Slider[Style1]

Style2

Style5

Style4

Kesaksian Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Membaca Alkitab Setiap Hari.


Kalau saya ke gereja, saya masih lebih suka bawa Alkitab yang bahasa indonesia
Bukan bawa di handphone Walaupun di handphone kita ada Alkitab

Suatu kali saya berpikir bagaimana menjelaskan pada anak saya tentang pentingnya membaca Alkitab. Akhirnya kesempatan itu datang ketika anak saya sedang menghadapi ujian negara.

Lalu saya tanya anak saya, “besok ujian apa? kalau besok ujian bahasa Indonesia Apakah kamu belajar fisika malam ini?” Dia bilang “Enggak pa, kalau besok bahasa Indonesia, kita belajar bahasa Indonesia malam ini”.

Terus saya tanya lagi pertanyaan kedua “Gimana kalau gurumu itu bilang begini, besok ujiannya, ga kasi tau kamu pokoknya, besok ujian aja!” Langsung anak saya bilang, “ga fair ga fair, ga fair”.

Kemudian saya bilang “Kalau gurumu memang maksa besok tetap harus datang ujian bagaimana?” dia jawab “Wah kalo gitu kita mesti baca semua, mesti belajar semua”.

Terus saya bilang “Kamu berani engga tidak belajar? Padahal sudah hafal tuh sebab ujian Bahasa Indonesia, berani engga tidak belajar?” Dia jawab “Engga pa, bisa ga lulus”

Lalu saya mulai masuk ke Alkitab, saya bilang kita hidup ini setiap kali kita bangun pagi itu sama seperti kamu teriak gurunya tidak fair. Banyak orang dalam hidup ini berteriak "hidup ini tidak adil buat saya" , "tidak fair buat saya". Kenapa?

Sudah tau hidup ini tidak adil, ujiannya tidak jelas mau ujian apa, setiap bangun pagi kamu masih tidak mau belajar, gimana ngak fair.

Nah itulah kira-kira kehidupan kita, kita setiap kali bangun pagi seperti anak yang menghadapi ujian negara. Kita tidak tahu ini lebih parah daripada sekolah, kalau sekolah empat mata pelajaran, empat mata pelajaran kita masi ingat matematika, bahasa inggris, bahasa indonesia, fisika.

Tapi kalo dalam hidup ini kita tidak pernah tahu pagi ini akan menghadapi orang seperti apa. Kita tidak tahu akan muncul masalah apa. Nah untuk menghadapai ujian hidup seperti itu, Anda berani sekali tidak belajar? karena itulah kita butuh setiap hari baca Alkitab.

Saya mungkin penganut sistem agak kolot, baca Alkitab kalo malam sudah ngantuk, Kita harus memberikan yang terbaik buat Tuhan. Menurut saya yang terbaik itu pas baru bangun tidur ketika staminanya paling baik.

Saya mulai baca Alkitab itu ketika saya baru masuk kuliah, tentu saudara juga jangan anggap saya superman bisa baca habis Alkitab sudah 20-30 kali. Tidak. Waktu baru mulai sama bolong-bolong juga.

Kita selalu disiplin baca Alkitab, Kejadian masi semangat, Keluaran lumayan lah, eh Imamat langsung drop

Lalu mulai cari-cari formula, mulai dari perjanjian baru Matius, Markus, Lukas  ya masih lumayan lah eh begitu masuk ke Roma, pusing luar biasa. Lalu kita mulai loncat lagi masuk ke Kitab Amsal per tanggal 1, 2, 3 ga beres juga.

Terus baca Mazmur, ya minimal baca satu-satu, akhirnya saya baru mulai disiplin, itu karena pergumulan sebetulnya. Kadang-kadang saya juga bingung saya baca saja.

Saya mulai keranjingan baca Alkitab waktu saya kuliah. Waktu saya masi tinggal di Muara Karang, saya bisa sampai merasa tidak mau pindah dari rumah itu walaupun rumahnya kecil. Saya bisa merasa ada Tuhan di sana. Tiap pagi saya baca.

Saya ingat papa saya, waktu itu masih hidup, papa saya waktu itu belum percaya, dia katakan “Eh saya kirim kamu ke Jakarta buat sekolah ya bukan baca Alkitab, mau jadi pendeta lu?” Saya ngak ngerti. Saya baca saja dan saya rasakan Tuhan hadir. Makanya Alkitab berkata kita harus menyembah Tuhan dalam Roh dan kebenaran

Nah bagaimana memulainya? Saya juga memulainya sangat sederhana sebetulnya. Saya dulu suka membaca renungan harian terus loncat ke Our Daily Bread. Kenapa saya butuh baca itu? Karena saya ingin ada penuntun, makanya ada gerakan baca Alkitab ini baik sekali, ada penuntun. Tapi saya ingin sekali, kita bergumul bersama, saling mendoakan. Sumber kita adalah Firman Tuhan.


Gemar Baca Alkitab Gathering, Gereja GBI PRJ
Kesaksian ini diupload secara lengkap di youtube chanel oleh Aldrich Sebastian
https://www.youtube.com/watch?v=Tlt__UhLjeE



Banyaklah berdoa dan menyembah!

Yakobus 5:13 “Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi!”

Alkitab itu sangat realistis. Dikatakan seperti ini 'Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa,' bukan menyanyi. Tuhan nggak suruh kita ketawa ketika kita sedang di dalam pergumulan. Tetapi, Tuhan juga tidak mau kita putus asa, terpuruk, lalu kecewa dengan keadaan, lalu kehilangan pengharapan. Masih ada doa. Ketika kita berdoa kepada Tuhan, sesuatu akan terjadi.

Dua kata yang paling berkuasa membuka pintu mujizat dalam kehidupan Anda, yaitu doakan saya. Jangan sungkan minta didoakan. Dua kata itu manjur sekali untuk membuat hidup kita diberkati. Jangan ragu, jangan merasa merepotkan orang lain. Baiklah kita saling mendoakan.

Doa ternyata bukan cuma kualitas. Kualitas itu penting, tetapi ada hal yang sama pentingnya yaitu kuantitas. Semakin banyak yang mendoakan, semakin hebat jawaban doa itu. Setiap orang pasti menerima jawaban. Alkitab juga mengatakan “kalau ada seorang yang bergembira, baiklah ia menyanyi! Nyanyi bukan untuk sok-sokan dilihat orang lain atau didengar orang lain, nyanyi adalah kepada Tuhan, itulah inti penyembahan. Tuhan melihat hati.

Mengapa terkadang kita merasa doa kita seakan-akan menguap di udara, tidak terdengar, kita tidak merasakan itu powerful atau ampuh? Karena masih ada perkara dosa yang belum diselesaikan. Kalau ada dosa yang membuat doa itu tidak bisa tembus awan-awan, membuat penyembahan hanya di permukaan lidah bibir kita saja.  Alkitab berkata “hendaklah kamu saling mengaku dosamu”. Tuhan mau supaya kita terbuka. Jika ada di dalam hati seseorang yang belum mengampuni, cepat ampuni. Segera bereskan. Dosa harus diselesaikan.

Banyaklah berdoa dan menyembah. Alkitab berkata, “doa orang benar bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya”. Jadi bukan cuma seberapa besar iman kita dan keyakinan kita akan doa kita, tapi apakah masih ada sesuatu yang mengganjal di hati. Kalau itu dibereskan, doa dipanjatkan dengan tulus, Tuhan tidak akan pernah mengabaikannya. Doa yang kita panjatkan akan sampai ke Tuhan tanpa halangan yang berarti.


Oleh: Philip Mantofa

Top