“Seperti Rusa Yang Haus (1)”
Mazmur
42:1-2
B2
Digambarkan
seperti apakah seorang yang merindukan Allah?Mengapa?
Pengajaran
Dalam geografi
Perjanjian Lama memang ada sungai yang tidak berair. Rusa-rusa Palestina kadang
kala menemukan batang sungai yang kering pada musim kemarau.Jika hal ini
terjadi, rusa-rusa biasanya menyusuri dan mendaki aliran sungai sampai
menemukan mata air yang masih memiliki aliran air yang tipis untuk memuaskan
dahaga mereka.Namun, tidak jarang ditemukan rusa yang tergeletak mati di tengah
batang sungai karena benar-benar tidak menemukan air.
Demikianlah
pemazmur bani Korah menggambarkan kerinduannya akan Tuhan. Kerinduan yang
dimilikinya adalah kerinduan jiwa yang haus kepada Allah yang hidup. Kehausan
yang tidak dapat digantikan dengan apa pun kecuali bertemu dengan Allah secara
langsung. Tuhan senang mendapati hati yang merindukan-Nya dengan hasrat.
Blaise
Pascal mengatakan bahwa dalam hati manusia ada ruang kosong yang akan selalu
terasa kosong sampai ruang itu terisi dengan kehadiran Tuhan. Selama ruang itu
masih kosong, manusia akan selalu berusaha mengisinya dengan berbagai hal;
seperti kekayaan, kenikmatan, dan ketenaran. Namun, hal-hal semacam ini tidak
akan pernah dapat mengisi kekosongan tersebut. Jiwa manusia tanpa Tuhan adalah
seperti rusa yang mati di tengah batang sungai yang tidak berair. Jiwa yang
kosong akan terus mencari dan mencari, sampai akhirnya kekosongan itu dipuaskan
oleh Tuhan. Sebab, Dialah asal dan tujuan dari jiwa manusia
B3
Periksalah,
apakah saat ini Anda memiliki kerinduan akan Allah sedemikian? Hal apa yang
lebih sering Anda rindukan dibandingkan Allah? Dari renungan hari ini, temukan,
apa akibatnya jika Anda membiarkan keadaan ini berlangsung terus? Perubahan apa
yang harus Anda lakukan?
Selasa, 15 Januari 2013
“Seperti Rusa Yang Haus (2)”
Mazmur
42:1-2
B2
Keadaan
sepertiapa saja yang dapat Anda bayangkan tentang seekor rusa ketika merindukan
sungai yang berair?
Pengajaran
Besar
kemungkinan, saat itu pemazmur dan orang-orang Israel lainnya menjadi
tawanan kerajaan Babel dan hidup dalam pembuangan di sana. Bila demikian,
kita bisa membayangkan bahwa perlakuan yang tidak manusiawi, seperti kerja
paksa, makian, dan cemoohan menjadi bagian hidup sehari-hari mereka.Jiwa mereka
tertekan. Kebanggaan bahwa mereka pernah menjadi bangsa yang besar, umat
kesayangan Allah, hanya menjadi kenangan. Bertahun-tahun mereka hidup
menderita.Berulang-ulang mereka berseru kepada Allah, memohon kemurahan-Nya,
tetapi Allah tak menjawab seolah Dia tak lagi hadir dalam kehidupan umat-Nya.
Kerinduan
untuk bertemu dengan Allah melanda hati umat Allah dan kerinduan ini diwakili
oleh sang pemazmur dalam ungkapannya, “Seperti rusa yang merindukan sungai yang
berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah”(ayat 2). Tentu saja, rusa yang digambarkan
pemazmur ini jauh berbeda dengan bayangan kita.Seekor rusa dalam benak pemazmur
adalah seekor rusa yang berada di sebuah hutan yang kering kerontang terbakar
kemarau panjang.Tak ada lagi daun yang hijau, tak ada lagi kupu-kupu yang
terbang, tak ada lagi burung-burung yang berkicauan, dan tak ada lagi rumput
yang hijau, selain petak-petak tanah kering dan retak-retak.Rusa itu berjalan
dengan gontai sambil menyeret tubuhnya. Pandangan matanya sayu penuh
kekecewaan; perasaannya tertekan dan gelisah. Telah berhari-berhari ia berjuang
menahan haus. Kekeringan menyengat tenggorokan dan seluruh jaringan tubuhnya.
Tidak ada kebutuhan lain yang ada di dalam dirinya, kecuali menemukan sungai
yang berair. Ia sadar, tanpa air, hidupnya akan berakhir. Itulah
pelukisan jiwa yang dilanda kerinduan untuk bertemu dengan Allah.
B3
Situasi hidup seperti apakah yang Anda
hadapi saat ini? Periksalah, di tengah-tengah masa sukar ini, seberapa besar usaha Andauntuk mencari hadirat Allah
dibandingkan melakukan hal yang lain? Ambillah waktu berhenti sejenak dari kesibukan, tenangkan
hati, nyanyikan satu pujian penyembahan, fokuskan hati dan pikiran hanya untuk
menyembah Dia! Lakukan minimal 5 menit, dan kemudian lanjutkan dengan pembacaan
Firman Tuhan. Latihlah setiap hari dengan menambah waktu lebih banyak!
Rabu, 16 Januari 2013
“Seberapa Butuh Tuhan?”
Mazmur
42:2
B2
Seberapa
besar pemazmur merindukan Tuhan?
Pengajaran
Seberapa kita membutuhkan Dia?Mengapa?Ini pertanyan prinsip yang sangat menentukan mutu atau kualitas
relasi kita dengan Tuhan.Betapa kuatnya “rasa butuh” pemazmur terhadap Tuhan
digambarkan seperti rusa merindukan sungai yang berair. Dalam teks Ibrani, kata “sungai” dalam ayat
ini berarti “aliran air”. Bukan sungai
mati, tetapi sungai yang mengalir.Ini menunjukkan rusa membutuhkan air secara
berlimpah dan berkesinambungan.Baginya sungai itu adalah kehidupannya.Aliran
air tersebut bukan sekedar hobi, alat penunjang dan pelengkap hidup tetapi kehidupan
itu sendiri.Ia tidak dapat hidup tanpa aliran sungai tersebut.
Bahwa tidak ada yang kita perlukan
dalam hidup ini seperti kita memerlukan Tuhan.Seringkali kita berpikir, kalau
sudah datang ke gereja berarti sudah memenuhi panggilan bersekutu dengan Tuhan.
Kita harus memeriksa diri dengan jujur : “Kita butuh Tuhan karena Tuhan
sendiri, atau karena suatu kebutuhan”?
Kalau kita butuh Tuhan karena didesak persoalan hidup duniawi atau suatu
kebutuhan maka kita telah menjadikan Tuhan alat atau sarana semata-mata,bukan
tujuan.
Dia adalah kehidupan itu sendiri.Kita
tidak memiliki kehidupan tanpa Tuhan atau hidup ini bukanlah sebuah kehidupan
bila tanpaTuhan.Tuhan lebih penting dari nafas kita.Dia lebih berharga dari
jantung kita.Kita membutuhkan Dia lebih dari kita membutuhkan darah. Apalagi
harta dalam bentuk uang dan fasilitas yang lain. Bagi yang belum menikah, jodoh
bukan jawaban yang utama.Bagi yang belum punya anak, keturunan bukanlah jawaban
kebutuhan kita.Bagi yang dalam problem ekonomi, uang bukanlah jawaban.Bagi yang
dalam persoalan rumah tangga, Tuhanlah jawabannya.Bagi yang sakit Tuhanlah
jawabannya.Memiliki Tuhan berarti memiliki kehidupan.Cukuplah hidup ini kalau
kita memiliki Tuhan dan bersekutu dengan-Nya.Inilah yang menciptakan keintiman hubungan
yang luar biasa dengan Tuhan.
B3
Periksalah, seberapa Anda intim dengan
Tuhan?Seberapa teratur Anda menyediakan waktu untuk bersekutu denganNya setiap
hari?Hal-hal apakah yang sering mnejadi penghalang? Ambillah komitmen untuk
mengutamakan waktu bersekutu dengan Tuhan, kalau perlu bangun lebih awal dari
biasanya! Ingatlah, bahwa Tuhan juga merindukan Anda dan setiap pagi Ia
menantikan Anda!
Kamis, 17 Januari 2013
“Kebutuhan Yang Mendesak”
Mazmur
42:3
B2
Siapakah Allah yang dirindukan oleh
pemazmur?Apa makna pertanyaan pemazmur?
Pengajaran
Perkataan
“Allah yang hidup” melukiskan bahwa Allah adalah Pribadi yang hidup, yang
berbeda dengan dewa-dewa Babel yang mati, dan juga menyatakan bahwa Allah
adalah sumber kehidupan dari segala sesuatu di mana jiwa pemazmur sendiri
bergantung kepada-Nya. Tanpa Allah, ia akan binasa.
Di
tengah-tengah keadaan seperti itu ia bertanya, “Bilakah aku boleh datang
melihat Allah?” Ini merupakan suatu pertanyaan yang lahir karena
kebutuhan yang sangat besar dan mendesak.“Bilakah” atau “Kapankah” menunjukkan
bahwa kehausan pemazmur sudah berlangsung demikian lama dan permohonannya telah
diajukan berulang-ulang.Namun, respon dari Allah tak pernah ada.Jika kita
setuju bahwa konteks sejarah Mazmur ini adalah masa pembuangan di Babel,
pemazmur pasti menyadari siapakah dirinya dan siapakah Allahnya. Dirinya
adalah orang berdosa dan hukuman; sedangkan, Allah adalah Pribadi yang kudus
dan berdaulat. Bila Allah tidak berkenan ditemui, tidak seorang pun yang dapat
berjumpa dengan-Nya. Oleh sebab itu, pemazmur mengharapkan belas kasihan
seperti seorang pengemis yang mengharapkan sedekah dari seorang tuan yang kaya
raya: “Bilakah aku boleh melihat Allah?”
Sekarang Israel, yang
diwakili oleh diri pemazmur, baru bisa menghargai apa artinya bersekutu dengan
Tuhan itu. Dulu mereka mengabaikan Allah, tidak menaruh perhatian pada
kehadiran-Nya, firman-Nya, teguran-Nya, dan kasih-Nya.Sekarang Israel tiba pada
pemahaman bahwa bersekutu dengan Tuhan itu merupakan suatu anugerah. Mereka
tidak mempunyai hak apapun untuk memaksa Allah meresponi mereka.
B3
Periksalah, seberapa Anda menaruh
perhatian kepada kehadiran Allah, firman-Nya, teguran dan kasih-Nya?Hal apakah
yang selama ini membuat Anda mengabaikan persekutuan Anda dengan
Allah?Bagaimana kebenaran hari ini mengubah Anda?
Jumat, 18 Januari 2013
“Ditinggalkan Tetapi Tidak Pernah Sendirian”
Mazmur
42:4
B2
Mengapa pemazmur menangis siang dan
malam?
Pengajaran
Di
dalam pembuangan, menerima perlakuan yang tidak enak sudah menjadi hal yang
umum, mungkin juga, termasuk tekanan untuk menyembah dewa-dewa orang-orang
Babel.Ketika pemazmur berusaha mempertahankan imannya, mereka mencemoohnya, “Di
mana Allahmu?”Cemoohan itu menghancurkan hatinya. Bagai anak ayam kehilangan
induknya, ia tidak punya tempat untuk berlindung. Karenanya, ia berkata, “Air
mataku menjadi makananku siang dan malam.” Sepanjang hari ia berduka, dirundung
kesedihan.
Daud
juga pernah merasakan kehilangan Allah dalam hidupnya, sampai-sampai ia meratap
kepada Allah, “Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus
kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada
berair” (Mzm.
63:2). Di tengah-tengah kesusahannya, Ayub pun pernah tidak dapat melihat
kehadiran Allah. Dalam dukacitanya ia mengeluh, “Sesungguhnya, kalau aku
berjalan ke timur, Ia tidak di sana; atau ke barat, tidak kudapati Dia; di
utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat
Dia” (Ayb. 23:8-9). Bahkan, Yesus Kritus mengalami absennya Allah justru saat
Ia sekarat di salib, saat Ia paling membutuhkan penyertaan dan penghiburan-Nya.
Di sanalah Ia menjerit, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
(Mat. 15:34).
Wajar bila kita
pernah merasa kecewa kepada Allah; kita merasa ditinggalkan dan diabaikan oleh
Tuhan.Juga wajar bila kita mengeluh dan meratap, mengekspresikan secara verbal
perasaan kecewa kita kepada-Nya seperti yang dilakukan oleh pemazmur ini.Kita percaya
Allah dapat memahami sepenuhnya kekecewaan, kesakitan, kesedihan, ataupun
ketakutan yang kita rasakan.Dia bukan Allah yang mudah tersinggung dan pemarah.
Namun, jangan cuma berhenti sebatas meratap, iman kita akan terpuruk,
tetapi majulah sambil berharap. Inilah yang dilakukan oleh pemazmur.
B3
Periksalah, pada saat-saat kapan Anda
merasa ditinggalkan sendirian? Anda boleh mencurahkan isi hati Anda kepada
Allah, Ia pasti menyediakan telinga-Nya mendengarkan Anda. Rasakan kasih-Nya
yang membalut hati kita! Hanya jangan kehilangan iman dan pengharapan Anda
terhadap Dia!
Sabtu, 19 Januari 2013
“Mengingat Kenangan Bersama Allah”
Mazmur
42:5
B2
Bagaimana
keadaan jiwa pemazmur pada saat itu?Apa yang ingin dia ingat? Mengapa?
Pengajaran
Setelah
sekian lama pemazmur membiarkan jiwanya terpuruk, ia memutuskan untuk tidak
membiarkan keadaannya berlarut-larut. Ia mengarahkan mata imannya kembali
kepada Allah dan menembus kegelapan di hadapannya. Pemazmur mengingat masa-masa indah bersama
dengan Allah dulu, sebelum bangsa Israel dijajah dan dibuang ke Babel.Pada
waktu itu, mereka seringkali mengadakan perayaan atau kebaktian di Bait Allah,
di Yerusalem. Sebagai salah satu penyanyi dari bani Korah, ia memimpin
umat Israel berjalan ke rumah Tuhan. Dalam kepadatan umat yang berduyun-duyun
datang untuk menyembah, ia berjalan mendahului mereka dengan soraksorai dan
nyanyian syukur, melangkah untuk bertemu dan menyembah Allah. Di sana Allah
telah menanti mereka, seperti seorang ayah menanti kedatangan anak-anaknya.
Kehadiran dan penerimaan Allah mendatangkan sukacita besar bagi umat-Nya.
Mengenang
saat-saat manis bersama dengan Allah penting bagi pemazmur dan juga bagi kita,
khususnya saat jiwa kita gundah gulana dan meragukan kasih Allah. Kenangan ini
memaksa kita melihat lagi “album foto” kenangan kita dengan Allah.Ada banyak
momen-momen indah yang telah kita lewatkan bersama-sama dengan-Nya.Saat-saat di
mana kita merasa kagum kepada pribadi-Nya, kasih-Nya, kebaikan-Nya. Tak ada
keraguan sedikit pun bahwa Ia adalah Allah yang selalu menepati janji-Nya.
Kenangan-kenangan manis inilah yang akan menjadi titik awal untuk mengembalikan iman kita kepada-Nya.
B3
Kumpulkan
kembali kenangan saat-saat manis Anda bersama dengan Allah di masa lalu,
hitunglah kasih, kebaikan dan pertolongan-Nya yang pernah Anda alami! Naikkan
doa ucapan syukur, sekaligus komitmen bahwa apapun yang Anda hadapi, tidak akan
menggoyahkan pengharapan Anda kepada Allah!
Minggu,
20 Januari 2013
“Undangan Yesus Untuk
Menerima Air Hidup”
Yohanes
4:13-15
B2
Apakah keistimewaan air yang diberikan
oleh Tuhan Yesus? (ayat 13-14) Bagaimana perempuan Samaria itu bisa menerima
air hidup itu? (ayat 15)
Pengajaran
Menurut perkiraan, delapan puluh persen
dari tubuh kita terdiri atas air.Cobalah berhenti minum dan perhatikanlah
reaksi yang muncul. Pikiran yang jernih akan lenyap, mulut akan kering, lidah
terasa tebal, kepala sakit, lutut lemah, kulit akan menjadi lembab, organ-organ
tubuh yang vital akan mati. Sesungguhnya,
Pencipta kita telah memberi isyarat kepada kita dengan rasa haus- sebuah
indikator kadar air yang rendah di dalam tubuh. Demikian juga, jika kita
mengabaikan kebutuhan jiwa kita akan air rohani, maka jiwa kita pun akan mengirimkan
pesan yang bernada putus asa. Cepat marah, gelombang kecemasan, tanpa harapan,
susah tidur, kesepian, rasa bersalah, ketakutan, mudah tersinggung, rasa tidak
aman, dst. Semua itu adalah peringatan
akan adanya gejala-gejala kekeringan dalam jiwa yang terdalam.
Sebagaimana kita dapat menghilangkan
rasa haus kita dengan minum air, maka kita juga dapat menghilangkan kekeringan
dalam jiwa kita dengan air rohani.Yesus
mengundang setiap kita untuk datang kepada-Nya. Ia bukan saja akan
memuaskan rasa dahaga kita tetapi Ia juga akan membuat hati kita mengalirkan
aliran-aliran air hidup itu. Undangan ini berlaku untuk siapa saja, kita tidak
harus menjadi orang kaya, religious dan sukses lebih dahulu untuk memperoleh
air hidup itu. Sebagaimana perempuan Samaria yang hidupnya tercela, penuh rasa
takut, malu dan tertolak, namun kepadanyalah Yesus menawarkan air hidup. Izinkan Dia mengisi hati kita,
sampai ke relung hati kita yang terdalam. Hampiri Dia secara teratur dan terus
menerus, maka kita akan menemukan kekuatan, kuasa dan kasih-Nya yang tidak
pernah berkesudahan.
B3
Tanda-tanda apakah yang memberitahukan
bahwa Anda sedang mengalami kekeringan rohani akhir-akhir ini? Dari renungan
sepanjang minggu ini, langkah apa yang harus Anda lakukan untuk mengatasinya?
No comments: