Slider[Style1]

Style2

Style5

Style4

Mezbah Keluarga

Mezbah keluarga adalah suatu ibadah bersama yang umumnya dipimpin oleh seorang ayah, yang dijalankan oleh anggota-anggota keluarga di dalam rumahnya. Ibadah keluarga merupakan salah satu warisan tradisi gereja mula-mula dan tradisi orang-orang Israel (Yos 24:15) yang sangat baik sehingga membuat suatu Gereja dan bangsa Israel menjadi kuat. Ibr 10:25 memberi dasar tentang pertemuan-pertemuan ibadah tersebut. Mengapa ibadah keluarga dikaitkan dengan Mezbah?

Mengingatkan substansi ibadah, ada 7 substansi dalam mezbah keluarga :

Memprioritaskan Tuhan dan memperkenakan hati Tuhan ( Kej 8 )
- Nuh memprioritaskan Tuhan

2. Kita sedang mengandalkan pimpinan Tuhan ( Kej 12 )
- Abraham taat sampai janji Tuhan digenapi

3. Kita sedang berseru kepada Tuhan ( doa ) ( Kej 12 )
- Abraham berdoa kepada Tuhan

4. Saling mengingatkan keluarga / kita sedang taat kepada Tuhan ( Kej 22 )
- Abraham tidak tawar—menawar kepada Tuhan ketika harus mempersembahkan anaknya

5. Kita sedang melihat perlindungan Tuhan ( Kej 26 )
- Ishak mengalami penyertaan Tuhan

6. Tuhan ingin memulihkan keluarga kita ( Kej 33—35 )
- Yakub membangun mezbah sesudah pulih hubungannya dengan Isai

7. Ibadah keluarga sebagai mezbah (ibrani 10 : 25)s


Oleh: Pdt. Hengky Setiawan

Jangan Berzinah

Keluaran 20:14; I kor6:12-17
Alkitab membahas tentang dua ungkapan mengenai perzinahan dari asal katanya, pertama akartasia, yang artinya umat bangsa milik-Nya menyembah Allah, namun disisi yang lain umat-Nya juga menyembah berhala dan ilah-ilah lain. Kedua dari kata Pornea, yang artinya umat-Nya menjual diri kepada berhala dengan segala bentuk kenajisan dan kecemaran. Berdasarkan dua ungkapan kata diatas, perzinahan dapat disimpulkan sebagai suatu kata ‘penghianatan’. Dalam konteks ini adalah penghianatan umat Allah kepada pencipta-Nya, maupun bentuk penghianatan suami dengan istrinya, dan sebaliknya, dan segala bentuk rupa kenajisan, percabulan yang dapat disebut sebagai dosa perzinahan atau pelanggaran terhadap perintah yang ke-7.

Allah menghendaki setiap kita, seperti pada rencana manusia yang mula-mula, Adam dan Hawa untuk menghendaki satu pasang saja dalam suatu pernikahan. Namun yang terjadi sekarang ini, ada banyak perselingkuhan bahkan dikalangan keluarga Kristen sendiri. Penyebabnya adalah karena mereka tidak memiliki hubungan yang murni dengan Allah. Hubungan yang murni dengan Allah menjadi rusak oleh karena manusia hidup atas keinginan dan kepentingan dirinya sendiri yang telah membuat hati nurani mereka menjadi tumpul.

Ketika Allah memberikan hukum atau perintah ke7 ini dimaksudkan bukanlah untuk mengekang kebebasan kita, melainkan untuk menjaga kita agar tetap didalam pagar-Nya. Hukuman atas Sodom dan Gomora adalah contoh nyata dari bangsa yang telah melanggar dan keluar dari pagarnya Tuhan.

Hati yang murni kepada Tuhan perlu dibangun terus-menerus agar kita dapat menghindari dosa seksual. Hubungan yang tidak murni membuat kita tidak berdaya terhadap dosa. Yusuf adalah salah satu tokoh Alkitab yang terus membangun hati yang murni kepada Tuhan, sehingga ia mampu untuk menjauh dari godaan dosa perinahan. Selalu ada janji Tuhan bagi anak-anak-Nya yang menaati perintah-Nya, dan janji itu dialami oleh Yusuf sampai kepada keturunannya di negeri Mesir.

Hubungan yang murni dengan Tuhan tidak lain adalah hubungan yang intim dengan Tuhan. Semakin hubungan kita intim dengan Tuhan, maka semakin kita dapat peka dan membedakan buah-buah roh dengan buah keinginan daging. Dosa perzinahan dimulai dari ketidakpekaan kita akan suara Tuhan, yang telah membawa pikiran dan hati nurani kita menjadi tumpul hingga membawa kita kepada buah dari keinginan daging yaitu dosa percabulan atau perzinahan.

Buah atau akibat dari dosa perzinahan akan sampai kepada keturunan kita. Daud adalah salah satu tokoh Alkitab yang jatuh kepada dosa perzinahan. Ketika Daud berzinah dengan Betsyeba, mengakibatkan murka Tuhan harus ditimpakan dan ditanggung sampai kepada keturunannya sehingga kerajaannya menjadi terpecah belah.

Pikiran kita adalah ruang/ tempat yang akan mengontrol tindakan kita. Apa yang kita pikirkan akan menentukan apa tindakan kita. Jika isi pikiran kita selalu dipenuhi dengan pikiran yang cemar, maka tindakan kita akan dikontrol sesuai dengan apa yang menjadi isi pikiran kita. Untuk itu isilah ruang pikiran kita hanya dengan Firman Tuhan. Alihkanlah pikiran yang tidak kudus dengan Firman Tuhan.

Selalu ada pertobatan bagi kita yang telah jatuh dan gagal, akuilah apabila ada pelanggaran yang telah anda lakukan yang berkaitan terhadap perintah ke-7 ini dan bawalah itu kepada kayu salib-Nya, karena disanalah murka Tuhan sudah dibayar lunas oleh darah-Nya. Berikut adalah penuntun doa dari perintah ke-tujuh :

Penuntun Doa dari perintah ketujuh :

”...Engkau adalah Tuhan yang menjaga perjanjian-Mu. Engkau mengajar kaum laki-laki untuk menyerahkan diri mereka sendiri kepada istri-istri mereka seperti Kristus menyerahkan diri-Nya kepada Gereja (Efesus 5 : 2-29). Tuhan Yesus, Engkau telah meninggalkan teladan hebat mengenai kasih. Terima kasih atas kasih-Mu yang cukup untuk menyerahkan diri-Mu kepada kami. Basuhlah kami dengan Firman-Mu. Didalam pandangan-Mu, orang-orang yang sudah bercerai bukan orang-orang luar. Kegagalan tidak sampai fatal, bila berada di dalam rahmat-Mu, Amin! ”

Oleh:GI.Denny D.Simanjuntak

Jangan Mencuri

Kel20:15; Im19:11; Ul5:19
Ada tiga hal pemikiran yang keliru atau pandangan yang salah bagi orang Kristen dalam memandang ke-sepuluh perintah Allah/ hukum Taurat, yaitu :

1. Sepuluh hukum Taurat hanyalah untuk mengekang hidup kita
Kita perlu menyadari bahwa didalam kebebasan perlu ada batasan-batasan. Hukum Taurat diberikan Allah untuk memagari manusia agar tetap didalam kasih-Nya.

2. Sepuluh hukum Taurat hanya merupakan peninggalan Bangsa Israel, jadi tidak lagi aktual atau berfungsi bagi kita di zaman sekarang ini
Kenyataanya adalah bahwa hukum Taurat bukan hanya untuk Bangsa Israel saat itu, sepuluh Taurat Tuhan sungguh-sungguh sangat dibutuhkan bagi kita, bahkan ke-sepuluh hukum Taurat adalah isi hukum yang terutama yang Tuhan ajarkan kepada kita (Mat22:37-39)

3. Sepuluh hukum Taurat hanyalah ‘produk’ dari perjanjian lama, sedangkan untuk perjanjian baru adalah kasih karunia

Yang betul adalah bahwa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah merupakan satu rangkaian peristiwa Allah untuk merencanakan keselamatan dan kebaikan bagi manusia. Perjanjian Baru itu sendiri bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi untuk menggenapinya (Mat5:17)

Diminggu ini, kita akan belajar perintah ke-8 sebagai pola doa. Kata “Jangan mencuri” pada perintah ke-8, bukan hanya ditujukan kepada definisi mencuri yang biasa. Definisi/ arti mencuri menurut perintah ke-8 adalah mengambil/ mendapatkan harta, hak, milik orang lain dengan cara yang tidak benar, serta segala jenis perbuatan yang menguntungkan diri sendiri. Ada bermacam-macam bentuk mencuri, yaitu :
1. Mencuri dalam bentuk materi (harta/benda)
Kita seringkali mendifinisikan mencuri barang, ditujukan kepada barang yang mahal atau besar, padahal perintah jangan mencuri disini juga termasuk kepada hal kecil. Mungkin ada banyak barang kecil yang dapat dicuri dari milik orang lain, seperti halnya alat tulis yang ada dimeja kantor, dsb. Meskipun kecil adalah tetap mencuri dimata Tuhan. Sekali kita telah kompromi terhadap hal yang kecil maka kita akan terus terikat dan akan kompromi kepada hal yang lebih besar. Karena Firman Tuhan berkata, bahwa barangsiapa tidak setia kepada perkara kecil maka ia tidak akan setia kepada perkara yang besar. Awal seseorang melalukan pencurian yang besar, pastilah dimulai dari kebiasaan mencuri yang paling kecil.

2. Mencuri dalam bentuk non materi
Hal kedua yang perlu kita sadari, bahwa perbuatan mencuri bukan hanya ditujukan kepada bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk non-materi. Ada banyak bentuk tindakan mencuri non-materi, yaitu :
A. Mencuri waktu
Misalnya datang terlambat ke kebaktian, terlambat ke tempat kerja, atau sekolah. Hal berikut adalah bentuk kita telah mencuri waktu beribadah kepada Tuhan, mencuri waktu kerja atau jam sekolah, bahkan ketika kita malas membaca Firman Tuhan, berarti kita telah mencuri saat teduh atau waktu dengan Tuhan.
B. Mencuri hidup yang telah dianugerahkan Tuhan
Menggunakan waktu yang ada dalam hidup kita dengan sia-sia dan bahkan melakukan hal yang bukan kehendak Allah ataupun menyia-nyiakan tujuan dan rencana Allah atas hidup kita, adalah hal mencuri, dimana kita telah mencuri hidup yang merupakan anugerah dari Tuhan. Itulah sebabnya Firman Tuhan berkata agar menggunakan hari-hari dengan bijaksana (Maz90:12)
C. Mencuri nama baik seseorang
Perkataan-perkataan yang menjatuhkan, menjelekkan, gosip, fitnah yang ditujukan kepada seseorang, merupakan perbuatan Yang dapat dikatakan mencuri nama baik seseorang. Firman Tuhan berkata bahwa nama baik lebih berharga daripada kekayaan yang besar (Ams 22:1)

3. Mencuri apa yang menjadi milik Tuhan
Firman Tuhan berkata bahwa segala yang ada di muka bumi ini adalah milik Tuhan (Maz 24:1) Apapun yang anda miliki termasuk harta benda itu adalah miliknya Tuhan dan bukan milik kita. Kita hanyalah penatalayannya Tuhan atas harta benda yang dipercayakan kepada kita, agar kita mengelolanya dengan baik. Kita telah mencuri apa yang menjadi miliknya Tuhan, jika ada perbuatan kita dalam mempergunakan harta benda tanpa tujuan dan hanya untuk kepentingan diri sendiri dan kesenangan semata. Tujuan harta yang Tuhan titipkan kepada kita adalah untuk memberkati orang lain dan untuk memberkati pekerjaan ladang-Nya.

Oleh: Hanna C.Manurung

Jangan Berdusta

”Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu” (Keluaran 20:16)

”Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan kehendak keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab didalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta. (Yohanes 8:44)

idalam Injil Yohanes 8:44, memberikan kepada kita gambaran tentang dusta:
Pertama, BERDUSTA ADALAH SIFAT IBLIS

Tuhan menyelamatkan kita dengan suatu tujuan agar kita bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus. Pertumbuhan ini harus kita perjuangkan setiap hari selama kita hidup. Dan pertumbuhan ini tidak akan mencapai kemaksimalannya jika kita masih terikat dengan kebiasaan berdusta.

Kedua, BERDUSTA BERKAITAN ERAT DENGAN MEMBUNUH
Pembunuhan tidak hanya dimengerti dengan kematian seseorang secara jasmani, tetapi bisa juga dengan senjata kebohongan untuk membunuh karakter. Ingat, kejadian pasal 3 memberitahukan kepada kita bagaimana akhirnya manusia mengalami kematian secara rohani, putus hubungan dengan Tuhan, semuanya berasal dari sebuah kebohongan. Iblis menambahkan satu kata dalam Firman Tuhan, ”...jangan kamu raba” (Kej 3:3); serta kebohongan yang lain, ”...sekali-kali kamu tidak akan mati” (Kej 3:4); dan, ”...kamu akan sema seperti Allah” (Kej 3:5). Ketika kita berdusta sesungguhnya kita sedang menghancurkan nama baik, reputasi, dan karakter orang lain dan diri sendiri. Bukankah Firman Tuhan berkata,”kasihilah sesasamu
seperti kamu mengasihi dirimu sendiri.” Seorang yang berdusta tidak bisa hidup dalam hukum kasih ini.

Ketiga, BERDUSTA ITU JAUH DARI KEBENARAN.
Jika berdusta itu membunuh karakter seseorang tetapi sebaliknya, kebenaran memurnikan dan membangun karakter. Seorang yang hidup dalam dusta pasti tidak akan memiliki karakter dari sifat yang dapat dipercaya. Ketika seseorang tidak memiliki sifat yang dapat dipercaya, orang tersebut pasti kehilangan pengaruh. Dan seorang yang kehilangan pengaruh tidak berhak untuk memimpin dalam hal apa saja. Seorang pendusta yang memimpin dia hanya dapat memberi satu pengaruh saja, yaitu: kehancuran setiap orang yang dipimpin. Sebaliknya, seorang yang hidup dalam kebenaran dapat memberi banyak pengaruh dalam hal-hal karakter.

Keempat, BERDUSTA ITU MENYUBURKAN EGOISME
(MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI)
Firman Tuhan berkata,”...atas kehendaknya sendiri.” Seorang yang berdusta lagi sedang menaburkan pupuk kesuburan untuk sifat egois dan mementingkan diri sendiri bertumbuh lebih baik. Apa yang Firman Tuhan katakan tentang sifat yang mementingkan diri sendiri, ”Sebab dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” (Yak 3:16)

Mari kita tanggalkan dusta dari hidup kita, karena kita sudah mengenakan hidup baru yang diciptakan dalam Kristus Yesus. Jangan lagi menfitnah, membesarkan-besarkan kesalahan orang lain, gosip, dan menyebarkan asumsi. Berkatalah benar demi mambngun orang lain!!!.

Oleh : Pdt. Hengky Setiawan, S.th, MK.

Jangan Mengingini Milik Sesamamu

“Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau
keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu." (Keluaran 20:17)

erintah ke-sepuluh ini dapat disebut sebagai “ibu dari semua dosa”, karena jika kita mempelajari perintah “jangan mengingini” maka kita akan menemukan bahwa pelanggaran terhadap perintah yang satu ini, maka akan melahirkan dosa-dosa lainnya. Perintah ke sepuluh ini berbeda dengan kesembilan perintah yang lainnya. Perintah ke sepuluh ini berkaitan dengan dosa yang tersembunyi di dalam hati, sedangkan ke-sembilan yang lainnya berkaitan dengan tindakan luar yang terlihat. Itu sebabnya, seringkali dosa ini sulit terdeteksi, seringkali orang yang melakukannya tidak menyadari bahwa ia telah berbuat dosa.

Perintah ”Jangan mengingini milik sesamamu”, bukan berarti kita tidak boleh mempunyai keinginan sama sekali. Kita boleh menginginkan kekayaan, keberhasilan, kebahagiaan, kepandaian, dsb. Yang dimaksud dengan perintah ini adalah kita tidak boleh menginginkan dengan sikap hati serakah dan iri hati terhadap sesuatu atau milik orang lain seperti rumahnya, istrinya, hambanya, atau keledainya, atau apapun yang dimiliki orang lain.

Yakobus 1:13-14 mengajar kita bahwa pencobaan itu tidak datang dari Allah, karena setiap orang pada dasarnya dicobai oleh keinginannya sendiri. Ketika kita begitu terseret dan terpikat oleh keinginan itu, maka keinginan itu berbuah dan melahirkan dosa dan pada akhirnya berujung kepada maut. Contoh yang paling konkrit adalah kisah Akhan dalam Yosua 7:20-22. Pada mulanya Akhan melihat barang-barang jarahan milik musuhnya, kemudian berkembanglah keinginan akan untuk memiliki barang-barang yang jelas diperintahkan Tuhan untuk dimusnahkan. Keinginan itu mendorong Akhan melanggar perintah Tuhan. Pada akhirnya dosa itu bukan saja mendatangkan maut bagi Akhan sendiri, tetapi juga keluarga dan bangsanya.

Bagaimana kita bisa terhindar dari pelanggaran terhadap perintah ini?

1.) Menjaga hati dengan Firman Tuhan (Ams4:23;
Mzm 119:11)
Pelanggaran terhadap perintah ini bersumber dari hati, karena itu kita harus waspada dan selalu introspeksi terhadap motif-motif yang tersembunyi dalam hati kita. Kita dapat menjaga hati kita agar tetap murni dengan menyimpan Firman Tuhan dalam hati kita. Jika hati kita dipenuhi Firman Tuhan, maka kita akan terhindar dari keinginan-keinginan yang salah.

2.) Mengasihi sesama dengan kasih Bapa (Rm 13:8-9; 1Kor 4:14-17)
Menginginkan milik orang lain akan membuat kita jatuh pada dosa-dosa yang lain yang akan merugikan bahkan mencelakakan orang lain. Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat (Rm 13:10). Ketika kita mengasihi orang lain dengan kasih Bapa, maka sebagaimana seorang bapa menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya, maka kita dimampukan untuk bersuka cita atas apa yang dimiliki orang lain yang tidak kita miliki. Bahkan kita selalu mengharapkan dan berusaha memberi yang terbaik bagi orang tersebut.

3.) Mengembangkan keinginan yang ilahi (Mzm 73:25; 84:2-3)
Kita harus mengingini Tuhan dan hal-hal yang rohani lebih dari apapun, sehingga tidak ada tempat bagi keinginan-keinginan yang salah bercokol dalam hati kita. Pusatkan hidup kita kepada melakukan kehendak Allah maka sebagaimana Yesus di Taman Getsemani, kita akan dengan jelas membedakan antara keinginan pribadi atau kehendak Allah.

Oleh : GI.Susanna I.S

Peta GKBJ Taman Kencana



Murid Hamba



M: Mengasihi
U: Usaha yang terbaik
R: Rendah Hati
I: Intim dengan Allah
D: Disiplin

H: Hati Hamba
A: Akuntabilitas
M: Murni
B: Berkomitmen
A: Antusias

Kerjakan Keselamatanmu!

Setelah kita menjadi orang percaya yang telah diselamatkan. Selanjutnya apa yang harus kita lakukan sesudah menerima keselamatan itu? Ada 2 macam sikap/ekstrim yang seringkali dianut oleh sebagian orang Kristen :

1. Saya sesudah menerima Yesus dan yakin sudah diselamatkan, selanjutnya saya tidak perlu lagi berbuat apa-apa, saya hanya menikmati keselamatan sambil menantikan Yesus datang kedua kalinya.

2. Sesudah saya diselamatkan, saya melakukan apa yang saya mau, karena keselamatan sudah saya miliki. Apapun yang saya perbuat di dunia, tidak akan mempengaruhi keselamatan yang sudah saya dapat.

Dua macam sikap kelompok orang tersebut tidak masuk surga, karena mereka hanya merasa selamat, dari awal mereka bukan murid sejati. Karena seorang murid Kristus Sejati, dia tahu sudah diselamatkan namun ia tidak berhenti sampai disana, ia tidak berdiam diri, ia mengerjakan keselamatan itu. dan tidak menggunakan hidupnya dengan sembarangan.

Sesungguhnya apa yang dimaksud dengan mengerjakan keselamatan?
Kita mengerjakan keselamatan bukan karena keselamatan tiba-tiba bisa hilang. Keselamatan tidak perlu dipertahankan, karena tidak akan hilang, tetapi ada hal lainnya mengapa kita perlu mengerjakan keselamatan itu. Ada sesuatu yang kita harus lakukan, supaya kita mendapat manfaat yang jauh lebih besar yaitu Menuju Goal = Menjadi serupa dengan Kristus.

Dalam IIKor 3:18. untuk menjadi serupa dengan Kristus merupakan suatu proses. Seperti seekor ulat membutuhkan suatu proses (metamorfosis)sampai menjadi seekor kupu-kupu. Waktu kita diselamatkan dan menerima Yesus sebagi juruselamat, itu bukan akhir, tetapi baru awal perjalanan hidup kita sebagai anak Tuhan. Kita perlu berjalan menuju tujuan hidup kita, yaitu menjadi serupa dengan Kristus, dan itu membutuhkan proses.
Ada beberapa sikap hati yang perlu kita miliki, waktu kita sedang di dalam masa mengerjakan keselamatan (proses serupa dengan Kristus) :

Filipi 2 : 12 “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,”

1. Sikap hati yang tetap/tekun terus-menerus
Waktu kita baru menjadi murid Yesus, awal-awal mungkin kita belum nampak perbedaan dengan orang yang belum percaya, namun yang membedakan kita nantinya dengan mereka adalah waktu kita mau masuk di dalam proses diubah (metamorfosis) menjadi sama seperti Kristus. Untuk itulah di perlukan sikap hati yang tekun. Seringkali di dalam proses, kita dapat gagal, jatuh-bangun di dalam dosa, masalah, namun yang membedakan seorang murid Kristus dengan yang lain adalah dapat bangkit lagi sampai akhirnya Tuhan dapati kita setia sampai akhir.

2. Sikap hati yang senantiasa taat dalam mengerjakan keselamatan
Orang Kristen yang sungguh-sungguh akan selalu taat. Ketaatan merupakan gaya hidupnya. Tuhan selalu menghadapkan kita pada dua pilihan, jalan lebar atau yang sempit, terang atau gelap? Tidak ada jalan yang ditengah-tengah. Kita tidak bisa hidup setengah-setengah sebagai anak Tuhan. Ketika kita taat sama Tuhan, mungkin sulit, ada harga yang harus di bayar. Namun Allah tidak tinggal diam, turut campur tangan dan membela kita. Ketika kita hidup taat,maka Tuhan akan melakukan apa yang menjadi bagianNya. Melaklukan ketaatan memang hal yang sulit, namun Tuhan memberikan kita kekuatan untuk kita hidup di dalam ketaatan (2 Petrus 1:3)

3. Mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar kepada Tuhan
Seringkali kita lebih takut kepada manusia daripada kepada Tuhan. Paulus memberi nasihat kepada jemaat di Filipi, agar mereka tetap mengerjakan keselamatan bukan pada saat Paulus ada di tengah-tengah mereka, tetapi juga saat Paulus tidak hadir. Luk12:4-5, Yesus memperingati murid-murid-Nya supaya jangan munafik seperti orang-orang Farisi. Tuhan mau kita mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar kepada Tuhan.

Oleh: GI. Susanna Indawati Setiawan

Jangan Takut


Hal yang sering kali menghancurkan potensi orang Kristen, sehingga ia tidak berani untuk mengambil keputusan, menjadi orang Kristen, untuk bersaksi adalah ‘ketakutan’. Banyak alasan kita menjadi takut ketika menjadi orang kristen, mengikut Tuhan, bahkan didalam melayani Tuhan. Raksasa yang satu ini akan menghancurkan pertumbuhan rohani orang tersebut dan orang yang takut, tidak akan bisa memberikan pengaruh bagi sekitarnya. Sebuah power statement, berkata demikian “Menjadi berani bukan berarti tanpa takut, menjadi berani berarti mengalahkan ketakutan”. Raksasa yang sebenarnya bukanlah berasal dari luar, tetapi berasal dari dalam diri kita yang disebut ‘raksasa ketakutan’. Karena hanya seseorang yang berani lah yang sanggup mengatasi setiap persoalan dan raksasa ketakutan yang menghadangnya.

Berita Natal yang pertama dan yang paling penting adalah “jangan takut”. Ketika Malaikat bertemu dan membawakan kabar sukacita kepada Elizabet, para gembala, dan juga kepada Maria, dikatakan jangan takut oleh malaikat kepada mereka. Sesungguhnya ada banyak alasan bagi Maria menjadi takut, ketika mendapat kabar dari malaikat Gabriel bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan Yesus :
Takut akan masa depan Hamil diluar pernikahan, adalah aib bagi masyarakat Israel saat itu Bisa ditinggalkan tunangannya Tanggung jawab yang besar, karena bayi yang dikandung adalah seorang Raja dan mesias yang akan menyelamatkan manusia
Tidak adanya jaminan

Dari berbagai alasan yang mungkin dapat membuat Maria menjadi takut dalam mengemban tanggung jawab yang besar itu, diayat 38, dikatakan “Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.” Maria memiliki hati hamba, sehingga ia dapat mengalahkan setiap alasan yang bisa membuat dia menjadi takut. Hanya hati seorang hamba yang dapat mengalahkan ketakutan. Karena seseorang yang memiliki hati hamba, pasti memiliki :

1. Ketaatan Total
Maria menerima dengan sukacita dan hati yang gembira dalam menerima tanggung jawab yang diberikan malaikat Gabriel kepadanya. Maria berkata sama dengan apa yang dikatakan kepada malaikat dan yang dihatinya(Luk1:47). Ketaatan total adalah bertindak dengan apa yang dikatakan, sama dengan yang dihatinya. Maria mau taat, meskipun ia tahu ada banyak alasan yang membuat ia menjadi mundur. Ada banyak alasan bagi kita untuk menyerah didalam melayani Tuhan, namun ketaatan total hanya dapat diuji dengan waktu. Orang yang memiliki ketaatan total pasti memiliki awal dan mengakhiri akhir/ finish yang baik.

2. Melayani sebagai kehormatan
Bagi Maria menerima tanggung jawab pelayanan adalah sebagai suatu kehormatan. Didalam melayani, Maria harus mengalami susah, melahirkaan Yesus dikandang domba, pergi ke Mesir dari kejaran Raja Herodes, dsb. Tetapi Maria tidak menuntut apa yang menjadi haknya didalam mengemban pelayanan tersebut. Maria tidak menaruh kehormatan atas harga dirinya tetapi kepada kasih karunia dari pelayanan itu sendiri. Seorang yang memiliki hati hamba akan menempati pelayanan sebagai suatu kehormatan dan bukan pada harga dirinya atau haknya.

3. Tidak Menuntut Hak
Maria tidak pernah menuntut hak sama sekali, ketika dia harus mengalami kesusahan dan kesulitan yang dihadapinya didalam menerima tugas dari malaikat. Maria tidak pernah mengeluh dan ia setia kepada apa yang menjadi tanggung jawabnya. Sebagai pelayan Tuhan, marilah kita melayani dengan tidak menuntut apa yang menjadi hak kita. Karena tidak ada yang bisa kita tuntut dari hak kita, ketika kita mau mengambil keputusan menjadi seorang hamba seperti yang Maria lakukan.
Marilah dibulan natal ini, kita belajar agar jangan takut dari teladan Maria yang memiliki hati hamba, sehingga dapat mengalahkan setiap ketakutan. Tuhan memberkati!

Oleh: Pdt Hengky Setiawan

Kemenangan Atas Persoalan hidup - GI. Susanna I.S

Ayat Bacaan:(Yesaya 30:1-17)
Persoalan tidak akan pernah berhenti menimpa hidup kita selama kita masih bernafas. Sebenarnya Tuhan sudah memberikan kita perlengkapan agar kita bisa menang atas segala persoalan hidup kita, yaitu Firman-Nya. Firman Tuhan itu relevan dengan persoalan hidup kita, baik buat persoalan keluarga, anak, pasangan hidup, masa depan, pekerjaan, ekonomi, kepemimpinan, politik, jiwa/ emosi seperti: depresi, hopeless, dll. Firman Tuhan itu teruji oleh waktu dan sangat terbukti. Meskipun demikian, mengapa kita masih sering gagal dan kalah dalam menghadapi persoalan hidup?

1.) Tidak berusaha temukan Prinsip Firman Tuhan (ay 1-2)
Orang Yehuda menghadapi masa yang sangat genting, ketika bangsa Asyur akan menyerang mereka. Yang segera terlintas dalam benak mereka adalah meminta pertolongan/ perlindungan Mesir. Mereka tidak berusaha mencari tahu terlebih dahulu apa rencana Tuhan, mereka juga tidak menanti dorongan Roh Tuhan dan juga tidak meminta keputusan Tuhan. Mereka ikut-ikutan saudara mereka, Israel yang meminta pertolongan kepada Mesir. Akibatnya, mereka bukan saja menemukan akan kegagalan tetapi juga akan dipermalukan (ay 3-5)

Seringkali kita dalam menghadapi persoalan hidup, kita juga bertindak demikian. Kita terbiasa bertindak menurut pikiran kita sendiri, mengikuti dorongan kemauan kita sendiri, atau prinsip dunia dan mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan Tuhan. Ketika ternyata mengalami kegagalan atau jalan buntu, kita protes sama Tuhan.

Setiap kali menghadapi masalah, biasakan diri mencari Tuhan dan kehendak-Nya, bayangkan seandainya yang Yesus pikirkan dan lakukan jika Dia menghadapi persoalan ini. Memang persoalan tiap orang tidak sama, tetapi temukan prinsipnya. Kalaupun kita mengalami kegagalan atau jalan buntu, pasti itu dalam kehendak-Nya, dan kita pasti aman.

2.) Tidak praktekkan Firman Tuhan dengan setia (ay 9-12)
Mereka sudah diperingatkan dari semula, bahwa tidak ada gunanya mereka meminta pertolongan kepada Mesir. Mereka juga tidak mau belajar dari saudaranya yaitu bangsa Israel, yang akhirnya dikalahkan oleh Asyur walaupun mereka sudah minta pertolongan kepada Mesir. Mereka mendengar dan tahu Firman Tuhan, namun mereka berontak, tidak mentaatinya, tidak mempraktekkannya. Mereka lebih senang mendengar yang manis-manis, hal-hal yang semu (sifatnya permukaan), tidak mau dikoreksi, tidak mau melihat yang benar, tidak mau susah, tidak mau ambil resiko. Akibatnya, mereka akan mengalami kehancuran (ay 12-14)

Tuhan Yesus sudah memperingatkan kita, orang yang hanya mendengar Firman Tuhan dan tidak melakukannya, ia seperti orang yang mendirikan rumah di atas pasir. Waktu badai kesusahan, penderitaan dan pencobaan datang, ia tidak akan dapat bertahan. Sebaliknya, orang yang mendengar dan melakukan Firman Tuhan, dia akan tahan uji dan menang menghadapi semuanya itu. Jangan ragu untuk praktekkan Firman Tuhan dengan setia/ konsisten, meskipun susah dan ada resikonya

3.) Tidak sabar menantikan kemenangan yang dari Tuhan (ay 15-16)
Tuhan meminta bangsa Yehuda tinggal diam, tinggal tenang dan percaya sepenuhnya kepada pertolongan Tuhan, tapi mereka tidak sabar, mereka ingin cepat. Akibatnya, mereka akan kalah dan ditinggalkan sendirian (ay 17). Setelah kita mempraktekkan Firman Tuhan, seringkali kita tidak sabar, kita mau langsung melihat hasilnya. Kadangkala, melalui proses waktu Tuhan mau memproses karakter kita. Kita juga harus sadari bahwa akibat kesalahan dan ketidaktaatan kita sendiri di masa lalu, kita telah banyak membuat kerusakan-kerusakan yang membutuhkan waktu untuk memperbaikinya. Kita harus percaya bahwa Tuhan punya waktu yang terbaik untuk memulihkan segala sesuatu.


Oleh: GI. Susanna I.S

Dipenuhi Roh Kudus - GI. David Purnomo

Ayat Bacaan: (Yoh 14:15-17)
Peristiwa pencurahan Roh Kudus (pentakosta) menjadi suatu momen dimana berdirinya gereja pertama kali/ terbentuknya jemaat mula-mula. Setelah Tuhan Yesus naik ke Surga, tepat pada hari pentakosta para murid dipenuhi oleh Roh kudus. Ada 3 hal yang terkait dengan pencurahan Roh Kudus ini:

1. Pencurahan Roh Kudus (RK) menandakan era baru hubungan antara Allah dan umatNya, bahwa Ia berkenan tinggal dalam diri manusia sebagaimana yang dijanjikan berulang kali melalui para nabi-Nya (masa PL) dan oleh Tuhan Yesus sendiri (masa intertestamental). Tubuh Kristus dibangun, gereja Tuhan dilantik (inagurasi).

2. Dimulainya Penginjilan Global. Dahulu dianggap perjanjian Allah hanya untuk umat Yahudi dan orang-2 yang diyahudikan (proselit). Namun pencurahan RK yang ditandai dengan karunia berbahasa majemuk menunjukkan rencana Allah untuk menyelamatkan semua bangsa.

3. Firman Tuhan tertulis (Alkitab) menjadi tolok ukur semua otoritas dan kebenaran pribadi (I Kor 14:36-38)

Sungguhpun setiap orang percaya sudah dibaptis dengan Roh Kudus, namun tidak selalu kita memberi hidup kita dipimpin sepenuhnya oleh Roh Kudus. Kita bisa menuruti tawaran dunia ini, menuruti keinginan daging lagi, kembali kepada kebiasaan yang lama. Fungsi Roh Kudus adalah menjadi penolong bagi kita untuk hidup tunduk pada otoritas Firman. Kita perlu beri ruang pada Roh Kudus untuk menolong hidup kita, hidup dipenuhi oleh Roh Kudus. Ada beberapa pokok penting jika kita berbicara mengenai kepenuhan Roh Kudus :

1. penuh Roh Kudus bersifat fluktuatif (bisa berubah-ubah). Di suatu saat anda bisa sungguh-sungguh berkobar bagi Tuhan, itulah saat anda penuh Roh Kudus. Namun di saat lain anda bisa menjauh dari Tuhan.

2. Semua ayat yang menyebut kepenuhan Roh (Kudus) sebenarnya menggunakan kata sifat (penuh rohani) bukan kata benda (penuh roh). Jadi penuh RK tidak bisa diilustrasikan seperti gelas yang penuh air, namun seperti kita sedang penuh sukacita. Penuh sukacita berarti hidup kita dicirikan secara dominan dengan sukacita.

3. Orang yang penuh Roh Kudus akan membuat ia menjadi SAKSI (Kis 1:8), bukan menjadi SAKTI. Tidak harus ia melakukan hal-hal supranatural, namun ia harus menunjukkan buah kehidupan yang baik untuk hidup dalam kebenaran (Yoh 16:13-14), membangun tubuh Kristus (Ef 4:8-16), kuasa Kerajaan Allah untuk mengalahkan kuasa kegelapan (I Yoh 4:4)

4. Penuh Roh Kudus adalah suatu perintah (berbentuk imperatif). Artinya, harus diusayakan secara sadar dan terus menerus.

Bagaimana cara memberi ruang kepada Roh Kudus? Ngeflow saja dengan “tiupan” angin dari Roh Kudus, Ikuti kehendakNya dan jangan mendukakan Roh Kudus. Hanya orang Krsiten lahir baru yang bisa mendukakan Roh Kudus. Orang yang belum percaya tidak bisa mendukakan RK, karena mereka belum mempunyai RK. Roh Kudus adalah Pribadi yang lembut dan pengasih. Ia akan terluka jika kita mengacuhkan setiap kali Ia berbicara. Jika kita terus menerus melawan pimpinan Roh Kudus, maka Allah akan marah dan berdiri untuk menjadi musuh kita. Apakah anda berani melawan Allah? Jangan sekali-kali mencobanya!


Oleh: GI. David Purnomo

Langkah Praktis Mempraktekkan Saat Teduh (5B)

1.PAHAMI PENGAJARAN 5B
Sediakan waktu yang cukup banyak untuk bersaat teduh setiap hari dengan metode 5B. Untuk mengalami dan memahami gambaran besar mengenai Firman Tuhan hari ini.



2.MEMILIKI PIKIRAN & PERASAAN KRISTUS TIAP SAAT
Belajar dari Kristus lewat membaca dan merenungkan
Firman Kristus. Mulailah setiap hari belajar intim dengan
Yesus dengan menyadari kehadiran Kristus dan
memperkatakan Firman secara terus menerus sampai kita
memiliki pikiran Kristus.


3.SHARING
Sharingkan apa yang Anda dapat dari Firman Tuhan hari itu kepada teman komselmu dan praktekkan setiap hari.



4.BERPUASA
Dengan berpuasa, Anda dapat lebih intim
berhubungan dengan Allah

Jika Kristus Tidak Bangkit - Pdt. Hengky Setiawan

Ayat Bacaan:(I Kor 15:14-18)

Banyak agama dan kepercayaan didasarkan pada ajaran moralitas dan filsafat, tetapi hanya ada 4 agama yang bersumber dari pribadi dan kehidupannya. Tetapi hanya satu kepercayaan yang bersandar dan bertumpu kepada kematian dan kebangkitan Kristus, yaitu: kekristenan. Jika tumpuan ini bukan fakta sejarah, hanya sekadar kebangkitan mental (seperti yang dipercayai oleh Saksi Yehowah dan Christian Saint) atau mayat Yesus ternyata dicuri/mati suri, maka kekristenan adalah hal yang sia-sia. Inilah kesia-sian iman kristen jika Kristus tidak bangkit. Jika Kristus tidak pernah bangkit, maka :

1. Sia-sialah Alkitab atau Firman Tuhan
Semua ajaran/ pondasi dasar kekristenan adalah Alkitab/ Firman Tuhan. Jika Yesus tidak pernah bangkit, maka Perjanjian Lama (PL) akan rontok, karena Kis 26:22-23 menceritakan bagaimana Mesias yang akan bangkit. Dan Perjanjian baru (PB) akan runtuh karena kesaksian dan pemberitaan para Rasul sebagai saksi kebangkitan Kristus menjadi suatu kebohongan dan dusta. Faktanya adalah banyak saksi yang melihat kebangkitanNya. Yesus sudah menubuatkan atau menceritakan jauh sebelum kematian dan kebangkitanNya dan telah digenapi dengan sempurna.

2. Sia-sialah Pengharapan Orang Kristen
Hanya orang Kristen yang mempunyai kepastian pengharapan dibalik kematian & kebangkitan Kristus. Dia yang pertama bangkit di antara orang mati, akan turut membangkitkan kita kelak dengan tubuh kemuliaan (2Kor4:14). Kita pasti akan mati, tetapi kita tidak ditelan oleh kematian.

3. Sia-sialah Apa yang Kita Lakukan Bagi Tuhan
Jika Yesus tidak pernah bangkit, maka sia-sialah yang kita lakukan untuk Tuhan. Tetapi karena Yesus sudah bangkit, maka apapun yang kita perbuat untuk Tuhan tidak akan pernah menjadi sia-sia, Dia berjanji akan memberikan kita penghargaan kelak dan mahkota kemuliaan (Filipi3:12-14)

Justru kita akan menjadi sia-sia jika kita menolak kebangkitan Kristus sebagai fakta sejarah. Berbahagialah saudara yang percaya akan hal ini sekalipun tidak melihat kebangkitan Kristus, berhagialah karena saudara dapat mengandalkan Alkitab, pengharapan akan hidup yang kekal, dan pemberian upah dari Yesus.


Oleh: Pdt. Hengky Setiawan

Top