus bersaksi tentang Yesus yang sama sekali belum pernah didengar atau dikenal oleh orang asing itu. Akhirnya Filipus berhasil membawa sida-sida Etiopia itu percaya kepada Tuhan Yesus dan dibaptis. Bagaimana Filipus memenangkan jiwa orang Etiopia tersebut? Pertama, Ia sepenuhnya taat kepada tuntutan Roh Kudus. Filipus tidak ragu sedikitpun menjalankan perintah malaikat untuk pergi ke sebuha jalan yang sunyi, walaupun ia belum diberitahu siapa yang akan dijumpainya. Ia juga tidak ragu untuk mentaati Roh Kudus yang menyuruhnya mendekati kereta yang ditumpangi sida-sida tersebut. Kedua, Filipus memulai pembicaraan dengan menggunakan apa yang dimiliki oleh sida-sida tersebut. Filipus jeli untuk memahami dan mengisi kebutuhan yang ada. Ketiga, Filipus mampu memperkenalkan Yesus melalui penjelasan dari nats kitab Yesaya yang dibaca oleh sida-sida tersebut. Ini menunjukkan bahwa Filipus adalah seorang yang mengenal Firman Allah dengan baik.

Ada kalanya, Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang butuh banyak penjelasan tentang kebenaran Alkitab. Jangan keburu takut dan tawar hati, kita harus taat kapanpun Tuhan menyuruh kita. Selain itu, kita juga harus terus melatih dan memperlengkapi diri dengan tekhnik-tekhnik penginjilan yang efektif dan pemahaman Firman Tuhan yang memadai. Pastikan kita dan anggota komsel kita terlibat dalam pembinaan-pembinaan yang disediakan oleh gereja agar kita semakin efektif dalam mengabarkan Injil.

B3. Periksalah, apakah selama ini Anda kesulitan untuk memulai pembicaraan untuk memperkenalkan Yesus kepada orang yang belum percaya? Apakah Anda merasa tidak memiliki pengetahuan dan pengertian Firman Tuhan yang memadai, dan hal ini menjadi salah satu penghalang Anda memberitakan Injil? Ambillah komitmen untuk terlibat dalam pembinaan-pembinaan di gereja Anda yang menolong Anda lebih ahli dalam memberitakan Injil!





Minggu, 3 Juli 2011
Efesus 5:15-16: Selagi Masih Ada Waktu

Apa yang harus kita perhatikan tentang hidup kita? (ay 15) Apa yang harus kita lakukan sehubungan dengan hari-hari yang jahat ini? (ay 16)
Di hari-hari yang jahat, hari-hari di dunia yang jahat, di dunia yang penuh derita dan cobaan, di mana hidup manusia dikuasai oleh nafsu serakah dan tamak yang tak kenal puas, kebohongan, amarah yang tak terkendali, ketidakjujuran dalam bekerja, kebencian dan dendam berkepanjangan, hari-hari yang jahat itu sangat membahayakan kehidupan orang beriman. Hari-hari yang jahat seperti ini dapat mempengaruhi dan menyesatkan orang beriman (Efesus 4:17-32). Oleh karena itu, dengan sangat mendesak penulis surat Efesus memperingatkan orang-orang beriman untuk menggunakan waktu yang ada untuk menjauhi cara hidup orang bebal itu dan beralih menjalani hidup sebagai orang arif.

Kata-kata “pergunakanlah waktu yang ada”, dapat diterjemahkan “pergunakanlah kesempatan atau peluang yang ada”. Orang beriman dipanggil untuk menggunakan kesempatan atau peluang yang ada untuk rela menjadi penurut-penurut Allah, dengan meneladani kepatuhan Kristus kepada Allah, menjauhi percabulan, kecemaran, keserakahan, dan menghindari senda gurau yang tak pantas (Efesus 5:1-8a). Sebaliknya orang beriman didorong dan diajak bangkit untuk hidup sesuai dengan keberadaannya sebagai anak-anak terang, hidup anak-anak terang yang membuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran, hidup penuh dengan Roh (Efesus 5:8b-20).

Kita semua diundang untuk berani memanfaatkan kesempatan yang masih ada sekarang ini, untuk bersaksi kepada dunia dengan menunjukkan hidup yang tidak lagi dipimpin oleh kedagingan melainkan oleh Roh Kudus yang berbuahkan kebaikan dan kebajikan.

B3. Periksalah, berapa banyak kesempatan Anda memperkenalkan Yesus terbuang gara-gara cara hidup kedagingan yang kita tunjukkan selama ini? Ambillah komitmen untuk menggunakan kesempatan yang masih ada untuk membawa orang kepada Kristus melalui hidup Anda! Pikirkanlah, cara hidup apa yang harus Anda ubah agar orang lain melihat Tuhan melalui hidup Anda?













Top