Slider[Style1]

Style2

Style5

Style4


Gereja sering membuat pemisahan untuk tidak berbicara masalah keuangan di dalam gereja. Seolah-olah tabu untuk berbicara masalah keuangan. Padahal uang adalah hal yang riil dalam kehidupan orang percaya. Sebaliknya gereja lain membesar-besarkan masalah keuangan bahkan menganggap kekayaan dan kesuksesan merupakan hal yang normatif bagi orang percaya. Beberapa keyakinan kita mengenai kekayaan berdasarkan Alkitab:
1.) Kaya = boleh, Sangat kaya = tidak apa-apa, Kaya = membawa manfaat
Ada orang kaya yang benar-benar ditegur Tuhan. Namun ada pula orang-orang kaya yang diperkenan Tuhan bahkan benar-benar dipakai Tuhan melalui kekayaannya.

2.) Tuhan suka melihat anak-anak-Nya hidup dalam kesuksesan bahkan kekayaan.
Jika orang dunia saja yang tekun diberkati Tuhan, apalagi kita sebagai anak-anak-Nya yang telah
ditebus dan sungguh dikasihi-Nya. Uang dapat menjadi alat Tuhan yang luar biasa untuk melebarkan
Kerajaan Allah.


3.) Kekayaan bukanlah sesuatu hal yg normatif. Kekayaan ataupun kemiskinan adalah kasih karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang pilihan-Nya seturut dengan kebijaksanaan dan kedaulatan-Nya (Rm.12:6) Yang normatif adalah: dalam keadaan bagaimana pun kita, entah kaya entah miskin, entah semua lancar entah banyak pergumulan, kita harus memuliakan Tuhan. 


4.) Ada orang yg kaya karena diberkati Tuhan, ada pula orang kaya karena dibekati dunia, bahkan diberkati setan.
Namun ingin kaya = berhasrat kaya = bernafsu untuk kaya = dosa! lebih dosa lagi: mengandalkan kekayaan lebih dari Tuhan! yang paling dosa: memanipulasi Tuhan untuk mendapatkan kekayaan!


5.) Blessed Prosperity vs Cursed Prosperity
Kekayaan dapat mendatangkan berkat, namun juga dapat mendatangkan kutuk. Hamba Mamon punya beberapa ciri di I Tim 6:8-10: tidak ada rasa cukup (ay.8), jatuh ke dalam pencobaan (ay.9), masuk ke dalam jerat (ay.9), terikat berbagai nafsu yg hampa dan mencelakakan (ay.9), menyimpang dari iman (ay.10), menyiksa diri dengan berbagai-bagai duka (ay.10) yang akhirnya kita tenggelam dalam keruntuhan dan kebinasaan.


6.) Miliki hidup yang “bebas dalam keuangan” (FINANCIAL FREEDOM)
Ciri-ciri financial freedom: tidak mengandalkan dan mengejar uang, memberi kepada Allah dan sesama (menyerahkan diri pada tujuan dan kehendak Allah dalam keuangan), tidak membanggakan kepemilikan dan kekayaan, menginvestasikan pada hal yang benar, berani melepas keuntungan demi pekerjaan Tuhan.


7.) Uang adalah perkara rohani
CARI UANG = DIMULAI DARI CARI TUHAN! Tuhan adalah pemilik, segala sesuatu adalah kepunyaan-Nya (Mazmur 24:1). Kita tak memiliki apapun (kita tak punya kuasa untuk ikat kekayaan itu (Pkh. 5:13). Kita datang ke dunia dengan telanjang, tinggalkan dunia pun tak bisa genggam apapun. Kita cuma mengelola milik Tuhan, inilah KUNCI KELIMPAHAN BERKAT. Pengelola = dapat dipercaya! mengenai berkat dan kutuk tergantung sikap hati pada Tuhan. Tuhan berkuasa membuka pintu masuk dan pintu keluar uang kita. (Mat 6:33; Ul 28:1-2).


8.) Ada prinsip-prinsip ilahi dalam memperoleh kekayaan. Hal ini dibahas khusus dalam seminar di Gereja kita, yaitu ”The Power to Reach Richness”


9.) Muliakanlah Tuhan dengan hartamu. Jelaslah bahwa uang mewakili persembahan diri kita kepada Tuhan. Menggunakan kekuatan, kecerdasan, inisiatif, kemampuan, dan kreativitas untuk memperluas Kerajaan Allah adalah tindakan HIKMAT, bukan perbuatan SIA-SIA. Allah tengah mencari di antara orang pilihan-Nya yang sanggup untuk menjadi pengelola kekayaan dunia untuk Kerajaan Allah.

Oleh: GI. David Purnomo


GKBJ Taman Kencana

Gereja Kristen Baptist Jakarta Jemaat Taman Kencana
Perumahan Taman Kencana Blok A1 No 16
Cengkareng Jakarta Barat 11730
Telp: 021 555 2868 Fax: 021 555 2869
Email: gkbj.taman@gmail.com | gkbj_taken@yahoo.co.id
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Tuliskan komentar anda disini.


Top