Slider[Style1]

Style2

Style5

Style4

Senin, 4 febuari 2013
Orang Sulit
Lukas 19:2-10

B2
1.       Bagaimana sikap orang banyak terhadap Zakheus? (ayat 3,7)
2.       Bagaimana respon Zakheus atas penerimaan Tuhan Yesus terhadapnya? (ayat 8,9)
Pengajaran
Orang sulit (difficult people)adalah orang-orang yang membuat kita senantiasa merasa sedih, memperburuk keadaan atau bahkan mencelakakan kita. Ada orang-orang yang, entah kenapa, tampaknya selalu menjengkelkan kita. Entah dari cara bekerja, cara berkomunikasi, atau hal-hal yang lain.  Atau juga orang-orang yang terbiasa menerima namun tidak terbiasa untuk memberi. Ketika mereka membutuhkan saya, mereka akan mengejar-ngejar saya dan terus mendesak saya. Namun setelah bantuan diberikan, mereka pun berlalu bersama sang angin dan tidak pernah terdengar lagi kabarnya hingga hari ini.  Beberapa teman hampir selalu sinis dan senantiasa "jeli" dalam melihat plus mengkritik segala kelemahan ataupun kesalahan saya. Mereka senantiasa bersikap negatif terhadap segala sesuatu.   Beberapa dari mereka bahkan sempat menjatuhkan nama baik kita.
Dalam hidup ini, kita kerap berhadapan dengan orang-orang semacam itu.  Namun jika kita berpikir sejenak, bukankah kita menemukan lebih banyak orang yang menjengkelkan atau tidak cocok dengan kita daripada jumlah orang yang dapat benar-benar cocok dan sepaham dengan kita? Lebih lagi, bukankah kadang-kadang pasangan hidup atau calon pasangan hidup kitapun kadang-kadang termasuk orang yang tidak dapat cocok dengan kita sehingga menimbulkan banyak konflik.
Jadi kita tidak bisa menghilangkan kehadiran orang sulit di sekitar kita.  Saya kuatir, bahwa bagi beberapa diantara mereka pun kita adalah sang orang sulit itu.  Jadi yang terpenting adalah bagaimana memandang kenyataaan ini dan meresponinya dengan benar,  Sesungguhnya dalam hidup ini tidak seorangpun dapat membuat kita sedih atau frustrasi jika kita tidak mengizinkannya.
Zakheus adalah satu contoh orang yang dihindari orang banyak.  Jika orang banyak tidak memusuhinya, tentu saat berdesakan untuk melihat Yesus orang banyak itu tidak ragu memberi Zakheus berdiri di depan mereka.  Badannya yang pendek toh tidak terlalu mengganggu pandangan si orang banyak.  Di sini kita melihat bagaimana respon Tuhan Yesus saat melihat si Zakheus, membangun hubungan dengan si orang sulit, dan kemudian memenangkan sikapnya sehingga akhirnya mengubah pribadi Zakheus.  Saya yakin akhir kisah ini adalah Zakheus mendapat penerimaan dari orang banyak karena ia tidak lagi berfokus pada diri sendiri, namun mau berbagi terhadap sesamanya. 
B3
1.       Daftarkan sikap-sikap orang yang paling tidak anda sukai.  Kalau perlu daftarkan nama-nama mereka.
2.       Sepanjang minggu ini, doakan agar Anda memiliki hikmat dalam berelasi dengan mereka dan akhirnya mengubah relasi Anda dengan dia menjadi lebih baik.


Selasa,5 febuari 2013
Mengasihi
Matius 7:11

B2        Apakah yang diberikan Bapa Sorgawi kepada anak-anak-Nya?
Pengajaran
Terjemahan yang tepat dari ayat ini seharusnya:  Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang berfaedah kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang berfaedah kepada mereka yang meminta kepada-Nya.Kata yang digunakan untuk baik disini adalah agathos yang artinya mendatangkan faedah, bukan kalos yang artinya mendatangkan kesenangan/kesukaan. Mengasihi adalah berusaha memberikan yang berfaedah untuk orang tersebut.  Apakah bisa disebut mengasihi jika kita hanya menyenangkan dengan menuruti kemauan seseorang akan hobi buruk yang akhirnya mencelakakan dia? 
Salah satu hal yang sering dilupakan orang adalah mengasihi tidak selalu identik dengan berusaha memuaskan keinginan orang lain. Kita harus sadar sepenuhnya kalau dalam hidup ini kita tidak akan pernah bisa memuaskan keinginan semua orang. Manusia begitu banyak dan beragam keinginannya sehingga kita tidak mungkin dapat memenuhi semua keinginan mereka. Tentu akan ada yang kecewa. Itu hal yang sangat wajar! Lagipula, jika kita senantiasa berusaha hidup menurut keinginan, pendapat dan kehendak orang lain, kita akan kehilangan jati diri kita dan mudah sekali diombang-ambingkan oleh perkataan orang lain. Kita menjadi orang yang tidak memiliki prinsip atau pegangan hidup.
Jadi, jangan merasa bersalah (guilty feeling) jika kita tidak bisa menyenangkan semua orang -  apalagi si orang sulit ini.  Namun jika Anda memiliki motivasi buruk atas seseorang, Anda harus merasa bersalah.
B3
1.       Apakah Anda sering merasa terintimidasi dengan kehadirang si orang sulit yang selalu memaksakan kehendaknya?  Anda harus tetap mengasihi orang itu.  kasihi orangnya, selalu harapkan kefaedahan bagi orang itu – sungguh pun Anda tidak harus selalu menuruti keinginannya
2.       Hampir semua “sikap yang menjengkelkan” sebenarnya muncul dari luka masa lalu yang pernah dialami sang orang sulit.  Jadi, berdoalah minta hikmat Tuhan untuk mengenali luka lama orang tersebut, dan doakan untuk kesembuhan luka memori / luka hati-nya.  Itulah hal yang paling dibutuhkannya dan akan membawa kefaedahan besar bagi dia dan relasionalnya.


Rabu, 6 Febuari 2013
Mengasihi Orang Sulit: Tuhan Sudah Beri Kemampuan Itu
Matius 5:44

B2        Apa yang diperintahkan Tuhan untuk kita lakukan bagi musuh kita, bagi orang yang telah menganiaya kita?
Pengajaran
Tuhan Yesus memberi perintah yang tegas dan gamblingKasihilah musuhmu.  Anda harus mengasih musuh Anda.  Anda mungkin pernah dianiaya secara fisik, emosional, bahkan keuangan dan masa depan Anda pun dihancurkannya.  Namun Tuhan Yesus meminta kita untuk mendoakan bagi kebaikan orang itu.
Dunia mengajarkan: kasihi diri sendiri dan kalau sempat kasihi orang lain, yakni  ketika engkau mempunyai waktu dan energi yang tersisa.  Untuk orang yang menyulitkan hidupmu, hindarilah dia!  Namun  Tuhan mengajarkan agar kita mengasihi diri kita sendiri dan mengasihi orang lain sama seperti kita mengasihi diri sendiri.  Jika kita bisa menyempatkan memperhatikan diri sendiri di tengah kesibukan, maka kita pun selayaknya menyempatkan memperhatikan orang lain di tengah kesibukan.  Lebih dari itu, kasih yang sama pun harus diterapkan kepada “musuh” kita, orang yang menyulitkan hidup kita.
Hal pertama yang harus kita pahami untuk dapat melakukan hal ini adalah: kita harus percaya bahwa Tuhan telah memberikan kita kemampuan dan kapabilitas yang cukup untuk dapat mengasihi mereka:  mengasihi diri sendiri, mengasihi orang lain, dan mengasihi musuh kita. Jika kita sering mengatakan kalimat-kalimat seperti: “sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa mengasihinya” atau “aku sudah berusaha, tapi memang sepertinya kita diciptakan untuk bermusuhan”, maka secara sadar Anda memutuskan untuk tidak mengasihi orang tersebut.  Anda pasti bisa karena Anda sudah diberi kuasa untuk mengasihi mereka.
Ingatlah bahwa mengasihi adalah sebuah kesengajaan bukan sekedar “mengalir” begitu saja.
B3
Masih ingatkah daftar orang dan sikap yang Anda buat Senin yang lalu?  Sekarang waktunya berdoa.  Doakan hal berikut ini:
“Tuhan Yesus, terima kasih Engkau telah memberikan aku bertemu dengan orang-orang yang menyulitkan hidupku (sebut nama dan sifatnya).  Aku percaya mereka Engkau tempatkan dengan maksud yang indah: untuk membentuk hidupku, dan mungkin juga untuk memakai aku menyembuhkan dia.  Tuhan Yesus, terima kasih untuk kasih sorgawi yang telah Engkau berikan dalam hatiku.  Kasih yang melampaui kedaginganku, kasih yang melebihi perasaan manusiawiku, kasih sempurna dari Bapa Sorgawi ada padaku.  Aku mau mengasihi  orang-orang ini (sebutkan namanya).  Aku akan berdoa untuk kebaikan dan kefaedahan hidupnya.  Aku mendoakan untuk kesembuhannya.  Aku mengasihi dia, dan pasti menang dalam mengasihi dia.  Semua karena kasih karunia-Mu, Tuhan.  Terima kasih untuk kemenangan yang telah Engkau berikan padaku dalam menyangkal diri dan menebar kasih kepadanya (sebut namanya).  Dalam nama Tuhan Yesus.  Amin.




Kamis, 7 Febuari 2013
Mengasihi Orang  Sulit: Jangan Berprasangka, Dekatilah Dia
Yosua 5:13

B2        apa yang diperbuat Yosua di dekat Yerikho?
Pengajaran
Kebanyakan orang memfokuskan pikiran, hati, dan tindakannya untuk menjauhi orang-orang yang tidak ia sukai dengan pikiran: “semakin jarang aku bertemu dengan dia, semakin kurang aku sakit hati.” Prinsip seperti ini tidak salah, namun pasif dan tidak produktif.  Lebih jauh, prinsip ini membuat hidup kita dalam jangka panjang sangat tidak nyaman.  Kita tidak menyelesaikan persoalan, namun menimbun masalah.  Pada akhirnya persoalan kecil akan membesar seiring dengan kejadian-kejadian lain yang muncul.  Perasaan tidak nyaman pun berubah, dan kita memandang dia sebagai musuh dalam selimut. 
Yosua punya prinsip yang sangat transparan.  Ia ingin memastikan orang  yang berdiri di hadapannya itu kawan-kah atau lawan-kah.  Seorang lawan pun harus didekati untuk ditanya, apalagi seorang kawan.  Semakin kita menjauhi dia, semakin banyak prasangka negatif yang muncul, dan semakin jauh hati kita dengan orang itu.  semakin kita mendekati dan membangun hubungan, semakin kita mengenali persoalan pribadinya, semakin mudah muncul simpati terhadapnya, dan semakin dekatlah jarak hati kita kepadanya.  Dan kalau secara mental kita tidak lagi menyimpan kebencian, emosional dan nafsu negatifterhadapnya, akan timbul niat dan keberanian untuk membangun kedekatan, mengampuninya,  bahkan membawa kesembuhan bagi dia. 
B3        ini langkah yang lebih sulit dari hari kemarin.  Jika kemarin Anda hanya mendoakan kebaikan orang itu, kini Anda harus bertindak menghampirinya.  Buatlah sapaan dan bangunlah percakapan ringan dengan orang itu.  Menangkan hatinya, dan pastikan dia sebenarnya juga manusia yang layak dikasihi – atau minimal orang yang layak untuk Anda kasihani.  Pastikan juga bahwa dia sebenarnya bukan musuh Anda, dia tidak membenci Anda.  Memang ada sikapnya yang salah bahkan menurutAnda kelewatan, namun cobalah meraba perasaannya yang sebenarnya. 
            Jika Anda telah melakukannya, malam ini berdoalah dengan syukur untuk pertolongan Tuhan menjumpai orang itu, dan berdoalah ada mujizat Tuhan untuk terjadinya kesembuhan relasi antara Anda berdua.


Jumat, 8 Febuari 2013
Mengasihi Orang  Sulit: Semua orang bisa berubah
Matius 7:1

B2        Apa yang diperintahkan Tuhan Yesus dalam ayat ini?
pengajaran
Beberapa orang mengatakan: “Ada beberapa orang yang memang pantas dibenci di dunia ini” yang lain mengatakan: “Dasar pembohong! Kamu memang sudah tidak dapat diperbaiki.” Kalimat-kalimat tadi secara tidak sadar membiasakan diri kita untuk menghakimi orang lain. Sedangkan Tuhan Yesus jelas-jelas berkata bahwa kita tidak boleh melabeli atau menghakimi orang lain.
Jika kita cukup jujur, bukankah sebenarnya kita bukannya jengkel terhadap orang itu – namun kita jengkel karena “saya sudah direpotkan atau dibikin susah” oleh kehadiran orang itu.  makanya karena kesal, saya mulai mengkotakkan pribadi ini pada sifat yang paling merepotkan kita.  Padahal ada banyak bagian kepribadian orang tersebut yang baik.  ini adalah bentuk egoisme.  Kita memberi label  dan menghakimi dengan standar “saya.”  Egoisme adalah sifat yang menghambat anda untuk berpikir wajar,  sehingga anda susah untuk mengasihi.
Itu sebabnya Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk tidak mudah menghakimi dan memberi label negatif.  Bukankah orang bisa  berubah, namun label di pikiran kitalah yang kadang tidak berubah. 
B3        hari ini adalah waktu Anda berdoa untuk perubahan label.  Doakan orang sulit yang kemarin kita sapa, dan mulailah pikirkan perubahan apa yang orang tersebut butuhkan agar bisa lebih baik.  kini berdoalah agar hal itu bisa terjadi.  Doakan Tuhan memakai situasi dan relasi orang tersebut untuk mengikis karakter dan membentuk sikap-sikapnya.  Setelah itu, berdoalah agar Anda mulai melihat dia dengan cara pandang yang baru.  Melihat dia – bukan sebagaimana dia saat ini – namun sebagaimana dia nanti setelah diubah Tuhan.  Imani perubahannya, dan percayalah Tuhan sudah mulai bekerja untuk mengubah rekan kita.


Sabtu, 9 Febuari 2013
Orang  Sulit = Alat Tuhan Untuk Membentuk Kita Menjadi Serupa Kristus
Amsal 27:17

B2        Siapakah yang dipakai Tuhan untuk membentuk kita?
Pengajaran
Tuhan memakai sesama manusia untuk membentuk diri kita.  Orang yang menyenangkan diberikan Tuhan untuk memberi kita pertumbuhan, namun orang yang tidak menyenangkanlah yang membentuk diri kita.  Pernahkah Anda berpikir apa maksud Tuhan dengan menempatkan orang-orang sulit tertentu dalam kurun waktu tertentu di hidup kita?  Biasanya itu adalah maksud Allah untuk membentuk karakter kita secara khusus. 
Anda yang tidak sabaran akan diberi rekan kerja seorang yang lamban, agar Anda belajar buah Roh kesabaran.  Anda yang malas akan diberi atasan seorang penuntut, agar Anda menghargai kepercayaan yang diberikan kepada Anda.  Anda yang keras kepala akan diberi orang yang lebih keras kepala dari Anda, agar Anda tahu melembutkan hati.  Pendeknya, kehadiran orang sulit jangan ditanggapi dengan keluhan.  Bukan juga selalu ditanggapi dengan ide: saya harus mengubah dia, dia yang harus berubah.  Walaupun ada bagian karakter orang itu yang harus diubah, mungkin justru dia adalah utusan Tuhan untuk mengubah Anda.
Besi itu keras, sehingga harus ditajamkan dengan besi juga.  Jika Anda menghindari pembentukan Tuhan terus, Anda tidak akan pernah berubah menjadi serupa Kristus.  Terimalah setiap gesekan dengan orang sulit sebagai cara Tuhan mempertajam hidup Anda.  Bersyukur, dan nikmati saja keunikan setiap pribadi.  Penyesuasian diri Anda terhadapnya adalah kunci perubahan relasi di antara Anda.  Ingat, bukan aksi yang penting – namun respons!
B3        Tindakan hari ini menuntut kejujuran dan kerendahan hati.  Pikirkan kembali orang sulit yang telah Anda gumuli selama 5 hari ini.  Lalu pikirkanlah, mengapa Tuhan mengizinkan orang itu ada di sekitar hidup Anda saat ini.  Karakter apakah yang ada dalam diri Anda yang terus bergesekan dengan orang itu.  adakah hal yang sebenarnya ingin Tuhan pertajam dalam kehidupan kita.  Siapkah Anda untuk berubah?!!



Minggu, 10 Febuari 2013
Mengasihi Orang Sulit = Tanda Anda Orang Kristen Sejati
Lukas 6:32

B2       
1.       Siapakah yang dapat melakukan tindakan “mengasihi orang yang mengasihi dirinya”?
2.       Siapakah yang dapat melakukan tindakan “mengasihi orang yang tidak mengasihi dia”?
Pengajaran
Mencintai seseorang yang kita cinta itu gampang sekali, bahkan apa saja yang kita lakukan maunya untuk menyenangkannya. Seseorang rela berkorban segala-galanya demi orang yang dicintai.  Mencintai seseorang yang mencintai kita pun tidak sulit.  Segala kebaikan dan cinta orang itu membuat dengan mudah kita membalas bahkan melimpahi orang itu dengan kasih yang sama.  Kedua hal itu dapat dilakukan oleh semua orang, bahkan orang berdosa pun melakukannya.  Namun Tuhan Yesus memberi standar yang lain untuk orang percaya:  mengasihi orang yang tidak layak dikasihi. 
Jika Anda bertemu dengan seseorang yang menarik hati kita, itu bukan pilihan untuk mengasihi dia melainkan sebuah kesempatan. Ini tindakan manusiawi.  Namun jika Anda bertemu seorang tidak menarik bagi kita namun tetap mengasihinya, itu bukan kesempatan melainkan pilihan.  Respon otomatis Anda adalah menolak dia, namun Anda memilih untuk mengasihinya.  Ini tindakan ilahi!
Jika Anda bertemu orang sulit dan Anda kadang mengasihi kadang tidak mengasihi, seperti saklar lampu saja – itu bukan mengasihi, namun mengalah semata.  Kasih yang sempurna berarti belajar mengasihi orang yang memang tampaknya tidak layak untuk dikasihi – secara terus menerus. 
B3        Ini adalah hari terakhir pergumulan kita dalam melakukan firman, “mengasihi orang sulit.”  Persoalannya, orang sulit itu mungkin adalah keluarga dekat atau rekan kerja yang tiap hari kita harus bertemu dengannya.  Anda tidak bisa terus menghindari dia.  Yang Anda harus lakukan hanya satu: mengubah sikap Anda dari cuek dan jengkel menjadi kasih.  Ingat, mengasihi orang sulit adalah sebuah pilihan.  Ini tindakan ilahi. 
            Hari ini adalah perayaan Imlek.  Jika Anda merayakannya, ini adalah awal yang baik untuk mulai kembali menjalin tali silaturahmi, langkah awal dalam membangun hubungan secara baru.  Kiranya firman sepanjang minggu ini memampukan kita semua untuk mengasihi orang sulit di sekitar kita.



GKBJ Taman Kencana

Gereja Kristen Baptist Jakarta Jemaat Taman Kencana
Perumahan Taman Kencana Blok A1 No 16
Cengkareng Jakarta Barat 11730
Telp: 021 555 2868 Fax: 021 555 2869
Email: gkbj.taman@gmail.com | gkbj_taken@yahoo.co.id
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Tuliskan komentar anda disini.


Top