Slider[Style1]

Style2

Style5

Style4

Saat ini hari Valentin telah dirayakan di seluruh dunia sebagai hari untuk mengekspresikan kasih sayang.  Secara spesifik hari ini adalah hari khusus muda-mudi untuk berani menyatakan cinta kepada lawan jenisnya.  Belakangan untuk membuat hari ini dapat dirayakan lebih luas maka dijadikan hari menyatakan kasih sayang kepada orangtua, antar suami istri, bahkan antar kerabat dan teman.  Dari tradisi memberi bunga lambang cinta asmara, diperluas dengan pemberian coklat tanda manisnya hati, bahkan tukar kado sebagai tanda perhatian.  Walaupun pergeseran tradisi ini tampaknya membuat hari valentine tidak lagi spesifik untuk cinta sepasang kekasih namun tanpa disadari justru membuat hari valentine semakin popular.  Dan celakanya, spirit cinta asmara dalam perayaan valentine sebenarnya tidak pernah menjadi pudar.
Legenda hari Valentin biasanya dikaitkan dengan Santo Valentinus.  Namun tahukah anda kebenaran di balik cerita popular sang valentinus ini?  Berikut adalah penelusuran secara mendalam mengenai munculnya perayaan hari Valentin.

1.  PERIODE  ROMAWI  :  Perayaan LUPERCALIS
Perayaan Valentin purba merupakan perayaan musim semi, yakni saat burung-burung mencari pasangan. Di cuaca yang indah saat bunga bermekaran itu, mereka membuat pemujaan kepada dewa Lupercalia.  Perayaan dimulai pada 13-14 Februari, dimana mereka merayakan Juno Februata Sang Dewi Cinta (queen of feverish live).  Para pemuda mengundi nama para gadis untuk menjadi pasangan cinta mereka.  Inilah saatnya Dewa Cupido menembakkan panah asmara yang membuat setiap pasangan bebas bermabuk cinta.  Di tanggal 15 Februari barulah mereka memuja dewa Lupercallia yang gagah perkasa untuk meminta kesuburan dan perlindungan atas hasil tanah dan ternak.  Upacara ini disimbolkan dengan lecutan cambuk pada para wanita dan tindakan-tindakan lainnya.
Apa yang jarang diketahui adalah siapakah tokoh dibalik tradisi ini.  Lupercalia adalah sebutan untuk raja Nimrod sang pemburu perkasa yang meninggikan diri melawan Tuhan (Kej 10:9).  Para arkeolog telah menemukan Nimrod digambarkan sebagai pemburu dengan panah yang kemana pun diiringi seekor anjing ajag (lupus).  Lupercus adalah julukan Nimrod: Sang Pemburu dengan anjing ajag.  Valentinus adalah istilah Yunani yang artinya gagah perkasa, menunjuk keperkasaan sang pemburu yang tak terkalahkan ini.  Nimrod ini telah bercinta dengan ibunya sendiri di musim semi bulan Februari itu.  Cupido sendiri berasal dari kata yunani cupere yang artinya desire atau hasrat yang menggebu.  Cupido adalah penggambaran seorang anak yang dimabuk nafsu.

2.  PERIODE  KATHOLIK
Perayaan Valentin purba (lupercalis) ini merupakan perayaan yang sangat meriah dan ditunggu-tunggu para muda-mudi bahkan masyarakat luas.  Itulah sebabnya tatkala Kaisar Konstanstin menaklukkan Roma, tradisi ini tidak bisa dihilangkan begitu saja.  Kemudian muncullah sebuah kisah tentang Santo Valentinus yang hidup di masa pemerintahan Kaisar Claudius II  (268-270 M).   Kaisar Claudius II manganggap bahwa bala tentaranya akan makin kuat jika tidak menikah.  Akibat dilarang menikah, maka muncullan tradisi kumpul kebo.  Untuk menghindarkan hal ini, para rohaniwan gerejawi menikahkan mereka secara sembunyi-sembunyi  termasuk Santo Valentine.  Naasnya ia ketahuan sehingga dipenjarakan, dipukuli, dan akhirnya dipenggal kepalanya. Namun dalam penjara dia sempat berkenalan dengan putri seorang penjaga penjara yang buta.  Ia mengobatinya hingga sembuh dan jatuh cinta kepadanya. Sebelum pelaksanaan hukuman mati di tanggal 14 Pebruari 270, Valentine sempat menulis surat buat kekasihnya yang bertuliskan "from your Valentine.”  Kita tidak pernah bisa mengetahui benarkah kisah ini terjadi, namun legenda ini menjadi pijakan bagi penerimaan keberlangsungan perayaan Valentine di masa Kaisar Konstantin. 
Di tahun 496 M Paus Gelasius I mengukuhkan perayaan ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day. 

3.  PERIODE  SEKULAR-HEDONISME
Perayaan ini terus berkembang di Eropa dan meluas ke berbagai daerah yang mereka taklukkan.  Di tahun 1415  M  muncullah tradisi mengirim kartu Valentine.  Dan pada tahun 1537, Raja Henry VIII dari kerajaan Inggris menetapkan tanggal 14 Februari menjadi Hari Kasih Sayang.  Upacara gerejawi yang masih diselipkan pada perayaan Santo Valentin tidak lagi dilakukan.  Dan hari ini menjadi hari khusus untuk muda-mudi menyatakan cinta asmaranya.  Dewa Cupido yang tidak pernah menua menjadi simbol penting sepanjang festival kasih sayang ini.
Dalam perkembangannya, hari valentine ini diekspose dalam drama, film, lagu, dan makin menarik dengan berbagai bentuk cara mengekspresikan cinta.  Bahkan banyak gereja yang latah dengan budaya muda-mudi ini, sehingga harus menyelenggarakannya juga walau dikemas tanpa menyinggung cinta muda-mudi.  Namun demikian, api asmara yang menjadi cirri khas perayaan valentine ini tidak pernah menjadi pudar.  Tidaklah berlebihan jika hari valentine telah memberi sarana dan kesempatan untuk melampiaskan cinta,dan memberi legalisasi untuk membuat pernyataan cinta kepada lawan jenis. 

Menelusuri yang ada di balik legenda perayaan valentine ini, gereja perlu memikirkan ulang apa, bagaimana, dan mengapa mengadopsinya.  Apalagi jika kita menyadari kapan dan bagaimana seharusnya cinta kasih antara pemuda pria dan wanita dinyatakan.  Cinta harus diletakkan pada konteks yang tepat.  Cinta antara pria dan wanita harus dinyatakan dalam kedewasaan, eksklusif untuk seseorang, dan dalam konteks pranikah.  Cinta antara pria dan wanita tidak boleh disampaikan dalam konteks pergaulan biasa, yang bisa membara sesaat untuk kemudian layu.   Istilah keren seperti “Jesus is my valentine” tampaknya akan lebih mempublikasikan “valentine”-nya daripada kasih kita kepada Yesus.  Kasih persahabatan juga tidak perlu diungkapkan menunggu datangnya valentine.  Kalau tokh kita perlu memiliki hari kasih sayang, tidakkah Paskah merupakan kasih sayang tertinggi, terkudus, dan termulia yang diperagakan Sang Kasih untuk Anda dan saya?!!




GI David N Purnomo, ST, STh.

GKBJ Taman Kencana

Gereja Kristen Baptist Jakarta Jemaat Taman Kencana
Perumahan Taman Kencana Blok A1 No 16
Cengkareng Jakarta Barat 11730
Telp: 021 555 2868 Fax: 021 555 2869
Email: gkbj.taman@gmail.com | gkbj_taken@yahoo.co.id
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Tuliskan komentar anda disini.


Top