Slider[Style1]

Style2

Style5

Style4


Dua teologi yang salah (dua ekstrim yang harus dihindari):
1.) Teologi Kemakmuran (theology of prosperity). Pada intinya, kita ini adalah anak Raja dan Pencipta seluruh alam semesta ini. Kalau Bapa kita di surga begitu kaya raya, kita tidak mungkin miskin atau sederhana. Seperti dapat diduga, banyak orang Kristen yang terpikat dengan teologi semacam ini. Dalam survey majalah times September 2006, 61% orang Kristen percaya bahwa Allah ingin mereka makmur dan kaya. Bahaya teologi ini adalah ingin membenarkan “keserakahan/ketamakan” dan “cinta akan uang”.

2.) Teologi Kemiskinan (theology of poverty). Teologi kemiskinan bertolak belakang dari teologi kemakmuran (esktrim yang satunya). Menurut teologi ini, kita harus menderita seperti Kristus pun menderita selama hidup-Nya di dunia. Uang dan materi hanyalah menjauhkan kita dari Tuhan. Seperti bisa diduga, teologi ini kurang diminati. Namun, bukan berarti teologi ini tidak ada sama sekali. Kadang-kadang, ada saja anak Tuhan yang memiliki pandangan ini dalam hidupnya dan berkata “Tidak apa-apa saya miskin. Kalau saya menderita sekarang itu memang salib yang harus saya pikul.” Padahal alasan ini dipakai untuk menjadi dalih dia malas bekerja. Bahaya teologi ini ingin membenarkan “sikap kemalasan”.


Apa kesalahan terbesar kedua teologi ini? Keduanya tidak melihat secara menyeluruh pesan Alkitab tentang bagaimana Tuhan memelihara keuangan kita.
Teologi yang benar adalah teologi bendahara (theology of stewardship). Kita semua hanyalah bendahara dan manajer (pengelola) milik Tuhan. Artinya, semua uang di dompet dan rekening kita adalah milik Tuhan. Rumah dan segala isinya adalah milik Tuhan. Semua investasi kita adalah milik Tuhan. Tidak ada satu pun yang bukan milik Tuhan. Pemiliknya adalah Tuhan saja!

Bagaimana mempraktekkan dan menumbuhkan sikap seorang bendahara milik Tuhan?
1.) MENGHEMAT (the ministry of simplicity)!
Dengan menghemat kita selalu mengingatkan diri sendiri bahwa uang kita adalah milik Tuhan. Tidak patut untuk dihamburkan. Dengan menghemat kita mengalihkan pemakaian uang untuk sesuatu yang lebih penting bagi Kerajaan Allah!

2.) MELIPATGANDAKAN (the ministry of multiplication)!
Perhatikan bahwa hamba dengan lima talenta dan dua talenta sama-sama melipatgandakan uang majikannya. Hamba dengan satu talenta dijuluki “malas” (ay. 26) karena sama sekali membiarkan uang tersebut. Ia memang tidak memakainya, tetapi ia juga tidak mengusahakannya untuk kepentingan sang tuan. Dengan melipatgandakan uang dan harta maka kita memperluas kemungkinan dan potensi kita untuk semakin banyak melayani Kerajaan Allah.

3.) MELAYANI (the ministry of hospitality)!
Kita menyadari bahwa mobil, rumah, dan lainnya bukan milik kita tetapi milik Tuhan. Melalui semuanya, kita dapat melayani orang lain.

4.) MEMBERI (the ministry of generousity / charity)!
Akhirnya, kita harus memberi uang kita untuk pekerjaan Allah. Bukan hanya gereja melainkan semua pekerjaan Allah di dunia ini.
Allah sungguh peduli dengan dompet kita jika kita peduli dengan Kerajaan Allah (Matius 6:33). Ketika kita berkata bahwa Allah peduli dengan dompet kita, maka ini bukanlah soal uang. Ini adalah soal Kerajaan Allah! Keberhasilan kita sebagai seorang bendahara bukan dari seberapa banyak yang Allah BERIKAN melainkan seberapa banyak yang kita KEMBALIKAN kepada Allah! (Matius 25:20, 22)

Oleh: GI. Jimmy Setiawan

GKBJ Taman Kencana

Gereja Kristen Baptist Jakarta Jemaat Taman Kencana
Perumahan Taman Kencana Blok A1 No 16
Cengkareng Jakarta Barat 11730
Telp: 021 555 2868 Fax: 021 555 2869
Email: gkbj.taman@gmail.com | gkbj_taken@yahoo.co.id
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Tuliskan komentar anda disini.


Top