5B – SALING MENASIHATI DAN MENDORONG
“Better Together” Day23
Oleh: GI Jimmy Setiawan
Senin, 10 September 2012
“Menghidupkan Atau
Mematikan?”
Amsal 15:1-7
B2
Apa yang dihasilkan oleh “lidah orang bijak” dan “lidah
orang fasik”?
Kita memiliki kekuatan untuk mematikan atau menghidupkan.
Banyak di antara berita-berita yang kita dengar dari dunia ini adalah berita
yang mematikan. Kepada kita diinformasikan: “Saudara tidak cukup pandai;
Saudara tidak cukup langsing; Saudara tidak cukup cepat; Saudara tidak cukup
baik.”
Di dunia di mana manusia dipukul dan tidak dihargai, kita
dapat memberikan keseimbangan pada hal-hal yang negatif. Kita dapat memberi
kekuatan dalam hidup dengan memberitakan: “Saudara berharga bagi saya, hidupmu
berharga dan memiliki tujuan, Allah mengasihi Saudara dan Saudara dapat
berharga bagi Dia.” Kata-kata kita mungkin satu-satunya pendorong yang didengar
orang hari itu. Kita dapat menjadi suara anugerah Allah dalam hidup mereka.
[Disadur dari buku Lebih Baik Bersama,
hal.100]
B3
Berikan kata-kata semangat, pujian, atau penghargaan kepada
minimal 10 orang hari ini!
***
Selasa, 11 September 2012
“Sebutan Yang
Memberkati”
Lukas 13:10-16
B2
1.
Apa yang Tuhan Yesus lakukan terhadap perempuan
itu? (ay. 11-13)
2.
Apa sebutan yang dipakai Tuhan Yesus kepada
perempuan itu? Mengapa? (ay. 16)
Kita melihat contoh dalam Lukas 13, di mana Yesus
menyembuhkan seorang perempuan yang bungkuk selama 18 tahun. Kemudian pemimpin
Sinagoge keberatan karena ia disembuhkan pada hari Sabat. Yesus membebaskan
dari ikatan iblis karena ia adalah “keturunan Abraham”. Ia tidak menyebutnya
sebagai wanita yang lumpuh atau wanita tua, tetapi sebagai seorang anak yang
terpilih dari bangsa Yahudi.
Dapatkah Saudara membayangkan betapa sebutan itu merupakan
berkat bagi perempuan ini? Yesus tidak sekedar menyembuhkan fisiknya tetapi Ia
juga mengangkat dia. Ia adalah keturunan Abraham, layak untuk diperhatikan dan
penting untuk segera memperoleh pertolongan pada waktu yang ditentukan.
[Disadur dari buku Lebih Baik Bersama,
hal.100]
B3
Berikan kata-kata semangat, pujian, atau penghargaan kepada
minimal 10 orang hari ini (orang yang berbeda dari kemarin)!
***
Rabu, 12 September 2012
“Membangun Melalui
Perkataan”
Roma 15:1-7, 14
B2
1.
Dengan cara apakah kita mengutamakan kepentingan
orang lain? (ay. 1-2)
2.
Apa yang harus dilakukan oleh kita terhadap
saudara seiman lainnya? (ay. 14)
Dalam Perjanjian Baru, kata “mendorong” sering diartikan
“menjadi pendamping”. Kita mendampingi seseorang dengan “saling membangun”
melalui perkataan. Sama seperti Penolong yang Kudus itu datang mendampingi,
mengajar dan mengingatkan kita akan teladan Yesus (Yohanes 14:26).
Kita menjadi pendorong ketika kita berhenti melihat diri
sendiri dan mulai melihat sekeliling kita. Di mana-mana banyak kebutuhan dan
kesempatan untuk memberi dorongan. Ayat 2
mengatakan bahwa kita harus memprioritaskan kepentingan dan kebaikan orang demi
membangun mereka. Ketika kita melakukannya, kita telah menjadi serupa Kristus
yang lebih mengutamakan kepentingan kita daripada diri-Nya sendiri (ay. 3). [Disadur dari buku Lebih Baik Bersama, hal.101]
B3
Berikan kata-kata semangat, pujian, atau penghargaan kepada
minimal 10 orang hari ini (orang yang berbeda dari hari Senin dan kemarin)!
***
Kamis, 13 September 2012
“Menjadi Barnabas
Bagi Sesama”
Kisah Para Rasul
11:22-24
B2
1.
Apa yang dilakukan Barnabas kepada jemaat di
Antiokhia? (ay. 22-23)
2.
Apa buah pelayanan Barnabas? (ay. 24)
Nama Barnabas berarti “anak penghiburan” atau “anak
pendorong”. Tampaknya, pelayanan Barnabas sesuai dengan namanya. Ia diutus ke
Antiokhia untuk menasihati dan menghibur jemaat di Antiokhia yang menghadapi penganiayaan
(ay. 19). Pelayanannya ini bukan
pelayanan yang remeh. Allah memakai kata-kata nasihatnya untuk meneguhkan dan menobatkan
para pendengarnya (ay. 24).
Walaupun nama kita bukan Barnabas, kita dapat menjadi
“Barnabas” bagi sesama saudara seiman. Melalui perkataan, kita dapat mengangkat
orang yang sedang jatuh, menghibur yang berduka, menguatkan yang lemah,
mengarahkan yang sesat, menobatkan yang berdosa, dan memperjelas pimpinan Tuhan
bagi mereka yang membutuhkannya. Sungguh, kita dapat menjadi “mulut” Tuhan yang
memberkati dan menumbuhkan orang lain.
B3
Berikan kata-kata semangat, pujian, atau penghargaan kepada
minimal 10 orang hari ini (orang yang berbeda dari hari Senin, Selasa, dan
kemarin)!
***
Jumat, 14 September 2012
“Indahnya Nasihat”
Amsal 15:18-24
B2
1.
Apa itu nasihat?
2.
Mengapa kita membutuhkan nasihat dari orang lain?
(ay. 22-24)
Nasihat adalah petunjuk praktis yang dapat menolong kita
dalam menghadapi masalah yang spesifik atau mengambil keputusan penting. Nasihat
umumnya tidak bersifat moral. Misalkan, nasihat untuk kita memilih universitas,
pasangan hidup, atau jenis usaha. Walaupun tidak berkaitan dengan masalah
moral, nasihat sangatlah penting karena akan memudahkan serta menghindarkan
kita dari masalah-masalah besar di masa depan. Bayangkan bila kita salah
memilih universitas atau pasangan hidup. Kita akan mendatangkan kesengsaraan di
hidup kita.
Itu sebabnya, nasihat sangatlah dibutuhkan oleh kita.
Alangkah bijaknya kita bila mencintai dan mencari nasihat. Dengan mendengarkan
nasihat, kita belajar dari pengalaman jatuh bangunnya orang lain. Konfusius
mengatakan, “Orang yang pandai belajar dari kesalahan diri sendiri. Namun,
orang yang bijak belajar dari kesalahan orang lain.” Kita akan memperoleh jalan
yang lurus dan rencana yang matang bila kita rajin mendengarkan nasihat-nasihat
(ay. 21-22).
B3
Apakah Anda sedang dalam pergumulan untuk memutuskan
sesuatu? Mintalah nasihat dari beberapa orang yang dewasa rohani dan bijaksana.
***
Sabtu, 15 September 2012
“Akibat Salah Mendengarkan
Nasihat”
2 Samuel 17:1-14
B2
1.
Apa yang dinasihati oleh Ahitofel dan Husai
kepada Absalom? (ay. 1-3, 8-13)
2.
Mengapa akhirnya Absalom memilih Husai? (ay. 7, 14)
3.
Apa akibatnya? (ay. 14; 2 Samuel 18:15)
Absalom mendapatkan 2 macam nasihat dari 2 orang
kepercayaannya, yaitu Ahitofel dan Husai. Sebenarnya nasihat Ahitofel lebih
baik daripada nasihat Husai. Namun, Absalom lebih memilih nasihat Husai. Karena
mengikuti nasihat yang salah, Absalom akhirnya harus membayar dengan nyawanya
sendiri. Malapetaka hidupnya bermula dari kegagalannya membedakan nasihat dan
memilih nasihat yang keliru.
Itulah kehidupan. Kita seringkali diperhadapkan pada
berbagai pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu. Ternyata bukan hanya kita
memerlukan kemampuan mendengarkan nasihat. Kita juga harus memiliki kemampuan
membedakan dan memilih nasihat yang terbaik bagi kehidupan kita. Banyak
kegagalan dalam hidup sebenarnya berasal dari kebodohan kita dalam menaati
nasihat yang salah.
B3
Berdoalah dan mintalah pada Allah kemampuan untuk membedakan
nasihat yang baik dan buruk dengan jeli dan bijak.
***
Minggu, 16 September 2012
“Berhikmat
Karena Roh Kudus”
Kisah Para Rasul
6:1-10
B2
1.
Bagaimana Alkitab menggambarkan Stefanus? (ay. 5)
2.
Apa buah yang dimiliki Stefanus karena “dipenuhi
oleh Roh Kudus”? (ay. 8-10)
Stefanus adalah seseorang yang penuh iman dan Roh Kudus di
dalam hidupnya. Tidak heran, ia dipilih menjadi seorang pemimpin di gereja
mula-mula. Roh Kudus memberikan ia kuasa, karunia, dan hikmat yang luar biasa,
sehingga ia bisa melayani dengan sangat efektif. Inilah buah-buah orang yang
hidupnya bergantung erat pada Roh Kudus.
Bila kita ingin berhikmat dalam menasihati, menegur, dan
menguatkan orang lain, maka kita harus dipenuhi oleh Roh Kudus, Sang Sumber Hikmat
itu! Hikmat kita bukanlah hikmat manusia belaka. Hikmat
kita datangnya dari Allah yang memampukan kita berkata-kata dengan tepat.
Maukah kita menjadi orang yang berhikmat dalam berkata-kata? Hiduplah di dalam
pimpinan Roh Kudus setiap hari.
B3
Berdoalah dengan sungguh kepada Roh Kudus untuk menolong
Anda bertumbuh dalam berkata-kata dengan hikmat kepada orang lain!
No comments: